Wanita Suku Himba Oleskan Bubuk Batu ke Tubuh, Tetap Lembab dan Bersih Meski Tak Pernah Mandi
Wanita Himba bahkan tak pernah mandi. Tapi mereka tetap cantik sampai-sampai dijuluki sebagai perempuan terindah di Afrika.
Wanita Suku Himba Oleskan Buah Ini ke Tubuh, Tetap Lembab dan Bersih Meski Tak Pernah Mandi
Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
TRIBUNJAMBI.COM - Bagi kebanyakan wanita di dunia, menjaga kebersihan diri dengan mandi dan perawatan tubuh adalah kunci menuju kecantikan.
Bahkan sampai ada wanita yang rela mengeluarkan biaya mahal guna menjaga kecantikan diri.
Namun hal yang berbeda justru dilakukan oleh para wanita Himba dalam hal menjaga kecantikan.
Wanita Himba bahkan tak pernah mandi.
Baca: Bacakan Pledoi, Hendri Sastra: Sungguh Prihatin, Pedih, dan Trenyuh Hati Saya
Baca: Target Iwan Cepi Macan Kemayoran Ini adalah Orang Kaya, Sekali Membunuh Segini Bayarannya
Baca: Kasus Pemberian Sound System tak Dilanjutkan oleh Bawaslu, Ini jawabannya
Tapi mereka tetap cantik sampai-sampai dijuluki sebagai perempuan terindah di Afrika.
Lantas, apakah rahasia kecantikan wanita Himba?.
Dikutip GridHot.ID dari National Geographic Indonesia, Suku Himba, atau yang juga dikenal dengan nama "suku merah" adalah suku yang berasal dari Namibia utara.
Dengan populasi yang hanya berjumlah sekitar 50 ribu, wanita dari suku ini diakui sebagai yang paling indah di seluruh Afrika.
Bukan hanya itu saja, kebiasaan suku Himba di Namibia membuatnya semakin dikenal di mancanegara.
Ya, suku Himba dikenal dengan penduduknya yang tidak mandi dengan air.
Hal ini karena lingkungan tempat tinggal mereka menjadi tempat paling ekstrim di bumi dengan iklim gurun yang membuat wilayah tersebut mengalami kekurangan air.
Karena tidak mandi dengan air, sebagai gantinya mereka mengoleskan tubuh mereka dengan Otjize.

Suku Himba menggunakan oker merah untuk menjaga kulitnya
Mentega dan oker merah yang dapat menjaga kulit mereka agar terlindungi dari matahari dan serangga.
Mereka memilih warna merah karena adanya sebuah kepercayaan yang mengatakan bahwa warna merah adalah simbol dari Bumi dan darah.
Otjize dibuat dengan cara menghancurkan batu oker merah menjadi potongan-potongan kecil.
Kemudian, pecahan tersebut dicampur dengan lemak dan mentega yang telah dipanaskan menggunakan asap.
Lapisan merah yang terdapat dalam oker dapat membantu melawan radiasi matahari yang menyengat, sekaligus menjaga kulit tetap lembap.
Wanita suku Himba menyakini bahwa hanya dengan menggunakan otjize, tubuh mereka akan tetap bersih tanpa harus mandi dengan air.

Suku Himba di Afrika
Tidak hanya pada tubuh saja, wanita suku Himba juga menggunakan otjize di bagian rambut.
Sebelum dilumuri dengan otijize, rambut para wanita harus dibentuk seperti kepangan.
Tidak hanya untuk mempermudah pemakaian otjize, kepangan tersebut juga digunakan sebagai penanda status mereka.
Bagi wanita yang belum menikah, mereka akan membagi kepangan rambutnya menjadi dua.
Sedangkan untuk wanita yang telah menikah, mereka akan membagi kepangan rambutnya dalam jumlah banyak.
Hal ini juga berlaku bagi pria dari suku Himba.
Bagi pria yang belum menikah, mereka akan menata rambutnya seperti bentuk tanduk di kedua sisinya.
Sedangkan pria yang sudah menikah, mereka hanya menutup rambutnya dengan menggunakan penutup kepala dan tidak perlu mengubah bentuk rambutnya.
Negara Namibia tempat dimana Suku Himba berada, berbatasan dengan Angola dan Zambia di utara, Botswana di timur dan Afrika Selatan di selatan.

Wanita suku Himba
Dikutip dari Antaranews, Namibia adalah sebuah negara muda yang baru mendapatkan kemerdekaan dari Afrika Selatan pada tahun 1990.
Sebagai sebuah negara dengan luas lebih dari Pulau Kalimantan, Namibia seolah-olah sebuah daratan kosong.
Namibia adalah negara dengan penduduk terjarang kedua dunia setelah Mongolia.
Meski kecil dalam jumlah penduduk, Namibia dengan wilayah yang begitu luas, memiliki banyak sumber alam.
Tak hanya Suku Himba, di Namibia juga ada suku San (bushman).
Keberadaan suku San lebih dikenal berkat film komedi 'Gods Must Be Crazy' karena pemeran Xixau berasal dari suku San.
Lokasi shooting film Hollywood tersebut juga dilakukan di gurun Namibia.(*)
Baca: Bacakan Pledoi, Hendri Sastra: Sungguh Prihatin, Pedih, dan Trenyuh Hati Saya
Baca: Target Iwan Cepi Macan Kemayoran Ini adalah Orang Kaya, Sekali Membunuh Segini Bayarannya
Baca: Kasus Pemberian Sound System tak Dilanjutkan oleh Bawaslu, Ini jawabannya
TONTON VIDEO TERBARU KAMI: RIBUAN KERANG TERDAMPAR DI PANTAI
IKUTI INSTAGRAM KAMI: