Jadi Korban Tsunami Banteng yang Selemat, Begini Kesaksian Komedian Ade Jigo, Awalnya Terjadi Gempa
Tsunami menerjang wilayah Banten dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12/2018) malam.
TRIBUNJAMBI.COM - Tsunami menerjang wilayah Banten dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Berdasarkan informasi sementara, BNPB mencatat ada sebanyak 20 orang meninggal dunia.
Dalam insiden ini, Grup Band Seventeen dikabarkan turut menjadi korban.
Kabar tersebut dibagikan oleh Rian D'MASIV lewat status di akun Instagram-nya.
Rian menulis, para personel Seventeen, yakni Bani (bass), Yudhi (gitar), Herman (gitar), Andi (drum), dan Ifan (vokal) serta para kru Seventeen belum ditemukan.
"Pray for seventeen band... terkena ombak saat manggung di pantai carita... beberapa crew dan personil blm ditemukan... mohon do’a agar semuanya baik2 saja,” tulisnya.
Baca: Kabar Duka Update Tsunami Banten, Bassist Band Seventeen Dikabarkan Meninggal Dunia Usai Bencana
Baca: Hari Penuh Ceria Bagi Pisces, Tapi Hari Waspada Buat Cancer, Ramalan Zodiak Minggu 23 Desember 2018
Baca: Ramalan Zodiak 23 Desember 2018, Aries Perubahan Besar, Leo Saatnya Buktikan Cintamu ke Dia
Hingga berita ini diturunkan belum ada informasi lainnya terkait kabar dari personel maupun crew dari grup band Seventeen.
Selain personel grup band seventeen, Artis Komedi Ade Dora yang tergabung grup lawak Jigo juga menjadi korban tsunami di Banten.
Ade diketahui menjadi presenter sebuah acara di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten, ketika gelombang tinggi menerjang lokasi itu sekitar pukul 21.33 WIB.
Lewat akun Instagramnya, Ade menginformasikan bahwa dirinya turut menjadi korban tsunami.
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Kami korban gempa dan tsunami di Tanjung Lesung, ini sudah ada di titik kumpul," ucap Ade dalam video yang diunggah di Instagramnya.
Sebagaimana dikutip TribunJakarta dari Kompas.com, terlihat dalam video, bagian mata Ade mengalami luka dan bengkak.
Baca: Debut Egy Maulana Vikri Kecoh 2 Pemain Lawan, Main di Tim Utama Lechia Gdansk Cukur Gornik Zabreze
Baca: Tsunami Banten, Band Seventeen Dikabarkan Terkena Ombak Saat Manggung dan Belum Ditemukan
Baca: Tsunami di Banten dan Lampung, 3 Orang Tewas, 21 Terluka Akibat Gelombang Tinggi di Pandeglang
Ia kemudian meminta agar secepatnya dikirim bantuan ke sana.
"Minta tolong segera bantuannya. Segera karena banyak anak kecil dan ibu hamil. Saya minta tolong segera bantuan terkait," ujar mantan personel Teamlo ini.
"Saya salah satu korban selamat tsunami Tanjung Lesung, diawali dengan gempa dulu. Tiba-tiba air datang dan akhirnya kami terbawa arus. Mohon bantuannya terima kasih," tambahnya.
Ade juga mengabarkan bahwa ia dan beberapa korban sedang berada di Klinik Alinda Husada. Ia pun memperlihatkan kondisi korban lainnya yang dirawat di klinik tersebut.
Dari data pencarian Google, klinik tersebut berlokasi di Jalan Raya Panimbang Tanjung, Panimbangjaya, Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.
"Kondisi klinik Alinda usaha tmpt sy dan anak2 di rawat, kondisi sebagian sdh ada yg pulang..mohon doanya semua semoga istri sy @meucha dan sahabat sy @argojimmygo selamat dan bisa berkumpul bersama kita..Amiin," tulis Ade pada keterangan video.
Baca: Jadwal Live Streaming Cardiff City Vs Manchester United, Live MU di RCTI, Begini Cara Nonton di HP
Baca: Jenderal Mad Dog yang Jiper saat Lihat Kopassus Minum Darah Kobra, Mundur
Penyebab tsunami Banten dan Lampung Selatan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan bahwa tsunami telah menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda.
Tsunami terjadi pada 22/12/2018 sekitar pukul 21.27 WIB.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, beberapa wilayah pantai di Selat Sunda, di antaranya adalah pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
Menurut BMKG, terjadinya tsunami di beberapa wilayah pantaui Selat Sunda bukan dipicu oleh gempabumi.
Berdasarkan rekaman seismik dan laporan masyarakat, peristiwa ini tidak disebabkan oleh aktifitas gempabumi tektonik, namun sensor Cigeulis (CGJI) mencatat adanya aktivitas seismic dengan
durasi kurang lebih 24 detik dengan frekwensi 8-16 Hz.
"Tidak terdeteksi adanya aktivitas tektonik," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho berdasarkan siaran pers yang diterima TribunJakarta.com, Minggu (23/12/2018).
Sutopo menjelaskan, kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
"Pada saat bersamaan terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama. Jadi ada kombinasi antara fenomena alam yaitu tsunami dan gelombang pasang," tutur Sutopo.
DIjelaskannya, Badan Geologi mendeteksi pada pukul 21.03 WIB Gunung Anak Krakatau erupsi kembali dan menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.
Namun seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus (tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan).
Baca: Soeharto Diam-diam Ketemu Istri Cantik Bung Karno di Lapangan Golf, Bu Tien Tahu Lalu Marah Besar
Baca: KKB Egianus Kogeya Terdesak,Media Australia Koar-koar Sebut TNI Pakai Senjata Kimia,Dijawab Wiranto
"Kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor sehingga memicu tsunami," terangnya.
Sutopo mengimbau agar masyarakat tetap tenang.
"Jangan terpancing isu yang menyesatkan yang disebarkan oleh pihak yang tidak jelas. Masyarakat dihimbau tidak melakukan aktivitas di pantai Selat Sunda untuk sementara waktu. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan penelitian lebih lanjut," paparnya.
BNPB telah berada di lokasi bencana mendampingi BPBD. Bupati Pandeglang telah berkoordinasi dengan Kepala BNPB untuk penanganan darurat.
Jumlah Korban sementara
Korban meninggal dan luka-luka dalam insiden tsunami di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan bertambah.
Hingga, Minggu (23/12/2018) pukul 04.30 WIB, tercatat ada 20 korban meninggal, 165 luka-luka, dan dua orang dikabarkan hilang.
Data sementara itu pun diinformasikan lewat akun Twitter resmi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
"Data sementara dampak tsunami di Pantai di Kab Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan hingga 23/12/2018 pukul 04.30 WIB: tercatat 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak. Data korban kemungkinan masih akan terus bertambah," cuit Sutopo.
Seperti diketahui sebelumnya bahwa tsunami terjadi pada Sabtu (22/12/2018) sekitar pukul 21.27 WIB.
Lebih lanjut Sutopo menjelaskan, data korban kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat belum semua daerah terdampak di data.
"Dari 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka dan 2 orang hilang terdapat di 3 wilayah yaitu di Kabupaten Padenglang, Lampung Selatan dan Serang," jelasnnya.
Baca: Berat Badan Turun 102 Kg, Berikut 10 Potret Arya Permana setelah 2 Tahun Berlatih dengan Ade Rai
Baca: Soeharto Diam-diam Ketemu Istri Cantik Bung Karno di Lapangan Golf, Bu Tien Tahu Lalu Marah Besar
Di Kabupaten Pandeglang, kata dia, daerah yang terdampak terdapat di Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur.
Data sementara tercatat 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, 9 unit hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak.
"Daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita," paparnya.
Di Kabupaten Lampung Selatan terdapat 3 orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka.
Sedangkan di Kabupaten Serang terdapat 3 orang meninggal dunia, 4 orang luka dan 2 orang hilang. Daerah yang terdampak di Kecamatan Cinangka.
Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik disalurkan.
Sementara itu Jalan Raya penghubung Serang-Pandeglang putus akibat tsunami.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan. Update penanganan darurat akan terus disampaikan," tandasnya. (TribunJakarta/Kompas.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/tsunami-di-banten-dan-lampung.jpg)