Perang Terdahsyat Banyak Jatuh Korban di Pihak Amerika, Meninggalkan Kisah Legendaris di Viet Cong
TRIBUNJAMBI.COM- Pertempuran yang melibatkan divisi kavaleri AS di Vietnam merupakan perang paling dahsyat
Tanggal 7 Februari, 1st Cavalry melancarkan misi tempur search and destroy lewat operasi bersandi White Wing.
Satuan yang diterjunkan antara lain, 1st Brigade, 1st dan 2nd Battalion, 5th Cavalry, dan 2nd Brigade.
Pasukan gabungan itu melancarkan pengepungan terhadap posisi pasukan Viet Cong di kawasan lembah yang dikenal dengan nama Iron Triangle. Perlu waktu empat hari untuk menghancurkan kekuatan musuh bagi satuan-satuan 1st Cavalry.
Kekuatan pasukan Viet Cong di Iron Triangle akhirnya berhasil ditumpas setelah dihujani gempuran artleri dan bombardemen udara oleh armada B-52.
Operasi White Wing terus dilanjutkan secara gencar hingga memasuki bulan Maret yang juga merupakan bulan terakhir bagi operasi tempur bersandi search and destroy itu.
Pada minggu pertama bulan Maret, selama enam hari pertempuran satuan-satuan 1st Cavalry sukses menggulung kekuatan Viet Cong di kawasan Propinsi Binh Dinh.
Keberhasilan operasi di Binh Dinh menandai berakhirnya Operasi White Wing. Setelah beristirahat sekitar sebulan, memasuki bulan Mei satuan-satuan 1st Cavalry kembali diterjunkan ke medan laga.
Operasi bersandi Crazy Horse itu tetap bermoto search and destroy dengan sasaran kawasan bukit dan berhutan lebat yang membentang antara Suoi Ca serta Vinh Thanah.
Pasukan Viet Cong membangun pertahanannya di balik rumput gajah yang lebat dan mempunyai diameter ketinggian di atas manusia sehingga sulit terdeteksi.
Umumnya jika konsentrasi persembunyian Viet Cong diketahui, 7th Cavalry langsung menghujani dengan tembakan artleri didukung, tembakan roket, pemboman oleh pesawat F-4 dan B-52.
Sedangkan sisa-sisa pasukan Viet Cong yang berusaha melarikan diri akan disergap oleh personil 1st Cavalry dengan senjata-senjata perorangan.
Hingga akhir tahun 1966, 1st Cavalry terus membukukan keberhasilannya dalam sejumlah operasi seperti Thayer I dan Thayer II. Tapi menjelang akhir tahun 1st Cavalry dikejutkan oleh serangan Viet Cong yang dilancarkan secara mendadak.
Serangan yang dilancarkan dua hari setelah perayaan Natal itu, 27 Desember pukul 01.05, membuat sejumlah satuan 1st Cavalry yang sedang bertugas kocar-kacir.
Dalam serangan yang sengaja memanfaatkan kelengahan lawan itu, Viet Cong mengerahkan satuan 22 nd Regiment dan 3rd North Vietnamese Army.
Gempuran yang mengandalkan ribuan gelombang manusia itu juga didukung oleh persenjataan berat seperti meriam 82 mm, mortir 60 mm, senapan mesin caliber 57 mm, dan senapan mesin dalam jumlah besar.