8 Istilah dari Capres Jokowi dan Prabowo yang Viral dan Menuai Kontroversi, Ramai Dibicarakan

8 istilah yang dilontarkan capres Jokowi dan Prabowo, viral dan menuai kontroversi. Ramai dibicarakan publik.

Editor: Duanto AS
Grafis: Rian Backen
Joko Widodo dan Prabowo Subianto. (Grafis: Rian Backen) 

TRIBUNJAMBI.COM - Calon presiden yang maju pada Pilpres 2019 memiliki ciri khas tersendiri. Joko Widodo dan Prabowo Subianto, masing-masing pernah mengeluarkan pernyataan yang menuai polemik.

Jelang Pemilihan Presiden 2019, kedua calon presiden 'menelurkan' beberapa pernyataan dan istilah istilah yang menjadi sorotan hingga menuai polemik.

Capres 01 Joko Widodo (Jokowi) memiliki beberapa istilah yang populer seperti 'sontoloyo' dan 'genderuwo'.

Capres 02, Prabowo Subianto banyak membuat pernyataan-pernyataan yang viral seperti 'tampang Boyolali' hingga Indonesia yang akan bubar di tahun 2030.

Dirangkum TribunWow.com inilah delapan istilah dan pernyataan dari kedua capres yang menuai polemik.

Pernyataan dan istilah dari Jokowi

1. Istilah Sontoloyo

Istilah yang populer di Jawa ini kini semakin dikenal banyak orang ketika Jokowi mengatakannya saat menghadiri pembagian sertifikat tanah di Kebayoran Baru, Selasa (23/10/2018.

Baca: VIDEO: Detik-detik Tim Kejaksaan Negeri Geledah Dinas Damkar Sarolangun

Baca: BREAKING NEWS Tim Kejaksaan Geledah Kantor Bupati Sarolangun, Kasus Dugaan Korupsi Damkar

Baca: Tim Kejari Temukan Cek Rp 50 Juta, Asnawi Menjawab Saya Tidak Tahu

Dikutip dari Kompas.com, istilah itu dikemukakan Jokowi untuk mengingatkan kampanye politik agar tidak menggunakan kebencian.

"Kalau masih pakai cara-cara lama seperti itu, masih memakai politik kebencian, politk sara, politik adu domba, politik pecah belah, itu namanya politik sontoloyo," kata Jokowi.

2. Pernyataan Cara Berpolitik Seperti Genderuwo

Setelah viral dengan istilah sontoloyo, Jokowi kembali menuai polemik soal perkataanya soal 'genderuwo'.

Istilah itu muncul di saat yang sama yakni ketika pembagian sertifikat di Tegal, Jumat (9/11/2018).

Jokowi mengatakan sebutan genderuwo itu disematkan untuk para politikus yang tidak beretika baik.

Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masak masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti," ungkapnya.

"Jangan sampai seperti itu. Masyarakat ini senang-senang saja kok ditakut-takuti. Iya tidak? Masyarakat senang-senang kok diberi propaganda ketakutan. Berbahaya sekali," lanjut dia.

Presiden Joko Widodo mengendarai motor Kawasaki W175 beraliran tracker dan berwarna dominan hijau saat mengunjungi Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Minggu (4/11/2018)
Presiden Joko Widodo mengendarai motor Kawasaki W175 beraliran tracker dan berwarna dominan hijau saat mengunjungi Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Minggu (4/11/2018) (Biro Pers Setpres)

3. Jokowi Ingin Tabok

Saat acara pembagian sertifikat lahan di Lampung, Jumat (23/11/2018), Jokowi merasa geram dengan pihak yang menyebarkan dirinya anggota PKI.

Bahkan, Jokowi ingin memukul pihak yang sering mengatakan hal tersebut.

"Gimana kita ini enggak... Mau saya tabok tapi orangnya di mana" ujar Jokowi.

4. Orang Kaya Masuk Pasar

Jokowi memberikan sentilan pada orang yang ia sebut kaya namun tidak membeli apa-apa ketika berkunjung ke pasar.

Hal itu diungkapkan Jokowi di depan Timsesnya di Bandar Lampung, Sabtu (24/11/2018).

"Jangan lagi ada yang masuk ke pasar, enggak beli apa-apa, keluar pasar lalu bilang wah harganya mahal- mahal. Orang enggak pernah ke pasar juga, tiba-tiba nongol di pasar, keluar-keluar bilang harga mahal," ujar Jokowi.

"Enggak mungkin orang super kaya, tiba-tiba datang ke pasar, enggak biasalah. Apalagi datang ke pasar, enggak beli apa-apa, tau-tau bilang ini mahal, ini mahal," lanjut dia.

Pernyataan dan istilah dari Prabowo

1. Indonesia Bubar 2030

Pernyataan Prabowo mengenai Indonesia akan bubar di tahun 2030 menjadi polemik yang panjang.

Kalimat tersebut diucapkan Prabowo pada tahun 2017 ketika acara konferensi dan temu kader Gerindra, Jawa Barat.

Dikutip dari BBC, inilah kutipan pernyataan dari Prabowo.

"Saudara-saudara, kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini."

"Tetapi di negara lain, mereka sudah bikin kajian-kajian di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030. Bung, mereka ramalkan kita ini bubar!," ujar Prabowo.

2. Tampang Boyolali

Istilah yang digunakan Prabowo ini menjadi viral hingga menuai pro dan kontra.

Dikutip dari Kompas.com, pidato yang diucapkan di penghujung bulan Oktober itu pertama kali diunggah oleh akun YouTube Taufik Irvani.

Video itu diunggah dalam bentuk potongan pidato Prabowo di depan masyarakat Boyolali.

"..dan saya yakin kalian nggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (Betul, sahut hadirin yang ada di acara tersebut). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang Kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini." kata Prabowo.

3. Tukang Ojek

Saat menghadiri Indonesia Economic Forum, Jakarta (21/11/2018) banyak yang disoroti dari pidato yang disampaikan Prabowo.

Satu diantaranya ialah pernyataannya yang menyentil tukang ojek.

Dengan menampilkan meme topi sekolah hingga helm tukang ojek, Prabowo mengatakan hal tersebut adalah realita yang terjadi pada anak muda di Indonesia.

"Saya ingin mengakhiri presentasi ini dengan realita yang sedih namun juga kejam. Ini adalah meme yang sedang tersebar di internet. Jalur karier seorang anak muda Indonesia. Yang paling kanan adalah topi Sekolah Dasar, topi Sekolah Menengah Pertama dan setelah dia lulus dari Sekolah Menengah Atas, dia menjadi sopir ojek, ini adalah realita yang kejam," kata Prabowo yang dikutip dari VOA.

Ketua Dewan Pembina dan bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto usai menggunakan hak pilihnya di TPS 02, RT 02 RW 09, Kampung Curuk, Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/4/2014). Prabowo Subianto mengapresiasi penyelenggaraan Pemilu 2014 yang ia nilai telah berjalan dengan baik. KOMPAS/WAWAN H PRABOWO(KOMPAS/WAWAN H PRABOWO )
Ketua Dewan Pembina dan bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto usai menggunakan hak pilihnya di TPS 02, RT 02 RW 09, Kampung Curuk, Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/4/2014). Prabowo Subianto mengapresiasi penyelenggaraan Pemilu 2014 yang ia nilai telah berjalan dengan baik. KOMPAS/WAWAN H PRABOWO(KOMPAS/WAWAN H PRABOWO ) (KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

4. Pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem

Dalam acara yang sama di Indonesia Economic Forum, jawaban Prabowo ketika menjawab pertanyaan wartawan banyak menuai polemik.

Hal itu bermula saat wartawan menanyakan soal rencana Amerika Serikat membangun pelabuhan di Papua Nugini dan serta pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem.

Dikutip dari tayangan talkshow Tv One, Waketum Gerindra menjelaskan jawaban Prabowo atas pertanyaan tersebut.

"Pak Prabowo bilang, PNG (Papua New Guinea) sangat dekat dengan Australia secara tradisional, jadi itu urusan PNG, Australia dan Amerika Serikat itu kaitannya dengan PNG, saya tidak melihat itu menjadi masalah bagi Indonesia," kata Ferry, Jumat (23/11/2018).

"Jadi pernyataan Pak Prabowo itu tidak menjadi masalah itu dalam konteks menjawab wartawan soal Papua New Guinea," tambahnya.

"Soal pemindahan kedutaan? saya belum membaca soal Australia memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, kita sebagai pendukung Palestina kita tentu punya pendapat sendiri, tapi Australia juga negara independent jadi kita menghormati kedaulatan tersebut, tapi beliau menyayangkan kalau itu benar," tambahnya. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Baca: Sari Roti Didenda Rp 28 Miliar, Ini Langkah yang Akan Diambil PT Nippon Indosari

Baca: Tak Lupa Pakai Gincu Merah, Kamilia Purba Menantang Maut di Tong Setan

Baca: FOTO-FOTO Karmila Purba, Cewek Cantik Pengendara Ekstrem di Tong Setan

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved