Karena Mengusut Tuntas Kasus Korupsi, Wartawan Wanita ini Diperkosa dan Dibunuh

Diketahui, Khashoggi dilaporkan menghilang selama lebih dari pekan setelah masuk ke gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Intisari
Viktoria Marinova. 

TRIBUNJAMBI.COM – Kisah tewasnya jurnalis Jamal Khashoggi masih menjadi berita hangat di media internasional.

Diketahui, Khashoggi dilaporkan menghilang selama lebih dari pekan setelah masuk ke gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Setelah ada banyak tuntutan dari keluarga dan juga masyarakat, pada Sabtu (19/10/2018), pemerintah Arab Saudi mengklaim bahwa Khashoggi tewas.

The Independent mengabarkan seperti dilansir dari kompas.com, pernyataan itu disiarkan melalui saluran televisi yang dikendalikan pemerintah Al-Akhbariya, pada Sabtu (19/10/2018).

Menurut otoritas Arab Saudi, Khashoggi tewas setelah bertikai dengan orang-orang yang ia temuinya di gedung konsulat pada 2 Oktober 2018.

"Pembicaraan antara Jamal Khashoggi dan orang-orang yang ditemuinya di konsulat kerajaan di Istanbul, berubah menjadi pertikaian, yang menyebabkan kematiannya," demikian laporan dari Saudi Press Agency, mengutip jaksa penuntun umum.

Diwartakan AFP, Kerajaan Saudi juga mengumumkan sejauh ini ada 18 orang yang telah ditangkap dalam penyelidikan yang sedang berlangsung.

Baca: FH Unja Gelar Seminar Internasional, Pembicara dari Universitas Charles Darwin dan Thailand

Baca: Ingat Pemeran Utama Kungfu Soccer ini? Ya, Penampakan Stephen Chow Kini Terlihat Memprihatinkan

Beberapa orang mengatakan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman terlibat dalam kasus ini. Namun belum ada bukti.

Apalagi alasan kematian Khashoggi masih belum jelas.

Namun beberapa menyakini kematian Khashoggi dikarenakan dia sering menulis berita yang memberatkan Arab Saudi.

Diketahui Jamal Khashoggi meniti karier sebagai seorang reporter ketika dia sudah berteman dengan Osama bin Laden.

Dari luar negeri, Khashoggi menyebarkan pandangan kritis terhadap pemerintah Saudi lewat kolomnya di koran Amerika Serikat, Washington Post, dan akun Twitternya yang sangat populer dengan lebih 1,6 juta pengikut.

Dan belum genap sebulan pasca laporan kematiannya, seorang jurnalis lainnya dilaporkan dibunuh.

Baca: Ketika Jackie Chan Bertemu Para Pemeran Penggantinya di Setiap Film Setelah 40 Tahun Berlalu

Baca: Link Live Streaming Malaysia vs Laos di Grup A Piala AFF 2018, Kick Off Pukul 19.45 (Live K-Vision)

Dilansir dari kompas.com pada Jumat (9/10/2018), seorang jurnalis perempuan di Bulgaria diperkosa dan dibunuh karena menyelidiki kasus korupsi yang melibatkan dana Uni Eropa (UE).

Jenazah Viktoria Marinova ditemukan di sekitar trek jogging sekitar Sungai Danube di kota Ruse Sabtu pekan lalu (6/10/2018).

Dari hasil pemeriksaan, jurnalis televisi lokal TVN itu diperkosa dan disiksa sebelum dibunuh dengan luka di bagian kepala dan dicekik.

Pembunuhan kepada Viktoria Marinova.
Pembunuhan kepada Viktoria Marinova. (Kompas.com)

Jaksa Penuntut Ruse Georgy Georgiev dikutip Sky News pada Senin (8/10/2018) berkata ponsel, kacamata, kunci mobil, dan beberapa pakaiannya hilang.

Pakar kriminologi berpengalaman kepada media lokal, kematian Marinova mengejutkan. Pasalnya kota itu tak pernah mendapat kasus pembunuhan yang terbilang brutal.

Sebelum dibunuh, jurnalis berusia 30 tahun itu sempat membawakan acara bernama Detector yang mengudara pada 30 September lalu.

Dalam acara itu, Marinova mewawancarai jurnalis investigasi Dimitar Sotyanov dari situs Bivol.bg dan Attila Biro dari Proyek Pengembangan Romania.

Baca: Banyak yang Dibutuhkan, Siapkan Lamaran Kerjamu Untuk Lowongan di PT Telkom di Bulan November ini

Baca: Ketika Dua Aktor Laga Legendaris, Jackie Chan & Jet Li di Gadang-gadang Main Film Action Indonesia

Dalam wawancara tersebut mereka membahas dugaan penipuan dana UE yang melibatkan pengusaha besar dan politisi di Bulgaria.

Dalam penjelasannya, polisi menjelaskan tidak ada bukti pembunuhan Marinova ada hubungannya dengan penyelidikan dugaan korupsi.

Selain itu, mereka mengaku tidak menerima informasi dia diancam sebelum dibunuh.

Namun, pendapat berbeda disuarakan pemilik Bivol.bg Asen Yordanov.

Yordanov menyatakan dia menerima kabar yang terpercaya bahwa hidup Marinova dalam bahaya dikarenakan materi berita yang disajikannya.

Baca: Banyak yang Tak Lolos Passing Grade SKD, BKN Minta Pelamar CPNS Tak Gelisah dan Berandai-andai

Baca: Komplotan Perampok Bersenpi Digulung, Polisi Temukan Tulisan Mantra-mantra yang Digulung Kertas

"Dilihat dari cara pembunuhannya, kematian Marinova menurut saya merupakan bentuk eksekusi. Sesuatu seperti peringatan," papar Yordanov.

Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov menuturkan jajarannya sudah mengumpulkan banyak bukti termasuk DNA, dan berjanji bakal segera menangkap pelakunya.

Perwakilan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa Harlem Desir menulis di Twitter seperti dikutip Russian Today bahwa dia bakal memantau penyelidikan.

Marinova menjadi jurnalis yang dibunuh di Eropa dalam setahun terakhir.

Sebelumnya, wartawan Slovakia Jan Kuciak ditembak mati Februari lalu.

Kemudian jurnalis investigasi terkenal Malta, Daphne Caruana Galizia, tewas setelah mobil yang ditumpanginya meledak pada Oktober 2017. (Ardi Priyatno Utomo)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved