Zulkifli Nurdin Meninggal Dunia
Masa Kecil Zulkifli Nurdin, Lahir di Masa Perang hingga Jualan Tepung
Zulkifli Nurdin lahir di tengah situasi yang berkecamuk. Ia lahir 12 Juli 1948 di Muara Sabak, ketika itu agresi Militer Belanda
Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Deddy Rachmawan
Laporan wartawan Tribun Jambi, Deddy Rachmawan
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Kisah kehidupan sosok Zulkifli Nuridin, Gubernur Jambi dua periode, 1999-2009, jarang terungkap ke publik. Utamanya masa-masa kecil beliau.
Mendiang Zulkifli Nurdin, memang dikenal dari keluarga pengusaha.
Ayahnya Nurdin Hamzah, dikenal sebagai sudagar yang berasal dari Muara Sabak.
Berikut Tribun Jambi sitat buku “Di Bawah Dukungan Rakyat, Jejak Langkah Reformasi 5 Tahun Kepemimpinan Zulkifli Nurdin” yang ditulis oleh A Shomad, tentang masa kecil Zulkifli Nurdin.

Zulkifli Nurdin lahir di tengah situasi yang berkecamuk. Ia lahir 12 Juli 1948 di Muara Sabak, ketika itu agresi Militer Belanda tengah terjadi.
Bahkan, kediaman Nurdin Hamzah orangtua Zulkifli Nurdin letaknya hanya sekira 50 meter dari pos-pos milik Belanda.
A Shomad dalam bukunya menulis:
“…di sebuah rumah panggung sederhana, dengan tiang batu berbentuk limas berdindingkan papan beratap seng, terletak persis di sebelah kiri rumah (aIm) Mat Amin dan sebelah kanan rumah (aIm) H. Mhd. Yassin, tepatnya di Jalan Datuk Sri Paduka Berhala. Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pasangan Nurdin Hamzah (meninggal dunia tahun l982), dan Nurhasanah menanti kelahiran anak pertamanya Zulkifli.”
Baca: Ratusan Warga Salatkan Jenazah Zulkifli Nurdin di Masjid Nurdin Hasanah
Baca: Cek Endra Terkenang Sosok Zulkifli Nurdin, Beliau Jadi Panutan Kita Semua
Zulkifli Nurdin dilahirkan pada 1 2 Juli 1 948, tepatnya Minggu malam Senin, dengan seorang bidan kampung.
“Ketika itu, tangisan si jabang bayi yang dinanti-nantikan itu melengking keras. Hari itu, kegembiraan tak terkira memenuhi rumah keluarga Nurdin Hamzah, mengalahkan semua rasa kecemasan akibat situasi chaos yang melanda,” tulis Shomad.
Shomad yang mencatat penuturan Kemas Arsyad Somad (manan Rektor Unja, yang pernah menjadi Staf Ahli Zulkifli Nurdin), bahwa semasa kecil, Zulkifli Nurdin ikut ambil bagian membantu orang tuanya berdagang menjual tepung terigu, bersama pekerja-pekarja yang diupah ayahnya.
Shomad selanjutnya menulis:
“Meskipun ia (Zulkifli NUrdin) dibesarkan di lingkungan keluarga yang secara sosial dan ekonomi di atas rata-rata, apalagi dengan fasilitas yang dimilikinya, namun tidak membuatnya sombong dan berbesar hati, tidak seperti anak orang kaya kebanyakan.
Baca: Cara Menghindari Diabetes, Mulai Kopi hingga Harus Banyak Berjalan
Untuk urusan sekolah misalnya, ia justru memilih lembaga pendidikan negeri milik pemerintah, ia ditempa di Sekolah Rakyat (SR), sekarang (berubah menjadi SDN 5) dengan kepala sekolahnya ketika itu Muhammad Noer.