Human Interest

76 Hari Terombang-ambing Sendirian di Atlantik, Ini Kisah Callahan yang Kepribadiannya Terpecah Dua

Dua puluh tujuh (27) tahun yang lalu, tepatnya pada 1982 seorang pria bernama Steven Callahan mencoba berlayar sendirian.

Editor: Fifi Suryani
True Activist
Steven Callahan 

TRIBUNJAMBI.COM - Dua puluh tujuh (27) tahun yang lalu, tepatnya pada 1982 seorang pria bernama Steven Callahan mencoba berlayar sendirian.

Kisah pelayaran Steven Callahan yang saat itu berusia 29 tahun melintasi Atlantik.

Namun ternyata alam memberi kejutan dengan kemunculan mendadak seekor paus yang merusakkan perahunya.

Saat perahu hampir karam, Callahan berhasil meraih rakitnya dan menyelamatkan beberapa persediaan yang akan membantu keberlangsungan hidupnya selama 76 hari ke depan di lautan.

 

Hidup Bergelimang Harta dan Nyaris Miliki Segalanya, Ini yang Diinginkan Nia Ramadhani Tahun 2019

Hampir Menikah dengan Cucu Soekarno, Ini 5 Fakta Vanessa Angel yang Terjerat Prostitusi Online

Kapolda Sumsel Bertemu Pelaku Penabraknya, Zulkarnain: Harusnya Bantu Korban Terlebih Dahulu

Tangan Anda Selalu Berkeringat dan Basah? Bukan Lemah Jantung Penyebabnya, Sebenarnya. . .

Selama terombang-ambing di lautan itu, kepribadian Callahan terpecah menjadi dua.

Yakni sebagai kapten yang memerintahkan komando dan kru yang mengekskusi rencana.

Catatan yang dibuatnya bahkan mengungkap adu argumen antara keduanya dalam hal pemakaian ransum air.

Callahan memiliki delapan liter air, pancing, pemurni air, dan speargun.

Dia juga berhasil menyelamatkan bahan makanan seperti beberapa ons kacang, kacang panggang, telur, kubis, daging kornet, dan kismis.

Memiliki peralatan yang terbatas dan berbekal kreativitas, Callahan membuat alat navigasi kasar yang disebut sekstan menggunakan pensil.

Dengan menggunakan lokasi Bintang Utara dan sekstan, dia mampu memperkirakan posisi dan  arah mana yang akan dia tuju.

Callahan berharap arus dapat membawanya ke pulau-pulau di Hindia Barat, meski itu tidak terwujud.

Sementara Callahan bisa memancing untuk mendapatkan sedikit asupan kalori, dia kehabisan suplai air.

Tak hanya itu, Callahan juga terserang penyakit kulit karena paparan sinar matahari.

 

Piala AFF U-22 2019 - Bangun Timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri Panggil Asisten Pelatih Ini

GALERI FOTO: Cristiano Ronaldo dan Georgina Rodriguez Pamer Foto Mesra saat Liburan di Dubai

Agar Istrinya Kembali, Pria Ini Tega Gantung Anaknya Usia 4 Tahun dengan Posisi Terbalik, Hingga. .

Dipuji SBY Soal Freeport, Ini Tanggapan Said Didu tentang Kebenaran dan Pembenaran

Semakin lama terombang-ambing di laut, ekosistem ikan-kecil mulai terbentuk di sekitar rakit Callahan.

Lebih jauh, Callahan bahkan mulai mengenali mereka dan menganggapnya sebagai hewan peliharaan.

Pemurni air yang dimilikinya tidak benar-benar dapat berfungsi dan membuat Callahan harus menangkap air hujan dengan terpal agar masih dapat minum.

Selama 76 hari, Callahan melihat total ada 7 kapal yang melewatinya namun tak satu pun yang menyadari keberadaan dan menyelamatkannya.

Pada akhirnya, nasib Callahan diselamatkan oleh nelayan lokal yang lalu menjemputnya dari pulau Marie Galante di Karibia.

Saat diselamatkan itu, Callahan mengalami penurunan berat badan sebanyak 18 kg. 

 

Disebut Sandiaga Belum Sumbang Dana Kampanye Prabowo-Sandi, Ini Pembelaan PKS

Jokowi Pilih Kenakan Sarung di Malam Tahun Baru, Ternyata Ini Makna Filosofinya

Mulai 1 Januari 2019 Tipe Ponsel (HP) Berikut Tak Bisa Lagi Akses WhatsApp (WA)

Awalnya Diragukan Bisa Dapat US$ 4 Miliar untuk Tebus Saham Freeport, Inalum: Kami Kerja Mati-matian

 

Berita ini sudah tayang di laman Intisarionline dengan judul: Kisah Callahan yang Terombang-ambing 76 Hari di Atlantik Seorang Diri hingga Kepribadiannya Terpecah Dua

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved