Pasukan Khusus TNI AL, Kopaska Dibekali Kondom Berperang di Papua, Misi Siap Gugur Buat Gentar Lawan

Aksi Komando Pasukan Katak atau Kopaska saat Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat (Papua) dari tangan Belanda diantaranya.

Editor: bandot
Tribunnews.com
Pasukan elite Kopaska yang terkenal dengan sebutan Hantu Laut 

Pasukan Kopaska yang memiliki motto Tan Hana Wighna Tan Sirna (Tidak Ada Rintangan yang Tidak Dapat Diatasi) tetap memiliki semangat tempur, tinggi meski hanya berbekal persenjataan yang tersisa.

Persenjataan itu, antara lain senapan laras panjang yang hanya efektif untuk keperluan pertempuran jarak dekat.

Seperti Madsen M-50 buatan Denmark.

Baca: Dipaksa Nikah dan Menafkahi Keluarga Vicky Prasetyo, Angel Lelga: Mereka Numpang Hidup Dengan Saya

Baca: Prabowo Samakan Indonesia dengan Beberapa Negara Miskin di Afrika: Saya tak Ingin Dituduh Menghasut

Baca: Polisi Ungkap 8 Fakta Mencengangkan, Pembunuhan Sadis Perempuan Muda yang Tewas Tanpa Busana

Padahal idealnya, personel Kopaska bersenjata senapan serbu AK-47 buatan Rusia.

Mengingat demi mendukung Operasi Trikora, APRI telah membeli senapan AK-47 dalam jumlah besar.

Semula personel Kopaska juga kesulitan menemukan alat pemicu bahan peledak di gudang PT PAL, karena telah dibawa oleh pasukan lain.

Tapi beruntung, mereka masih menemukan beberapa gulung kabel firecord yang merupakan kabel berisi bahan peledak berkekuatan tinggi.

Itu bisa difungsikan sebagai pemicu bahan peledak.

Follow Instagram Tribun Jambi

Dalam misi tempurnya, pasukan Kopaska juga selalu dibekali kondom dalam jumlah banyak.

Apa guna kondom itu?

Ternyata, kondom itu untuk kepentingan membungkus bahan peledak atau detonator yang akan digunakan untuk operasi bawah air (underwater demolition).

Saat itu, kebetulan setiap personel Kopaska hanya mendapat pembagian kondom dalam jumlah terbatas.

Baca: Kabar Istrinya Selamat Ternyata Hoaks, Ifan Seventeen Bertahan di Lokasi Pasca Bencana Tsunami

Baca: Saat Keluar Penjara Nanti, Ahok Disebut-sebut Makin Kaya Raya, Mengapa Kekayaannya Bisa Bertambah?

Mereka sudah membayangkan misi peledakan bawah air akan mengalami kesulitan akibat kekurangan kondom itu.

Pada awal Agustus 1962, pasukan Kopaska sudah tiba di Teluk Peleng, Maluku dan bersama pasukan lainnya sudah siap melaksanakan operasi tempur habis-habisan (all out) melawan pasukan Belanda.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved