8 Skenario Mengerikan Soal Kiamat dari Para Ahli, Lewat Asteroid Sampai Cuaca

8 Skenario Mengerikan Soal Kiamat dari Para Ahli, Lewat Asteroid Sampai Cuaca

Editor: Andreas Eko Prasetyo
istimewa
Ilustrasi kiamat 

Dibanding serangan pada umumnya, senjata berbahan biologi dan kimia lebih murah pembuatannya.

Kemajuan teknologi dalam rekayasa genetika dan biologi sintetis memudahkan cendekiawan mengubah mikro-organisme menjadi sesuatu yang berpotensi bahaya.

Jika mikro-organisme dilepaskan dari laboratorium terkontrol karena kesalahan atau tindak kejahatan, hal ini dapat menimbulkan pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca: Keji Sekali! Karena Dendam Pria ini Bunuh dan Sajikan Mayat Kekasihnya Jadi Masakan ke Pekerja

3. Perubahan Iklim

Pada 2015, lebih dari 200 negara menandatangani Perjanjian Iklim Paris (AS mundur dari perjanjian ini tahun lalu) yang mencakup janji untuk menjaga suhu global jauh di bawah 2 derajat Celsius di atas rata-rata pra-industri.

Hal ini untuk mencegah wilayah seperti New York, Mumbai, Shanghai, dan kota-kota pesisir lainnya agar tidak tenggelam dalam air dan menyelamatkan lebih dari satu miliar manusia yang mendiami wilayah pesisir.

"Skala kehancuran berada di luar kemampuan kita, kemungkinan besarnya peradaban manusia bisa segera berakhir," kata para ahli menyimpulkan.

Laporan ini muncul setelah sebuah studi tentang perubahan iklim membahas ancaman kenaikan suhu global 1,5 derajat Celcius dapat mendorong ke sejumlah hal negatif, termasuk cuaca ekstrem, banjir, dan gelombang panas.

Rumah rumah hancur terhantam banjir akibat hujan deras yang melanda Ibu Kota Sierra Leone, Freetown. (Society for Climate Change Communication Sierra Leone )
Rumah rumah hancur terhantam banjir akibat hujan deras yang melanda Ibu Kota Sierra Leone, Freetown. (Society for Climate Change Communication Sierra Leone ) (Society for Climate Change Communication Sierra Leone)

4. Hancurnya ekosistem

Manusia mengandalkan ekosistem yang seimbang agar bisa hidup di tingkat sosial dan ekonomi.

Sementara itu, ekosistem juga tidak bisa diambil begitu banyak.

Polusi, pergerakan spesies di seluruh dunia, dan rusaknya habitat makin mengancam ekosistem.

Jika ekosistem melewati ambang batas, maka air tawar akan menjadi langka, kualitas tanah menurun, dan keanekaragaman hayati hancur.

Baca: Terungkap! 8 Hal ini Bisa Jadi Alasan Gisel Menggugat Cerai Gading Marten

"Hal ini akan membuat kondisi manusia memburuk secara signifikan," tulis para penulis.

Sebagai contoh, sejak 1960 perubahan iklim dan kekeringan menyusut 90 persen dan berdampak pada 40 juta kehidupan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved