Kelompok Bersenjata yang Ditakuti Ini Terbirit-birit Diserbu 13 Pasukan Kopassus, Ini Kisahnya
TRIBUNJAMBI.COM- Hanya dalam 78 menit, satu tim Pasukan Parako Kopassus dan Kostrad berhasil menyerbu
Satu pasukan pengamanan tetap tinggal di lokasi mengamankan korban dan kampung.
Dari video-video tersebut tampak anggota TNI dan Polri membantu mengevakuasi warga desa menuju tempat yang lebih aman, sementara beberapa personel lainnya terlihat berjaga dan siaga di sepanjang jalur evakuasi.
Sebanyak 200 personel Brimob dan TNI tergabung dalam operasi pembebasan sandera tersebut.
Keberhasilan TNI-Polri ini menuai beragam pujian dari netizen, mereka menyampaikan terima kasih atas hal tersebut.
@P3nj3l4j4h: Stop dulu bahas Setnov yg abis peluk tiang listrik. Mari kita ucapkan Terima Kasih kepada @Puspen_TNI @DivHumasPolri Dan segenap elemen yg membantu di bebaskannya Saudara2 kita di Papua dg baik. Sekli lg Terima Kasih TNI/Polri.
@hnurwahid: Syukur alhamduliLlah. Kedaulatan NKRI dan keselamatan warganya memang harus selalu dibela dan dijaga, dari gangguan teroris separatis dll. Terimakasih Sahabat TNI&PolRI yg telah sukses evakuasi warga yg disandera olh kelompok teroris separatis.
@FatiarTiarti: terimakasih tni polri...kerja nyata luar biasa demi kenyamanan penghuni indonesiaraya.
@RudfiTualua: puji tuhan, bravoo bapak TNI maupun bapak POLRI.
@LandoaldusM: puji dan syukur kpd Tuhan atas penyertaanmu TNI dan Polri yg sudah bebaskan para Sandera di Papua. terima kasih TNI.
Evakuasi Dapat Perlawanan
Evakuasi warga yang dilakukan oleh aparat TNI dan Polri dari Kampung Kimberly, Banti, dan Utikini, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, sempat mendapat perlawanan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Sebanyak 200 personel TNI dan Polri yang melakukan evakuasi langsung dipimpin oleh Kapolda Papua waktu itu yakni Irjen Boy Rafli Amar, Asops Kapolri Irjen Irawan, dan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI George Enaldus Supit.
Adapun 344 warga yang dievakuasi terdiri dari 104 laki-laki dewasa, 32 perempuan dewasa, dan 14 anak-anak yang berasal dari Kampung Kimberly.
Lalu 153 laki-laki dewasa, 31 perempuan dewasa, dan 10 anak-anak berasal dari longsoran Kampung Banti. Semua yang dievakuasi merupakan warga non-Papua.