Mengenal Kopassusgab, Gabungan Pasukan Elite TNI Darat, Laut dan Udara, Bagaimana Kemampuan Mereka?
Pasukan elite ini merupakan gabungan dari pasukan elit dari Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AD) TNI.
Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Suci Rahayu PK
Miliki kemampuan diatas rata-rata, pasukan elite Indonesia dilatih dengan latihan 'Diluar batas kemampuan'.
TRIBUNJAMBI.COM - Komando Operasi Pasukan Khusus Gabungan (Koopssusgab) milik TNI merupakan pasukan khusus anti teror.
Pasukan elite ini merupakan gabungan dari pasukan elit dari Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AD) TNI.
Pasukan ini mendapat pelatihan khusus, dan personilnya merupakan personil pilihan dan yang terbaik.
Baca: Latihan Bareng Militer TNI, Navy Seal Diajari Makanan Survival, Aksi Kopassusgab Lumpuhkan Teroris
Baca: Saat Prabowo Subianto Bersama Kopassus Pernah Ditugaskan Buru Ayah Petinggi KKB Papua Egianus Kogeya
Baca: 3 Matra yang Jadi Tulang Punggung Kopassusgab, Personil Terbaik di Setiap Matra
Dari akun Twitter @@Dr_Moeldoko yang di posting 16 Mei 2018, diketahui jika Kopassusgab terdiri dari 3 pasukan elite.
Yakni Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL dan Denjaka TNI AL.
Tugas Koopsusgab TNI adalah membantu Polri melaksanakan tugas pemberantasan terorisme.
Mengenal 3 pasukan elite yang tergabung dalam Kopassusgab.
Baca: Beberapa Menit Usai Genjatan Senjata, Kontak Senjata Kembali Terjadi di Yaman
Baca: OTT Pejabat Kemenpora KPK Amankan Uang Rp 300 Juta & Kartu ATM, Diduga Terkait Pencairan Dana Hibah
Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD
dari laman Wikipedia, tertulis Satuan 81 atau dulunya lebih dikenal sebagai Sat-81/Gultor adalah satuan di Kopassus yang setingkat dengan Grup dan merupakan Prajurit terbaik dari seluruh Prajurit TNI, bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur.
Kekuatan dari satuan ini tidak dipublikasikan secara umum mengenai jumlah personel maupun jenis persenjataannya yang dimilikinya, semua itu dirahasiakan Dansat-81/Kopassus saat ini dijabat oleh Kolonel Inf Tri Budi Utomo.

Harus diketahui bahwa beberapa tahun belakang ini istilah gultor dihilangkan dari satuan ini, bukan tanpa sebab melainkan karena kualifikasi yang dimiliki lebih dari penanggulan teror.
Denjaka TNI AL
Detasemen Jalamangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen penanggulangan teror aspek laut TNI Angkatan Laut.
Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL.

Anggota Denjaka dididik di Bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut).
Lama pendidikan ini adalah 6 bulan.
Denjaka dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut.
Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984.
Detasemen Jalamangkara selain sebagai Komando Pelaksana Korps Marinir yang berkedudukan langsung di bawah Dankormar, juga sebagai pelaksana utama Panglima TNI.
Baca: Usai Pecat Jose Mourinho, Ini 4 Kandidat Calon Pelatih Manchester United, Siapa Berpeluang Besar?
Baca: Partai Gugat Caleg yang Mundur, Bawaslu Hanya Punya Waktu 14 Hari
Sebagai Komando Pelaksana Korps Marinir, Denjaka mempunyai tugas pokok dalam membina kekuatan dan kemampuan satuan Detasemen Jalamangkara.
Sedangkan sebagai pelaksana utama Panglima TNI, dalam hal ini Kabais TNI selaku penyelenggaraan pembinaan kemampuan khusus, meliputi: operasi anti teror, anti sabotase dan operasi klandestin yang beraspek laut maupun operasi-operasi khusus lainnya.
Satbravo '90 Korphaskhas TNI AU.
Satuan Bravo 90 (disingkat Satbravo-90) sebelumnya bernama Denbravo 90 adalah satuan pelaksana operasi khusus Korps Pasukan Khas yang berkedudukan langsung di bawah Dankorpaskhas.
Satuan Bravo 90 Paskhas bertugas melaksanakan operasi intelijen, melumpuhkan alutsista/instalasi musuh dalam mendukung operasi udara dan penindakan teror bajak udara serta operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI.

Terbilang pasukan khusus Indonesia yang paling muda pembentukannya.
Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik.
Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara.
Baca: Fakta Terbaru KKB Papua, Selain Egianus Kogeya Ternyata Ada Panglima Tinggi Lainnya
Baca: Menpora Imam Nahrawi Penasaran Anak Buahnya Kena OTT KPK, Diduga 5 Orang Diciduk KPK
Satuan Bravo 90 memiliki Motto: Catya Wihikan Awacyama Kapala artinya Setia, Terampil, Berhasil
Sat Bravo 90 ini tergabung dalam Pusat Pengendalian Krisis ("Pusdalsis") BNPT yang terdiri dari gabungan antara satuan-satuan khusus, seperti Detasemen Khusus 81 (Penanggulangan Teror) dari TNI-AD, Denjaka dari TNI-AL, dan Resimen I Gegana Korps Brimob dari POLRI.
Pusdalsis yang terdiri dari gabungan satuan-satuan elit TNI-POLRI ini ditugaskan sebagai pasukan penanganan terror untuk dikirim bila terjadi aktifitas terrorisme seperti Pembajakan pesawat.
Kemampuan pasukan elite TNI sudha mendapat pengakuan dari internasional, bahkan tak jarang pasukan elite Indonesia berlatih barengan dengan pasukan elite luar negeri.
Sumber ; Twitter, Wikipedia dan sumber lainnya