Gunung Anak Krakatau Naik Level Siaga Level III, Warga Diminta Hindari Radius 5 Km
Perubahan status ini dikonfirmasi oleh Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Anak Krakatau Kushendratno.
Dari pos pemantau di Pasauran pukul 18.00 WIB tadi, kata dia, Gunung Anak Krakatau terpantau ditutupi kabut dan lava panas yang mengalir ke laut. Sementara tinggi kepulan awan panas mencapai 300 hingga 600 meter di atas kawah.
Kushendratno meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik soal turunnya abu vulkanik dari erupsi Gunung Anak Krakatau, walau saat ini status gunung ini berada di status waspada atau Level II.
Masyarakat direkomendasikan untuk tetap beraktivitas seperti biasa, namun tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius dua kilometer.
"Jangan percaya isu yang menimbulkan kepanikan, jika ingin informasi soal Gunung Anak Krakatau, silahkan datang langsung ke pos pemantauan di Pasauran," pungkas dia.
Abu vulkanik sudah biasa turun
Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau yang turun di Cilegon ternyata sudah dianggap biasa saja bagi warga Sirih, Desa Kemasan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.
Baca: Mengenal Satuan Bravo 90 TNI AU - Tahapan Rekrutmen, Kerasnya Latihan, Miliki Kemampuan 3 Matra
Baca: Video Pembentukan & Pendidikan Kopaska TNI AL - Latihan Sampai Batas Kemampuan Manusia
Baca: Siap Bikin Resolusi 2019? Ini 1 Hal yang Perlu Dilakukan Setiap Zodiak Sebelum Akhir Tahun!
Salah satu warga, Novi, menyebut abu sudah sering turun di kampungnya.
"Sudah biasa sejak beberapa bulan lalu, apalagi sejak tsunami tanggal 22 itu, sering dan hampir tiap hari, suami saya pulang dari masjid sandal sudah ditutupi abu," cerita Novi kepada Kompas.com, Rabu.
Sering turunnya abu di kampungnya membuat Novi tidak begitu kaget saat mendengar abu Gunung Anak Krakatau turun di Cilegon.
"Di sini sudah biasa, kami cuma senyum saja saat warga Cilegon heboh," kata dia. (*)
Baca: Ini Kata Petugas Keamanan Apartemen Tentang Penangkapan Steve Emmanuel Karena Narkoba
Baca: Hanya Satu Wanita yang Bisa Bikin Soeharto Minder hingga Kepergian Belahan Jiwa, Kesedihan Terpendam