Lengser dari Kursi Presiden, Pengawal Soeharto Ungkap Watak dan Sifat Asli The Similing General
Soeharto menjabat Presiden RI selama 32 tahun. Masa yang lama bagi seorang Presiden untuk berkuasa. Saat tengah memimpin tak ada yang berani menentang
Usai dilengserkan oleh gerakan mahasis, tak banyak yang tahu kabar Mantan presiden Soeharto. Sang pengawal ungkap sifat dan watak aslinya
TRIBUNJAMBI.COM - Lengser menjadi presiden pada 21 Mei 1998 tak banyak orang yang tahu apa yang dilakukan Soeharto setelah tak lagi jadi Presiden.
Soeharto menjabat Presiden RI selama 32 tahun.
Masa yang lama bagi seorang Presiden untuk berkuasa.
Baca: Tak Lagi Menjabat dan Dijauhi, Watak Asli Soeharto Terlihat, Bikin Kaget Pengawal yang Menjaganya
Baca: Fakta Terbaru Pasca Tsunami Banten - Kekurangan Kantong Jenazah & Nasib 12 Nelayan Belum Ditemukan
Baca: Video Deddy Corbuzier Bicara soal Habib Bahar Bin Smith yang Terjerat Kasus Penganiayaan Anak
Saat tengah memimpin tak ada yang berani menentang Soeharto.
Sosoknya yang bertangan dingin membuat dirinya sangat ditakuti.
Namun krisis moneter pada tahun 1998 dan demonstrasi mahasiswa serta rakyat di berbagai wilayah Indonesia menuntut Soeharto mundur, membuat "the smilling General" memilih mengundurkan diri.
Setelah "lengser", tak banyak yang mengetahui kehidupan kesehariannya.

Soeharto dilengserkan melalui gerakan mahasiswa pada 1998, setelah 32 tahun berkuasa.
Peristiwa itu puncaknya pada 23 Mei 1998, setelah desakan mahasiswa dari penjuru Tanah Air.
Meski lengser, Soeharto masih mendapat pengawalan khusus dari militer.
Cerita sosok 'The Smiling General', sebutan orang Barat untuk presiden ke-2 RI itu karena raut mukanya yang selalu tersenyum, disampaikan oleh Maliki Mift.
Maliki Mift menyimpan kenangan berarti selama mendampingi Soeharto, setelah lengser pada 1998.
Baca: Ucapan Selamat Natal Dalam Berbagai Bahasa di Dunia, Bisa Untuk Update Status di Medsos dan WhatsApp
Baca: 7 Lagu Natal Terbaru 2018 - Mulai Sia hingga John Legend
Dia diperintahkan Kepala Staf Angkatan Darat kala itu menjadi pengawal khusus Soeharto.
Dianggap Lancang Gebrak Meja di Depan Soeharto, Begini Nasib Sang Jenderal Selanjutnya ()