Beda Dengan Gubernur dan DPRD Papua, Pendeta Minta TNI/Polri Tetap Tugas Jaga Keamanan Dari KKB
Hadirnya para prajurit TNI Kodim 1710/Mimika di sana untuk memberikan rasa aman bagi warga desa Banti.
Beda Dengan Gubernur dan DPRD Papua, Pendeta Minta TNI/Polri Terus Bertugas Jaga Keamanan Warga Dari KKB
TRIBUNJAMBI.COM - Lukas Enembe dan para pemimpin legislatif di Papua sempat meminta agar Presiden RI, Panglima TNI, dan Kapolri, agar menarik seluruh aparat TNI dan Polri yang sedang melaksanakan tugas pengamanan di Kabupaten Nduga.
Menanggapi hal permintaan tersebut Kodam XVII/Cenderawasih menjawab TNI/Polri tetap akan disiagakan di wilayah tersebut.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi menegaskan, kehadiran aparat TNI dan Polri di Kabupaten Nduga untuk melindungi rakyat dari kekejaman kelompok kriminal bersenjata (KKB), bukan untuk membunuh rakyat.
Aidi juga menunjukkan bahwa Gubernur dan Ketua DPR Papua tidak memahami tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin, pejabat, dan wakil rakyat.
Menurut Aidi, Gubernur dan Ketua DPR Papua cenderung bersikap menentang kebijakan nasional.
Baca: KKB Egianus Kogeya Terdesak,Media Australia Koar-koar Sebut TNI Pakai Senjata Kimia,Dijawab Wiranto
Baca: VIDEO: Tim Gabungan TNI Polri Temukan 3 Jasad Anggota KKB, 1 Dibakar untuk Hilangkan Jejak
"Kehadiran TNI-Polri di Nduga termasuk di daerah lain di seluruh wilayah NKRI adalah untuk mengemban tugas negara guna melindungi segenap rakyat dan seluruh tumpah darah Indonesia, kok Gubernur dan ketua DPR malah melarang kami bertugas?" tutur Aidi, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Jumat (21/12/2018).
Hal itu sesuai UU 3/2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 67 yang berbunyi: Kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah meliputi: khususnya poin; a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI. Lalu, pada poin f, melaksanakan program strategis nasional.

"Bukan membuat statement yang seakan-akan mejadi juru bicara gerombolan separatis dan menyudutkan peranan TNI-Polri dalam penegakan hukum," ucap Aidi.
Untuk itu, Aidi menegaskan pihaknya tidak akan menarik pasukan dari Kabupatan Nduga.
"Justru apabila TNI-Polri tidak hadir padahal nyata-nyata di tempat tersebut telah terjadi pelanggaran hukum berat, maka patut disebut TNI-Polri atau negara telah melakukan tindakan pembiaran," tegas Aidi.
Kelompok Mahasiswa Papua Deklarasi NKRI Harga Mati
Kelompok mahasiswa Papua memberikan pernyataan terkait kasus pembantaian pekerja di Nduga oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang jadi sorotan baru-baru ini.
Kelompok mahasiswa Papua yang tergabung dalam Mahasiswa Papua Jakarta Raya (MPJR) itu menyatakan berkomitmen dan akan selalu setia serta cinta pada NKRI.
Video Detik-detik Tsunami Terjang Panggung Konser Seventeen Like Instagram Tribun Jambi
Dilansir dari Warta Kota, pernyataan kelompok mahasiswa Papua terkait kasus KKSB disampaikan langsung oleh Koordinator mahasiswa Papua Cinta NKRI, Otis Riyo, Rabu (19/12/2018).
Baca: Istri Hilang Usai Tsunami, Sambil Terisak Ifan Seventeen Minta Doa Dylan Sahara Ditemukan Selamat
Baca: VIDEO Detik-detik Panggung Dihantam Tsunami Banten, Bassis Seventeen Hilang
Baca: Tak Sampai Rp 500 Ribu, Rincian Tarif Tol Jakarta ke Surabaya Untuk Libur Natal dan Tahun Baru 2019
"Melalui deklarasi ini, kami mahasiswa Papua yang ada di Jakarta berkomitmen untuk tetap setia pada tanah air dan kecintaan kami terhadap Indonesia, NKRI harga mati," tegas Otis Riyo.
Lebih lanjut, Ketua Generasi Milenial Peduli Papua ini juga mengajak mahasiswa Papua lainnya agar tidak terpengaruh opini sesat yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
"I Love Indonesia, waspadai pihak asing yang ingin memecah belah Papua. Kami tak ingin memisahkan diri dari NKRI," jelas Otis.
Otis pun mengimbau kepada semua pihak untuk tetap menjaga keharmonisan dan perdamaian dari semua elemen bangsa.
Berita Terkini Unik dan Menarik di Fans Page Tribun Jambi
"Ini poin yang sangat penting, dan kami pastikan kami siap menjadi garda terdepan mempertahankan Papua dari barisan NKRI. Demi kemaslahatan generasi penerus Papua kedepan," kata Otis.
Otis menyebutkan beberapa poin deklarasinya yakni mahasiswa Papua Cinta NKRI ini mendukung semua kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Jokowi, karena ingin mengangkat derajat dan martabat Papua.
Dan kini terbukti, dengan tahapan transformasi menjadi salah satu wilayah termaju di Indonesia.
"Hal itu ditandai dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia. Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga satu harga BBM," bebernya.
Selain itu, tambah dia, demi mimpi-mimpi anak-anak Papua agar wilayahnya tetap maju seperti lainnya maka pihaknya meminta seluruh pihak ikutan mendukung pemerintahan Jokowi dalam membangun tanah Papua agar lebih baik kedepan.
Dia mengaku muak dengan konflik yang terjadi di tanah Papua.
"Hentikan kekerasan di tanah Papua, jangan mau diadu domba oleh asing," ucapnya.
Otis menegaskan pihaknya sangat mengutuk keras penyerangan Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) yang terjadi di Nduga terhadap pekerja proyek Trans Papua. Kata dia, tindakan keji itu sangatlah bertolak belakang dengan nilai-nilai kemanusiaan.
"Tuhan mengajarkan kasih bukan membunuh. Waspadai operasi intelijen asing untuk memecah belah Papua. Papua adalah Indonesia, NKRI harga mati," ujarnya.
Brimob Hancurkan Sebuah Markas KKB di Papua
Baru-baru ini tengah viral sebuah video yang menunjukkan sejumlah personel Brimob menghancurkan sebuah markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)di Papua
Video Brimob menghancurkan sebuah markas KKB di Papua ini pertama kali diposting oleh facebook Komunitas Cinta Polri
Dalam video Brimob menghancurkan sebuah markas KKB di Papua ini, tampak personel Brimob berseragam lengkap menghancurkan markas KKB di sana.

Seperti dilansir dari Tribun Medan dalam artikel 'VIDEO: Detik-detik Polisi Hancurkan Markas KKB di Pedalaman Hutan Papua'
Para personel Brimob itu membongkar satu per satu rangka markas KKB non-permanen tersebut.
"Ini adalah markas KKB OPM dan kami akan menghancurkannya karena mereka telah berkhianat kepada negara Republik Indonesia," ucap seorang petugas di dalam video tersebut.
Ukuran markas KKB yang dihancurkan tidak besar, hanya terbuat dari kayu dan seng.
Sayangnya, personel Brimob tak menemukan siapa pun berada di dalam markas itu.
"Ini adalah markas KKB yang memang masih baru dibangun. Sayang sekali ketika kami dari kepolisian, Brimob, tidak mendapatkan mereka sedang berada di sini," terdengar ucapan dalam video.
Berikut video selengkapnya:
Pendeta Minta TNI/Polri Jaga Papua
Warga desa Banti, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua saling berbagi canda tawa dengan prajurit TNI Kodim 1710/Mimika, Sabtu (22/12).
Meski cuaca berkabut dan dingin, para prajurit TNI tetap melaksanakan tugasnya yakni membagikan bingkisan sembako kepada warga desa Banti sebagai wujud perayaan Hari Natal.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (23/12) sebenarnya warga desa Banti masih mengalami trauma akibat penyanderaan disertai tindak kekerasan dan pembakaran yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada 15 November 2017- Maret 2018 lalu.
Hadirnya para prajurit TNI Kodim 1710/Mimika di sana untuk memberikan rasa aman bagi warga desa Banti.
Dalam acara pembagian hadiah Natal tersebut, Kodim 1710/Mimika memberikan ratusan paket sembako dan beberapa ekor babi untuk warga Banti 1, Banti 2, Kimbeli dan Opitawak.
Dandim 1710/Mimika Letkol Inf. Pio Nainggolan berharap warga di lokasi itu dapat merayakan Natal dalam suasana aman dan tenang serta tidak takut terhadap ancaman kelompok KKB.
"Semoga Damai Natal dan Kasih Kristus senantiasa memberkati seluruh tanah papua dan Selamat Hari Natal 25 Desember 2018," kata Pio mengakhiri sambutannya seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Pio menegaskan. prajuritnya tetap akan bertugas di sana meski mereka tak pulang dan merayakan Natal bersama keluarga.