Perjuangan Nelayan Rajabasa yang Sudah Digulung Ombak di Dekat Anak Krakatau, Saksikan Rekan Hilang
Saat peristiwa terjadi, Puji dan beberapa temannya sedang mencari ikan menggunakan perahu jukung dengan jarak saling berdekatan.
Nelayan ini sedng memancing bersama teman-temannya saat tsunami menimpa mereka.
TRIBUNJAMBI.COM, RAJABASA – Keletihan dan trauma terlihat jelas di raut wajah seorang nelayan bernama Puji (27), warga Desa Kenali, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Senin, 24 Desember 2018.
Puji beruntung karena selamat dari terjangan tsunami yang melanda kawasan pesisir Lampung Selatan pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam.
Puji pun menceritakan pengalaman mengerikan saat gelombang tsunami menghantamnya.
Baca: Update Tsunami Banten & Lampung - 373 Meninggal Dunia, 1.459 Luka-luka, 128 Hilang & 5.665 Mengungsi
Baca: Transaksi Akuisisi Freeport Merembet ke Bursa Saham, Berefek Positif pada 3 Emiten Tambang
Baca: Inilah Daftar Nama 61 Orang Korban Tewas Tsunami di Lampung
Saat peristiwa terjadi, Puji dan beberapa temannya sedang mencari ikan menggunakan perahu jukung dengan jarak saling berdekatan.
Puji mengaku lokasinya memancing hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Gunung Anak Krakatau (GAK).
Saat ditemui di Dermaga Canti, Puji mengatakan, ia melaut bersama 13 nelayan.
Kemudian terdengar suara reruntuhan.

“Selang lima menit kemudian terjadi gelombang tinggi menghantam perahu kami,” kata Puji.
Gelombang tinggi menerjang tiga kali.
Pada hantaman pertama, perahu yang mereka tumpangi oleng.
Pada kesempatan kedua, perahu mereka terguling.
Para nelayan pun tercebur ke laut.
Beruntung, Puji dan tiga nelayan lainnya selamat karena terdampar di sebuah pulau.
“Kemudian gelombang yang ketiga, kita terbawa arus. Keesokannya, saya terdampar di sebuah pulau. Di sana juga ada tiga teman saya yang juga terdampar. Kita lalu diselamatkan kapal motor nelayan yang lewat lalu dibawa ke Sebesi,” beber Puji.