Miliki Keistimewaan Tersendiri, Asal Usul Pisau Komando Kopassus, Didesain untuk Menembus Tulang

Satu diantara senjata andalan Komando pasukan khusus (Kopassus) yang dimiliki pasukan elite TNI adalah Pisau Komando.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
kolase Wikipedia
Pisau Komando Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Satu diantara senjata andalan Komando pasukan khusus (Kopassus) yang dimiliki pasukan elite TNI adalah Pisau Komando.

Pasukan elite TNI Angkatan Darat ini namanya kondang di dunia karena beberapa prestasinya yang bikit ciut nyali lawan.

Pada pertemuan Elite Forces in Tactical, Deployment and Assault di Wina, Austria, Kopassus meraih peringkat dua dalam melakukan operasi militer strategis, seperti intelijen, pergerakan, penyusupan, penindakan.

Baca: Lebih Hebat dari Kopassus, Den Harin Pasukan Khusus Misterius Kepercayaan Bung Karno

Personel Kopassus juara menembak jitu

Kopassus juga terkenal dengan operasi pembebasan sandera dalam pesawat Garuda Airline Woyla pada tahun 1981 hingga ekspedisi mendaki puncak Gunung Everest dan berhasil menjejaki kakinya di puncak tertinggi dunia itu di tahun 1997.

Kehebatan Personel Kopassus tidak terlalu bergantung dan mengandalkan teknologi canggih.

Tiap anggota Kopassus memiliki kemampuan bela diri yang cakap, saking hebatnya disebutkan satu prajurit Kopassus setimpal dengan lima prajurit biasa.

Kemampuan yang dimiliki anggota Kopassus yakni adalah kemampuan bela diri, bertahan hidup (survival), kamuflase, strategi, daya tahan, gerilya, membuat perangkap dan lain-lain.

Nah ternyata satu diantara senjata yang menjadi penunjang dan andalan personel Kopassus yakni pisau komando.

Baca: Kisah Mbah Suro yang Sakti Mandraguna dan Kebal Senjata Api Dikalahkan Oleh Serbuan Kopassus

Sekilas terlihat biasa, namun siapa sangka pisau ini memiliki keistimewaan.

Pernah lihat gapura bentuk pisau kalau masuk ke wilayah Kopassus di Cijantung, atau pernah lihat tugu pisau komando di pantai Permisan Cilacap tempat pembaretan prajurit Kopassus, Atau gambar pisau yang ada di salah satu logo Kopassus?

Kopassus memang identik dengan pisau berbilah dua.

Tapi tidak banyak yang tahu soal pisau ini.

Kenapa kehadirannya begitu fenomenal di dunia pasukan khusus, terutama di kalangan Kopassus.

Namanya Fairbairn & Sykes.

Pisau Fairbain dipakai Kopassus dan pasukan Inggris
Pisau Fairbain dipakai Kopassus dan pasukan Inggris (Fairbairnsykesfightingknives.com)

Ide pembuatannya muncul dari William Ewart Fairbairn yang saat itu mendapat tugas khusus sebagai kepala polisi di Shanghai, Tiongkok.

Menurut buku Weapon, a Visual History of Arms and Armours, di tahun 1930-an terjadi banyak pertempuran antar geng di Shanghai.

Fairbairn berpikir, anggotanya harus dibekali sebuah senjata beladiri jarak dekat.

Baca: Ditampar Anggota Nakal dan Diserbu Peluru Teman Sendiri, Misi Anggota Kopassus Masuk Tubuh GAM

Bersama salah satu partnernya di kepolisian Shanghai yang bernama Eric Anthny Sykes mereka membuat sebuah pisau berbilah dua dengan penampang yang tidak terlalu lebar, namun panjang.

Panjang pegangannya mencapai 10 cm, sedangkan panjang bilah pisaunya mencapai 18 cm.

Tidak seperti pisau pada umumnya, pisau Fairbairn & Sykes dibuat bukan untuk mengiris, melainkan menusuk.

Bilah pisaunya didesain agar bisa menembus sela-sela tulang iga manusia, sehingga bisa langsung menusuk jantung musuh.

Tidak cuma menciptakan pisau, Fairbairn dan Sykes kemudian juga menciptakan sebuah teknik beladiri dengan pisau buatannya yang mereka beri nama “Defenfu System”.

Saat Fairbairn ditarik pulang ke Inggris, ia mendapat perintah untuk memberikan pelatihan Defendu System kepada anggota pasukan khusus Inggris.

Kenapa pisau Fairbairn & Sykes malah beken di AS? Saat Perang Dunia II meletus dan AS mulai mempersiapkan militernya ke medan perang, Fairbairn ditugasi ke AS untuk memperkenalkan pisau ini kepada Office of Strategic Services (OSS).

Baca: Lembah X itu Diisi Suku Kanibal, Namun Kopassus Memaksa Masuk dan yang Terjadi Mengejutkan Rombongan

OSS adalah agen intelijen AS di masa Perang Dunia II.

AS menilai pisau buatan Fairbairn ini sangat efektif untuk digunakan oleh agen intelijen mereka.

Pisau Fairbairn & Skyes kemudian menjadi idola di kalangan pasukan khusus dunia.

Pisau komando. (www.thesheffieldcutlery)
Pisau komando. (www.thesheffieldcutlery) ()

Royal Marines, 1st Independent Parachute Brigade Plandia, ParaCommando Brigade Belgia, Grup Gerak Khas Malaysia, dan pasukan Komando Singapura adalah beberapa pengguna setia psau ini.

Kehadirannya di Indonesia sendiri tidak terlalu jelas.

Beberapa literatur menyebut bahwa pisau ini diperkenalkan di masa-masa awal Kopassus saat masih menyandang nama Kopassandha.

Tapi siapa yang membawa pisau Fairbairn & Skyes ini tetap tidak jelas.

Yang jelas, pisau ini telah menjadi saksi mata tangguhnya pasukan baret merah di dalam perjalanan bangsa ini.

Ketika Kopassus harus Hadapi Mbah Suro yang Kebal Peluru 

Satu diantara operasi penumpasan PKI yang dilakukan oleh Kopassus yakni menaklukan Mbah Suro sosok dukun yang dikenal sakti.

Mbah Suro dikenal memiliki ilmu kebal senjata api.

Mantan lurah yang kemudian dikenal sebagai orang pintar ini telah membuka padepokan dan dilaporkan terlibat dengan PKI.

Pemerintah telah meminta untuk menutup padepokan tersebut namun ditolak.

Akhirnya cara kekerasan yang ditempuh oleh pihak militer Indonesia.

Di tengah operasi penumpasan PKI besar-besaran, Kopassus sempat menghadapi simpatisan PKI yang dikenal kebal senjata, namun itu tak menghalangi Kopassus untuk menggunakan cara kekerasan.

Baca: Teroris Tewas Bersandar di Pundak Pramugari, Kisah Kopassus Bebaskan Sandera Pesawat Woyla

Kisah ini dikutip dari buku "Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" karya Hendro Subroto

Berkobarnya tragedi G30S/PKI yang menculik para jenderal pada 30 September 1965, memang berbuntut panjang.

Satu di antaranya adalah perburuan terhadap mereka yang dianggap sebagai anggota maupun simpatisan PKI.

Perburuan, dan penangkapan itu dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia yang diduga sebagai basis PKI.

Saat itu pada tahun 1967, perburuan terhadap simpatisan dan anggota PKI dilakukan di kawasan yang terletak antara Cepu dan Ngawi.

Tepatnya, di Desa Ninggil.

Nama asli Mbah Suro adalah Mulyono Surodihadjo.

Ilustrasi Kopassus
Ilustrasi Kopassus

Mbah Suro merupakan seorang mantan lurah yang dibebastugaskan akibat kesalahannya sendiri.

Setelah lengser sebagai lurah, Mbah Suro membuka praktik sebagai dukun yang mengobati orang sakit.

Namun, belakangan beredar kabar kalau Mbah Suro juga dikenal sebagai dukun kebal, hingga ia disebut sebagai Mbah Suro atau Pendito Gunung Kendheng.

Pergantian nama baru menjadi Mbah Suro juga diikuti dengan perubahan penampilannya.

Baca: Tersesat 18 Hari di Hutan, Kopassus Diikuti 3 Sosok Mistis, Ditemukan Tinggal Kulit Terbalut Tulang

Salah satunya adalah memelihara kumis tebal, dan rambut panjang.

Mbah Suro melakukan berbagai kegiatan yang berbau klenik, dan menyebarkan kepercayaan Djawa Dipa.

Mbah Suro juga sering memberi jampi-jampi atau mantera dan air kekebalan kepada para muridnya.

Banyak pengikutnya yang percaya, diri mereka telah menjadi kebal terhadap senjata tajam, dan senjata api.

Pemerintah, khususnya pihak militer melihat Mbah Suro telah ditunggangi oleh PKI.

Prajurit Kopassus
Prajurit Kopassus ()

Oleh karena itu, Panglima Kodam VII/Diponegoro memerintahkan untuk menutup padepokan tersebut.

Menurut Hendro, penutupan itu terpaksa dilakukan melalui jalan kekerasan.

"Pangdam terpaksa memerintahkan agar penutupan dilakukan dengan jalan kekerasan, karena segala upaya jalan damai yang ditempuh telah menemui jalan buntu," tulis Hendro dalam bukunya

Akhirnya, Kodam VII/ Diponegoro beserta satu Kompi RPKAD (Sekarang Kopassus) di bawah pimpinan Feisal Tanjung menyerbu padepokan Mbah Suro.

Mbah Suro pun berhasil ditaklukkan dalam penyerbuan itu.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved