Sudah 21 Terduga Teroris yang Ditangkap, Kapolri Pastikan Tak Ada Ancaman Teror Jelang Nataru
Polri lanjut Jenderal Tito juga sudah berhasil mengamankan dan menangkap 21 orang terduga teroris.
21 Terduga Teroris Sudah Ditangkap, Kapolri Pastikan Tak Ada Ancaman Teror Jelang Nataru
TRIBUNJAMBI.COM - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan pihaknya belum mendeteksi adanya ancaman teror (Nataru).
Ini dikatakan saat Pmenggelar rapat koordinasi bersama sejumlah instansi terkait dalam persiapan pengamanan menghadapi Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Tidak ada rencana serangan teror natal dan tahun baru. Belum ada. Tapi kita akan terus monitor terus," ujar Tito, Rabu (19/12).
Meski belum ada ancaman, ia menegaskan Korps Bhayangkara terus waspada dengan setiap ancaman terorisme yang ada. Untuk itu, jenderal bintang empat tersebut memerintahkan jajarannya mengamankan sejumlah lokasi potensi teror.
Dalam pengamanannya, Polri disebut Tito juga bekerjasama dengan TNI, pemuda gereja hingga ormas keagamaan. "Melakukan pencegahan melalui pengamanan gereja-gereja, tempat-tempat ibadah umat kristiani lainnya," kata dia.
"Seperti Banser mereka juga bersedia, Anshor bersedia untuk mengamankan. Sudah dilakukan koordinasi," sambungnya.
Baca: 7 Fakta tentang Yesus, dari Tren Rambut Panjang hingga Aturan Diet Kristen yang Dihapus
Baca: Inneke Koesherawati Akui Pakai Saung Cinta untuk Melayani Suaminya, Risih Pertanyaan Hakim
Baca: Penjelasan Arti Habib Menurut Mahfud MD, Banyak Orang Belum Paham
Hadir dalam rapat tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Dari jajaran Polri sendiri hadir Kabareskrim Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto, Kakorlantas Polri Irjen Pol Refdi Andri, Dankor Brimob Irjen Pol Rudy Sufahriadi.
Selain itu hadir pula Kasum TNI Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan, pejabat utama Mabes Polri, para Pangdam, Kapolda, serta Dandim.
21 Teroris Diamankan
Polri lanjut Jenderal Tito juga sudah berhasil mengamankan dan menangkap 21 orang terduga teroris dari 7 wilayah berbeda.
"Khusus untuk menjelang Natal dan Tahun baru, satu bulan terakhir ini sudah dilakukan penangkapan sebanyak 21 orang di 7 wilayah," ujar Tito.
Ia menyebut penangkapan 21 terduga teroris itu tidak berkaitan langsung dengan ancaman teror pada Natal dan Tahun Baru.
Namun demikian, upaya ini dilakukan sebagai tindak pencegahan terorisme.
Baca: Hasil Piala Liga Inggris - Tumbangkan Bournemouth, Chelsea melaju ke Semifinal, Eden Hazard Pahlawan
Baca: Hasil Piala Liga Inggris - Permalukan Arsenal 2;0, Tottenham Hotspur Melaju ke Semifinal
Baca: 4 Bulan Disandera, OPM Malah Berhianat Usai Pesta Adat, Kopassus Bergerak Cepat dan Berakhir Begini
Baca: Lion Air Keluarkan Aturan Baru Bagasi Berubah dari 20 kg Bakal Jadi 10 Kg, Jika Kelebihan Bayar Lagi
Jenderal bintang empat itu enggan kasus terorisme seperti yang terjadi di gereja di Surabaya, Jawa Timur, pada 13 Mei 2018 terulang.

"Kita melakukan langkah-langkah yang kita anggap potensial untuk menjamin agar masyarakat yakin bahwa serangan teror tidak ada.
Sambil kita terus lakukan pengamanan, semua tim bergerak, silent monitoring, deteksi," jelasnya. Mantan Kapolda Metro Jaya itu tak merinci detail terkait identitas dan perihal terduga teroris yang ditangkap. Tito hanya mengungkap jumlah terduga teroris yang ditangkap per masing-masing wilayah.
Berikut data 21 terduga teroris yang telah ditangkap Polri pada bulan November hingga saat ini :
- Sumatera Utara 6 orang
- Jambi 1 orang
- Sulawesi Tengah 4 orang
- Sulawesi Selatan 3 orang
- Jawa Barat 3 orang
- Daerah Istimewa Yogyakarta 3 orang
- Dua orang ditangkap saat kembali dari Suriah
Selain potensi ancaman terorisme, Tito juga memantau soal adanya begal. Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan jalur di Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan rawan begal.
Baca: 20 Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru 2019, Bisa Kirim Via WhatsApp dan Facebook
Baca: Daftar Prediksi Bencana 2019 dari BNPB, Kapan dan Dimana Pergerakan di Bawah Bumi?
Baca: Penjelasan Arti Habib Menurut Mahfud MD, Banyak Orang Belum Paham
Oleh karena itu, Tito meminta jajarannya untuk menangkap dan menindak tegas pelaku begal.
"Jalur yang selama ini dianggap rawan adalah jalur Lampung dan Sumsel. Saya tekankan khusus kepada kepolisian jajaran Sumsel dan Lampung," ujar Tito.
"Lebaran tahun ini saya anggap sukses karena tidak ada insiden begal di Lampung dan Sumsel," tambah Tito.
Ia mengatakan pihaknya harus mampu mendeteksi pergerakan kelompok begal dan menangkapnya.
Menurutnya, menangkap pelaku begal tidaklah sulit. Karena, pelakunya biasanya hanyalah orang-orang itu saja, atau sudah pernah tertangkap.
"Caranya bagaimana? Deteksi kelompok pelakunya, biasanya itu-itu saja. Dekati mereka, kalau mereka main, tangkap! Ada barang bukti, tangkap!" kata dia.
Mantan Kadensus 88 Mabes Polri itu juga mengimbau agar posko polisi didirikan di jalur lintas Sumatera. Selain itu, lampu-lampu rotator juga diminta dinyalakan saat malam hari.
Jenderal bintang empat itu menegaskan tak menolerir apabila terjadi aksi begal kembali. Ia tak segan untuk meminta pertanggungjawaban Kapolres terkait.
"Jalur sepanjang arus mudik ini ada posko, lampu rotator kalau malam, disiapkan. Lalu patroli gabungan melibatkan teman-teman TNI, masyarakat juga dapat bersama-sama ikut berpatroli.
Supaya masyakarat bisa melihat ada patroli, aparat di sana, mereka merasa nyaman," kata Tito.
"Saya akan evaluasi. Kalau ada kejadian nanti kapolres di daerah itu tanggung jawab dengan saya," pungkasnya.
Satgas Pangan
Jelang Natal dan Tahun Baru, Satgas Pangan Polri juga mengantisipasi adanya penimbunan kebutuhan bahan-bahan pokok. Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan hal ini dilakukan guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan di pasar.
Adapun Satgas Pangan Polri dalam hal ini bekerjasama dengan Bulog, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. “Jangan sampai terjadi penimbunan-penimbunan, sehingga di pasar terjadi kelangkaan,” ujar Dedi.
Saat ini sendiri, ia menyebut ketersediaan bahan pangan atau pokok masih relatif stabil dan terkendali. Bahan-bahan pokok seperti beras dan kedelai masih dinilai memiliki harga yang normal.
Selain bahan pokok, Satgas Pangan Polri juga disebut Dedi mengawasi ketersediaan bahan bakar minyak (BBM).
Jenderal bintang satu itu menyebut pengawasan BBM menjadi salah satu kesepakatan Polri dengan Pertamina.
“Saat ini Alhamdulilah masih bisa diatasi satgas pangan, ketersediaan stok pangan, kemudian harga stabil,” kata mantan Wakapolda Kalimantan Tengah ini.
“Polri sudah MoU dengan Pertamina untuk awasi ketersediaan stok dan pendistribusian BBM,” tukasnya. (*)