Dua Perusahaan Perhutanan di Jambi Tutup karena Perambahan, APHI Paparkan Akar Masalahnya

Pernyataan pesimistis itu disampaikan Alizar menyusul banyaknya aktivitas perambahan hingga pendudukan basecamp ...

Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Duanto AS
Tribunjambi/Abdullah Usman
Ilustrasi: Pondokan pelaku perambahan Hutan Tahura yang ditinggal, di Kabupaten Batanghari. 

"Harus diakui sampai sejauh ini hanya aspek sosial yang dikedepankan, sementara tidak ada imbal baliknya. Jaminan investasi tidak ada padahal selama ini pemerintah mengundag investor Kami minta negara hadir disini, tidak hanya dari aspek sosial tapi juga aspek keamanan investasi," ujarnya.

Manajer Humas PT AAS, Tonga Siahaan, mengatakan sampai saat ini upaya pendudukan dari kelompok massa terus mengintimidasi karyawan yang mengakibatkan tergangunya aktivitas perusahaan.

Dia mengatakan upaya hukum hingga jalur mediasi tak juga ada solusi. Untuk itu, ia berharap adanya peran pemerintah dalam hal ini sebagai bentuk keamanan berinvestasi di Jambi.

"Sampai saat ini 60 persen dari total 23 ribu Ha kawasan sudah diduduki. Dan hampir selalu muncuk kelompok-kelompok baru yang mengklaim kawasan. Dan baru-baru ini kami dituntut ganti rugi atas hal yang tidak kami lakukan," ujarnya.

"Yang kita harapkan jaminan kemananan investasi di perhutanan, jika tidak banyak perusahaan terpaksa tutup," pungkasnya.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

 Kecantikan Supit, Foto Asisten Keluarga Hermansyah Curi Perhatian Netizen, Makeup Natural

 Daftar Tokoh Nasional yang Bakal Datang ke Haul Gus Dur Ke-9, Digelar di Ciganjur Hari Ini

 Mulyadi Ingin Pulang ke Juventus, Pemain Liga Italia Berdarah Indonesia saat Ini di Sampdoria

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved