KKB Papua Tuduh TNI Serang dengan Bom hingga Warga Jadi Korban, TNI Tegaskan Hanya Lakukan Ini

Sebelumnya, KKB mengatakan pasukan TNI melakukan serangan udara dan serangan bom dan mengakibatkan

Editor: Suci Rahayu PK
Kolase/Capture Film Merah Putih Memanggil
Ilustrasi KKB dan Kostrad 

KKB Papua Tuduh TNI Serang dengan Bom hingga Warga Jadi Korban, TNI Tegaskan Hanya Lakukan Ini

TRIBUNJAMBI.COM - Kodam XVII/Cendrawasih memberikan klarifikasi mengenai tuduhan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua, terkait kabar pengeboman yang dilakukan oleh TNI.

Dikutip Tribunjambi.com dari Kompas.com,Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf. Mohammad Aidi mengatakan apa yang dituduhkan KKB Nduga tidak benar.

Sebelumnya, KKB mengatakan pasukan TNI melakukan serangan udara dan serangan bom dan mengakibatkan sejumlah warga sipil tewas menjadi korban.

Baca: Ayah Panglima KKB, Egianus Kogeya Pernah Diburu Prabowo Subianto Bersama Pasukan TNI

Baca: KKB Papua Merengek Minta Bantuan ke PBB, TNI Ungkap Fakta dari Fitnah Kelompok Egianus Kogeya

Aidi menuturkan TNI hanya menggunakan senjata standar yakni senapan yang dibawa masing-masing prajurit.

“Kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom, TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infantri yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit," ujar Aidi.

Proses evakuasi jenazah di Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga lokasi penembakan yang dilakukan kelompok KKB.
Proses evakuasi jenazah di Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga lokasi penembakan yang dilakukan kelompok KKB. (John Roy Purba/Istimewa)

Selain itu, Aidi juga menjelaskan, TNI tidak menggunakan pesawat tempur atau pesawat pengebom.

"Media dan warga juga bisa melihat bahwa alutsista yang digunakan TNI hanya helly angkut jenis bell dan MI-17. Tidak ada helly serang apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom,” ungkapnya, Minggu (9/12/2018).

Lanjutnya, Aidi menuturkan pihaknya belum pernah melakukakn serangan.

Ia mengungkit, justru saat akan mengevakuasi korban pembantaian KKB justru KKB lah yang menyerang tim evakuasi hingga menimbulkan kontak tembak dan membuat korban tewas yakni anggota Brimob.

Aidi menuturkan, jika ada kabar saat penyelamatan korban KKB ada warga sipil yang tewas karena kontak senjata, itu tidak benar.

Menurutnya, bisa saja korban itu merupakan bagian dari pelaku pembantaian.

“Perlu juga kami gambarkan bahwa lokasi pembantaian di bukit puncak Kabo adalah kawasan hutan yang terletak sekitar 4-5 km dari pinggir kampung terdekat," kata Aidi.

"Jadi bila ternyata ada laporan telah jatuh korban akibat kontak tembak tersebut maka dapat dianalisa bahwa korbannya bukan warga sipil murni tapi mungkin saja mereka adalah bagian pelaku yang telah melaksanakan pembantaian,” imbuhnya.

Ia juga menepis mengenai zona tempur yang disebut KKB merupakan kesepakatan dengan TNI.

“Mereka mengklaim bahwa mereka telah menentukan zona tempur di kawasan Habema sampai dengan Mbua. Walaupun itu hanya klaim sepihak karena tidak pernah ada perjanjian antara TNI dan KKSB tentang zona tempur tersebut,” kata dia lagi.

Untuk klaim jatuhnya korban sipil karena serangan bom, Aidi menegaskan itu merupakan upaya propaganda pihak KKB untuk menggiring opini publik.

Aidi juga mengutuk apa yang telah dilakukan KKB, ia menilai KKB telah melakukan pembantaian kepada warga sipil namun kini seakan terlihat teraniaya.

"Ini adalah sikap pengecut dan tidak punya harga diri, sangat hina di mata Tuhan dan di mata kita semua yang hanya berani kepada warga sipil yang tidak berdaya. Saat TNI bertindak mereka langsung koar-koar melolong bagaikan anjing kejepit minta perhatian kepada publik seolah-olah mereka para KKSB yang teraniaya,” tukas Aidi.

Pernyataan TPNPB bahwa TNI menyerang dengan bom

Sebelumnya, akun Facebook (FB) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) memposting sebuah video.

Dalam video berdurasi 1.14 menit pada Jumat (14/12/2018) tersebut terlihat seorang kombatan TPNPB mengenggam selongsong peluru yang ia klaim sebagai bom udara.

Dalam postingan itu, akun TPNPB menuliskan TNI telah menyerang menggunakan helikopter di Distrik Yigi, Distrik Yal, Distrik Nirkuri dan Distrik Mbua dan melancarkan serangan bom udara selama proses evakuasi.

Dari klaim berita itu, 6 warga sipil penduduk pribumi dikabarkan terkena, 2 diantaranya tewas dan 4 lainnya mengalami luka-luka kritis akibat bom tersebut.

Bahkan dalam berita itu disebutkan bahwa serangan TNI-Polisi di Distrik Yigi tak berhenti.

Postingan akun Facebook TPNPB mengenai tentara Indonesia gunakan bom udara.
Postingan akun Facebook TPNPB mengenai tentara Indonesia gunakan bom udara. (TPNPB)

Warga sipil yang mengungsi dikatakan belum kembali ke kampung.

Mereka melarikan diri ke hutan, ketika TNI Polri memasuki daerah itu karena takut mereka lari.

Jenis bom yang diklaim TPNPB dari TNI

Apa yang diklaim oleh TPNPB merupakan bom udara itu salah besar.

Dikutip dari Hot.Grid, benda yang dipegang itu adalah granat 30mm dan 40 mm dari pelontar granat GP30 M203 yang jamak digunakan oleh pasukan infantri dalam pertempuran.

Pelontar granat jenis lain yang digunakan oleh aparat TNI-Polri ialah SAGL kaliber 40x46mm buatan Bulgaria dan masih banyak lagi.

Postingan lain TPNPB menunjukkan bom itu adalah granat asap White Phosporus.

Bom udara yang mungkin dimaksud oleh KKB Egianus Kogeya layaknya JDAM atau Paveway ialah seperti gambar di bawah ini 

Bom Joint Direct
Bom Joint Direct (Ist)

Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Paveway sering digunakan oleh tentara Amerika Serikat (AS) untuk membom tanpa ampun dan tak peduli menyoal HAM ketika memberangus gerakan teroris macam Taliban, Al-Qaeda, ISIS dan musuh-musuh AS lainnya.(TribunWow.com/Roifah)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved