Peringatan Hari Pahlawan
Hari Pahlawan: Kisah Cinta Sayuti Melik Pengetik Naskah Proklamasi dengan Pengibar Bendera Pusaka
Menyongsong Hari Pahlawan ini kita akan mengenang kisah cinta Sayuti Melik, sosok pengetik naskah Proklamasi.
TRIBUNJAMBI.COM - Menyongsong Hari Pahlawan ini kita akan mengenang kisah cinta Sayuti Melik, sosok pengetik naskah Proklamasi.
Sebagai sosok yang berjasa di hari kemerdekaan Indonesia, di Hari Pahlawan ini kita akan membahas sisi lain sang Pengetik Naskah Proklamasi, lewat kisah cinta Sayuti Melik.
Kisah cinta Sayuti Melik akan dihadirkan Grid.ID kali ini dalam rangka Hari Pahlawan yang jatuh besok (10/11/2018).
Bicara soal Sayuti Melik, tentu kita akan kembali teringat ke pelajaran IPS, PKPS, PPKn, atau PKN di bangku sekolah dulu.
Baca: Ngeri, Bocah 7 Tahun Ini Memilih Berteman dengan Ular Kobra. Ternyata Berawal dari Ini
Baca: Panas Politik Genderuwo, Juru Bicara Jokowi-Amin Sebut Itu Tak Ditujukan Kelompok Tertentu
Sosok Sayuti Melik adalah pengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Tak jauh-jauh dari perjuangan kemerdekaan Indonesia, Sayuti Melik pun jatuh cinta kepada sosok yang terlibat di dalamnya.
Seperti yang sebelumnya diulas oleh Budi Setiyono di Historia, Sayuti Melik jatuh cinta pada seorang anggota pasukan pengibar bendera pusaka pertama.
Wanita yang beruntung tersebut bernama Surastri Karma (SK) Trimurti, lebih dikenal dengan nama Trimurti.
Menurut pemberitaan yang dimuat oleh Kompas.com, Trimurti lahir di Boyolali, Jawa Tengah, pada 11 Mei 1912.
Trimurti merupakan seorang lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Selama masa pergerakan, Trimurti aktif di Partai Indonesia (Partindo).
Selain itu, ia juga berkarier sebagai guru SD.
Lalu bagaimana kisah cintanya dengan Sayuti Melik?
Historia menyebut bahwa keduanya, "Menikah dengan satu ikrar: berjuang bersama."
Dan memang Sayuti Melik serta Trimurti sama-sama aktif berjuang dalam kemerdekaan Indonesia.
Baca: Hari Pahlawan: Gedung Tua Bersejarah ini Jadi Jejak Pernah Adanya Pasukan Inggris ke Surabaya
Baca: Nana Mirdad Ketumpahan Minyak Panas, Begini Perlakuan Andrew White ke Istrinya
Historia menuliskan bahwa kedua remaja ini, Sayuti Melik dan Trimurti, kerap berdebat dan bertukar pikiran.
Yang dibahas pun bukan hal yang main-main, seputar teori, strategi, dan siasat perjuangan.
Lalu suatu ketika tanpa disangka-sangka, Sayuti Melik mengatakan hal yang bisa membuat jantung setiap wanita berdegup lebih kencang, termasuk Trimurti.
"Kalau begitu, saudara dapat bekerja sama dengan saya.
"Sebaiknya saudara menjadi istri saya saja," kata Sayuti Melik kepada Trimurti.
Terkejut dengan kata-kata Sayuti Melik ini, Trimurti kemudian meminta waktu untuk berpikir terlebih dahulu.
Keduanya pertama kali bertemu pada 1937.
Baca: KPU Provinsi Jambi Bentuk Adhoc untuk Tambah PPK di Kabupaten Kota
Baca: Heningkan Cipta Serentak 60 Detik, Kendaraan Akan di Hentikan di Muarojambi
Kala itu Trimurti bekerja sebagai pembantu tetap di harian Sinar Selatan, sementara Sayuti Melik juga bekerja di sana sebagai penulis.
Sayuti Melik dan Trimurti memiliki perbedaan pendapat soal politik.
Bukan hanya itu, Trimurti juga masih bertanya-tanya apakah ia mencintai Sayuti Melik, dan begitu juga sebaliknya.
Akhirnya Trimurti pun memutuskan menerima pinangan Sayuti Melik, menikahlah mereka pada 19 Juli 1938.
Meskipun begitu, kehidupan pernikahan mereka tak selalu dilalui bersama-sama.
Baik Sayuti Melik maupun Trimurti sering dijebloskan ke penjara.
Historia menyebut, "Mereka berganti-ganti mengurus rumah tangga mereka dan anak bagi mereka."
Menjalani pernikahan tak membuat Trimurti dan Sayuti Melik lupa akan misi kemerdekaan.
Mereka tetap berjuang dengan cara masing-masing, tapi tetap berusaha melindungi satu sama lain.
Hingga akhirnya mereka bisa benar-benar selalu bersatu setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 1945.
Meskipun kerap terpisah sebelum kemerdekaan, keduanya tetap punya sisi romantis.
Di pertengahan 1950 saat itu Trimurti pernah mendapat pesan bahwa Sayuti Sakit keras.
Baca: Perempuan Ini Nekat Belanja Pakai Cek Kosong. Lalu Begini Jadinya
Baca: Mulai dari Mobil Hingga Mesin Jahit, Mainan yang Digandrungi Anak-anak, Ada di Mal Jamtos
Dari Jakarta, Trimurti segera bergegas ke Yogyakarta tempat Sayuti Melik.
Ternyata, sesampainya di sana, Sayuti Melik tidak sakit.
Ia hanya ingin bertemu dengan Trimurti.
Namun rupanya kisah cinta kedua pejuang ini tak semulus itu.
Pada akhirnya Sayuti Melik jatuh cinta pada Siti Rancari.
Berusaha menerima kenyataan yang ada, Trimurti dan Sayuti Melik pun akhirnya bercerai pada 8 Juli 1969.
Walaupun begitu, hubungan keduanya tidak diwarnai konflik meski sudah hidup masing-masing.
Menurut catatan data di Wikipedia, Sayuti Melik meninggal pada 24 Februari 1989 setelah mengalami sakit selama setahun.
Ia kemudian dimakamkan di TMP Kalibata.
Sementara itu, Trimurti meninggal pada 20 Mei 2008 pada usia 96 tahun.
Jenazahnya juga dimakamkan di TMP Kalibata. (*)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: