Kisah Kelam Operasi Terbesar Tentara Indonesia di Timor Timur, Saksi Hidup Ingat Kekerasan

Operasi Seroja puluhan tahun banyak korban jiwa berjatuhan, baik dari pihak Indonesia maupun dari pihak Timor Timur.

Editor: Nani Rachmaini
Kopassus memburu Fretilin 

Ternyata sungai itu kering, tidak ada apa-apa, buaya saja tidak ada.

Operasi serbuan udara dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 1975 pukul 22.00.

Melansir dari Intisari, operasi serbuan udara itu melibatkan banyak personel.

Sebanyak 390 personel Yonif Linud 328 diterjunkan bersama pasukan lainnya, yakni Yonif Linud 401 (533 orang), Mabrigif Linud 17 (9 orang), Ton Parako, Pakhas TNI AU (158 orang) guna menguasai Bandara Internasional Baucau.

Mereka diangkut dari Pangkalan Udara Kupang dengan pesawat angkut Hercules C-130 sebanyak 18 sortie.

Sebelum pasukan ini terjun, perlindungan udara lebih dulu dilakukan.

Sasaran pasukan diserang oleh pengebom B-26 dan OV-10 Bronco.

Lokasi penerjunan bukanlah lahan yang mulus tetapi berbatu karang.

Baca: Paskhas TNI AU Todong Senjata ke Interfet Pimpinan Australia, Pasukan Asing Berhenti Sok Aksi

Akibatnya pasukan mengalami luka-luka hingga babak belur.

Satu personel Yonif Linud 328 dinyatakan hilang.

Selain kejadian tersebut operasi terbilang lancar.

Bandara Baucau berhasil dikuasi dalam kondisi relatif utuh.

Melansir dari Tribun Batam, seorang veteran, Mukilan menceritakan bagaiamana kondisinya saat mengikuti Operasi Seroja.

Mukilan yang 76 tahun itu bergabung menjadi anggota korps marinir.

Ia pertama bergabung dalam pasukan elit Indonesia itu pada 1962.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved