Tsunami Selat Sunda

Sulis Merasa Tuhan Berkata Lain, Kisah Ibu Hamil dan 59 Mahasiswa Universitas Indonesia yang Selamat

Sulis yang terendam air laut pun merasa hidupnya akan segera berakhir. Namun, Tuhan masih berkata lain terhadapa takdir hidupnya.

Editor: Duanto AS
KOMPAS.com/ DASPRIYANI Y ZAMZAMI
Warga sedang melakukan shalat jenazah terhadap korban tsunami yang ditemukan warga di dusun Lamseuno 

//

Ibu hamil dihajar gelombang

Tsunami Banten dan Lampung meninggalkan banyak kisah dan perjuangan dari korban yang selamat.

Dari sekian banyak korban selamat gulungan gelombang Tsunami Banten dan Lampung yang baru saja terjadi, kisah perjuangan Sulis menarik untuk disimak.

Pemilik warung soto, Sulis berhasil selamat setelah tergulung gelombang Tsunami Banten dan Lampung yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) dan menjadi salah satu korban selamat yang memiliki kisah menarik.

Dalam kondisi hamil 6 bulan dan merasa hidupnya nyaris berakhir, Sulis berhasil menjadi korban selamat setelah tergulung gelombang Tsunami Banten dan Lampung.

Diketahui, gelombang tsunami setinggi 2 sampai 2,5 meter menghantam daerah pesisir pantai Banten-Lampung dan sekitarnya.

Peristiwa alam ini terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam.

Dilansir Grid.ID dari Banjarmasin Post, bencana nahas ini diduga dipicu oleh aktivitas vulkanik anak gunung Krakatau yang berstatus waspada.

Aktivitas vulkanik yang terjadi di anak gunung Krakatau menyebabkan terjadinya longsoran didalam laut.

Longsoran ini menyebabkan naiknya permukaan air laut karena adanya tekanan besar dari dalam air.

Berdasarkan data yang dikumpulkan Posko BNPB hingga Senin (24/12/2018) pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1016 luka-luka dan 57 hilang.

Salah satu korban yang selamat adalah Sulis, pemilik warung soto di Desa Way Muli Timur yang berada di pesisir pantai Lampung.

Foto udara suasana desa Sambolo setelah diterjang Tsunami Selat Sunda Pandeglang, Banten, Senin (24/12/2018). Sejumlah bangunan tampak porak poranda setelah diterjang Tsunami Selat Sunda.
Foto udara suasana desa Sambolo setelah diterjang Tsunami Selat Sunda Pandeglang, Banten, Senin (24/12/2018). Sejumlah bangunan tampak porak poranda setelah diterjang Tsunami Selat Sunda. (Tribunnews/Jeprima)

Kala peristiwa terjadi, Sulis menuturkan jika dirinya dan dua anaknya sedang bersiap-siap hendak tidur.

Tanpa peringatan apapun, gelombang bsar dengan kekuatan dahsyat menghantam rumahnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved