Tsunami Banten dan Lampung

Imbau Warga Tetap Waspada, BMKG: Tsunami di Tanjung Lesung Banten Mirip di Palu

"Masyarakat diimbau tenang dan tak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,"

Editor: hendri dede
Instargram Tribunjambi.com
Video Detik-detik Panggung Band Seventeen saat Dihantam Tsunami Banten 

Imbau Warga Tetap Waspada, BMKG: Tsunami di Tanjung Lesung Banten Mirip di Palu,

TRIBUNJAMBI.COM - Menurut BMKB tsunami yang terjadi di Tanung Lesung Banten hampir sama sepert di Palu bebrapa bulan lalu.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memaparkan kronologi terjadinya peristiwa tsunami di wilayah pantai di sekitar kawasan Selat Sunda.

Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers di gedung BMKG, Jakarta, Minggu (23/12/2018) dini hari.

21 Desember, BMKG deteksi erupsi anak gunung Krakatau

Dwikorita memaparkan pada Jumat (21/12/2018) sekitar pukul 13.51 WIB, BMKG telah mengumumkan erupsi gunung anak Krakatau dengan status level Waspada.

Baca: Sejarah Gunung Krakatau 1883 Hingga Dampak Meletusnya Gunung Krakatau, Masuk Guiness Book of Records

Baca: Masih Beroperasi Ilegal Drilling di Desa Pompa Air dan Bungku, Pemkab Batanghari Tak Bisa Berbuat

Baca: Kenduri Sko Desa Koto Keras Wako AJB dan Ketua HKK Brigjen Syafril Nursal Terlihat Akrab

"Kemarin pukul 13.51 WIB pada tanggal 21 Desember Badan Geologi telah mengumumkan erupsi gunung anak Krakatau dan levelnya pada level Waspada," kata Dwikorita.

22 Desember, BMKG umumkan peringatan dini potensi gelombang tinggi

Pada Sabtu (22/12/2018), kata Dwikorita, BMKG mengeluarkan peringatan dini sekitar pukul 07.00 WIB akan potensi gelombang tinggi di sekitar perairan Selat Sunda.

"Diperkirakan (gelombang tinggi terjadi) kemarin tanggal 21 hingga nanti 25 Desember 2012. Ini peristiiwa beda tapi terjadi pada lokasi yang sama. Yang pertama erupsi Gunung Krakatau dan potensi gelombang tinggi," katanya.

Menurut dia, sekitar pukul 09.00-11.00 WIB, tim BMKG ada yang sedang berada di perairan Selat Sunda melakukan uji coba instrumen.

"Di situ memang terverifikasi bahwa terjadi hujan lebat dengan gelombang dan angin kencang, karena itu tim kami segera kembali ke darat," ujarnya.

22 Desember, BMKG deteksi gunung Krakatau alami erupsi lagi

Baca: VIDEO Detik-detik Panggung Dihantam Tsunami Banten, Bassis Seventeen Hilang

Baca: Deretan Kesialan Markus Horison, Disebut Terlibat Pengaturan Skor,Tak Mampu Nyicil Mobil, Jual Bakso

Baca: Mahfud MD dan RIzal Ramli Adu Argumen Soal Freeport, Hingga Menguak Dugaan Sogok Menteri

Sekitar pukul 21.03 WIB, BMKG mencatat erupsi gunung anak Krakatau.

Di satu sisi sejumlah tide gauge (alat pendeteksi tsunami) BMKG menunjukkan ada potensi kenaikan permukaan air di pantai sekitar Selat Sunda.

"Dan kami analisis, kami memerlukan waktu analisis apakah kenaikan air itu air pasang akibat fenomena atmosfer yang tadi ada gelombang tinggi? Jadi memang ada fase seperti itu. Namun ternyata setelah kami analisis lanjut gelombang itu merupakan gelombang tsunami," kata dia.

Adapun rinciannya, berdasarkan hasil pengamatan tidegauge Serang di Pantai Jambu, Desa Bulakan, Cinangka, Serang, tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian gelombang 0,9 meter.

"Kemudian tidegauge Banten di pelabuhan Ciwandan, tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 meter," kata Dwikorita.

Selanjutnya, lewat tidegauge Kota Agung di Desa Kota Agung, Kota Agung, Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter.

Yang terakhir tidegauge Pelabuhan Panjang, Kota Bandar Lampung tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter.

Menurut dia, berdasarkan ciri gelombangnya, tsunami yang terjadi kali ini mirip dengan yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah lalu.

"Periodenya (periode gelombang) pendek-pendek," katanya.

Baca: Tak Sampai Rp 500 Ribu, Rincian Tarif Tol Jakarta ke Surabaya Untuk Libur Natal dan Tahun Baru 2019

Baca: Debut Ole Gunnar Solskjaer, Manchester United Masuk Catatan Terbaik di Liga Inggris, MU Menang 1-5

Baca: Kabar Duka Update Tsunami Banten, Bassist Band Seventeen Dikabarkan Meninggal Dunia Usai Bencana

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Juga diiimbau untuk tetap menjauh dari pantai perairan Selat Sunda, hingga ada perkembangan informasi dari BMKG dan Badan Geologi," ujarnya.

Penyebab Tsunami

Sebelumnya diberitakan Tsunami menerjang pantai di daerah Pandeglang, Banten, dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12/2018) malam pukul 20.27 WIB.
Lewat akun Twitternya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan penyebab tsunami yang melanda pantai di kawasan Selat Sunda.
Sutopo mengungkapkan penyebab tsunami yang terjadi di Pandeglang, Banten, dan Lampung Selatan bukanlah karena gempa tektonik.

"Benar, ada tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda pada 22/12/2018, 20.27 WIB.

Penyebab tsunami bukan gempa bumi. Namun, kemungkinan adanya longsor bawah laut pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau.

Baca: Ramalan Zodiak 23 Desember 2018, Aries Perubahan Besar, Leo Saatnya Buktikan Cintamu ke Dia

Baca: Beda Dengan Gubernur dan DPRD Papua, Pendeta Minta TNI/Polri Tetap Tugas Jaga Keamanan Dari KKB

Baca: Menjual Kokain 1,3 Ton dalam Sehari, Pria Ini Kantongi Rp 3,9 Trilun, Ini Fakta-faktanya

Bersamaan dengan adanya gelombang pasang akibat bulan purnama," tulis Sutopo hari ini, Minggu (23/12/2018).

Tak hanya itu, Sutopo juga menyebutkan bahwa fenomena tsunami yang terjadi semalam termasuk langka.
Pasalnya letusan Gunung Anak Krakatau tidak terlalu besar.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved