Black Box Jadi Kunci Jawaban Penyebab Kecelakaan Pesawat, Ini Keunggulan Kotak Hitam

Kenapa black box ini jadi prioritas utama pencarian selain menemukan korban dalam suatu kecelakaan pesawat?

Editor: Suci Rahayu PK
Kolase Tribun Jabar
Black box alias kotak hitam 

TRIBUNJAMBI.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan black box atau kotak hitam Lion Air JT610 sinyalnya sudah dapat terdeteksi.

Terdeteksinya sinyal black box Lion Air JT610 dengan nomor pesawat PK-LQP ini berkat sebuah kapal bernama Kapal Riset (KR) Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Baca: Apa Itu Black Box? Bagaimana Cara Kerjanya? Kenapa Sangat Dicari saat Kecelakaan Pesawat?

Bunyi yang ditangkap dari black box atau kotak hitam itu ada di kedalaman 32 meter dan berada 400 meter arah barat laut dari koordinat hilang kontaknya pesawat Lion Air JT610, Senin (29/10/2018) lalu.

KR Baruna Jaya bisa menangkap sinyal dari black box Lion Air JT610 lewat alat bernama 'Ping Locater' yang bisa mendeteksi sinyal di bawah laut.

Selain itu KR Baruna Jaya juga dilengkapi Remotely Operated Vehicle (ROV) yakni wahana yang bisa mengirimkan visual bawah air secara real time.

Lantas seperti apa itu black box?

Kenapa black box ini jadi prioritas utama pencarian selain menemukan korban dalam suatu kecelakaan pesawat?

Apa Keunggulan si kotak ini?

Black box atau kotak hitam merupakan barang penting ketika suatu kecelakaan pesawat terjadi.

Pasalnya, dari kotak hitam atau black box inilah semua kunci jawaban penyebab terjadinya kecelakaan akan terungkap.

Dilansir Tribunjambi.com dari laman ABC dan juga dari TribunJogja, berikut penjelasan mengenai black box:

1. Bukan warna hitam tapi oranye

Penampakan Black Box Lion Air
Penampakan Black Box Lion Air (KompasTV)

Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, black box berarti kotak hitam.

Akan tetapi, justru warna kotak berharga bagi pesawat terbang ini adalah oranye.

Pemilihan warna oranye ini dengan alasan agar lebih mudah ditemukan di lokasi kecelakaan pesawat meski pesawat sudah rusak dan hancur.

2. Terbuat dari 2 bagian

Black box ini terdiri atas dua bagian, yaitu flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR) merangkum informasi penyebab kecelakaan.

Flight data recorder (FDR) yang merekam data penerbangan.

Sementara cockpit voice recorder (CVR) yang merekam suara pilot yang bisa menangkap percakapan antara pilot dengan pemandu lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC).

black box (Tribunjogja)
black box (Tribunjogja) ()

Tak hanya digunakan di pesawat penerbangan komersil, blackbox juga digunakan di pesawat lain seperti helikopter, militer dan lainnya.

Guna mempercepat proses penemuan, black box disimpan di bagian ekor pesawat.

Bagian ekor pesawat ini dinilai paling aman jika sebuah kecelakaan pesawat terjadi.

3. Keunggulan black box

Material pembuat black box ini dibuat dari titanium berlapis.

Dengan titanium tersebut, membuat black box tahan beban ratusan kilogram dan juga semburan api.

Peneliti mencoba menghancurkannya, menghancurkannya dalam api 1.100 derajat Celcius, menenggelamkannya ke dalam tangki air garam bertekanan, dan mencelupkannya ke dalam bahan bakar jet.

Black Box
Black Box ()

Black box juga tahan benturan ekstrem dan sanggup bertahan di dalam air.

Hal tersebut karena black box dilengkapi dengan underwater locator beacon (ULB) atau underwater acoustic beacon yang akan aktif jika terendam air.

ULB yang aktif ketika berinteraksi dengan air dan akan memancarkan sinyal darurat setiap detik selama 30 hari sebelum baterai habis.

Sehingga hal ini akan semakin mempermudah proses pencarian black box.

Jika sudah melebihi 30 hari dan belum juga ditemukan, maka pencariannya akan menjadi sangat sulit, seperti pada kasus kecelakaan pesawat MH370.

Tak hanya itu, ULB pemancar dalam black box aktif sebulan di dalam kedalaman 4 meter.

ULB juga akan mengirimkan sinyal kordinat lokasi di mana pesawat itu berada.

Data yang dikumpulkan oleh perangkat ini meliputi arah pesawat, ketinggian, kecepatan, akselerasi vertikal, dan data waktu.

Namun kini, perangkat ini mampu merekam lebih banyak data yang mampu merekonstruksi kecelakaan, menganalisa masalah, serta dengan daya ketahanan yang lebih kuat termasuk tahan api dan bertahan ketika tenggelam di laut.

4. Kapasitas penyimpanan

Kapasitas penyimpanan black box ini bisa menyimpan 700 parameter data penerbangan.

Perekam digital memiliki penyimpanan yang cukup untuk 25 jam data penerbangan tetapi hanya dua jam rekaman suara kokpit, yang direkam sendiri dalam satu lingkaran.

CVR melacak interaksi kru dengan satu sama lain dan kontrol lalu lintas udara, tetapi juga kebisingan latar belakang yang dapat memberikan petunjuk penting bagi penyelidik.

Versi rekaman magnetik sebelumnya hanya bisa merekam 30 menit percakapan kokpit dan kebisingan, yang juga direkam dalam satu lingkaran.

5. David Warren pencipta pertama black box

David Warren, pencipta black box (Aviation Voice)
David Warren, pencipta black box (Aviation Voice) ()

Produsen pesawat komersil pertama yang menggunakan pesawat bermesin jet, De Havilland Comet mengalami kecelakaan tragis 4 kali di tahun 1953 dan 1954. Tiga diantaranya ini tak diketahui penyebabnya.

Sebelumnya, ada juga kecelakaan pesawat yang menimpa maskapai penerbangan Canadian Pacific Airlines di Karachi, Pakistan pada 3 Maret 1953 disebut merupakan akibat dari kesalahan pilot.

Pada 2 Mei 1953 terjadi kecelakaan serupa menimpa Flight BOAC 783/057, kemudian pada 10 Januari 1954 kecelakaan juga menimpa BOAC 781 serta terjadi pada maskapai penerbangan South African Airways Flight 201 pada 8 April 1954.

Rentetan kecelakaan itulah yang menginspirasi David Warren, seorang ilmuwan dan peneliti Australia yang juga ahli bahan bakar untuk menciptakan apa yang kini dikenal dengan sebutan black box atau kotak hitam.

Ditambah lagi dengan pengalaman pahit David Warren di usia 9 tahun saat ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat Bass Strait pada 1934.

Kemudian, pada awal tahun 1950, David Warren memiliki ide untuk membuat alat yang dapat merekam data penerbangan dan percakapan di kokpit sehingga penyebab kecelakaan dapat segera diketahui.

Idenya, muncul ketika ia menyadari bahwa kecelakaan penerbangan akan mudah diselidiki jika bisa mendengarkan percakapan terakhir di cockpit pesawat dan data rekaman fungsi-fungsi pesawat.

Alat sebelumnya yang sudah ada hanya digunakan untuk merekam data penerbangan, namun ada kekurangannya yakni tidak bisa merekam suara di cockpit.

Alat inilah yang diciptakan oleh Francois Hussenot dan Paul Beaudouin di tahun 1939 dengan membuat perangkat perekaman berbentuk film dengan panjang 8 meter. Alat ini merekam data ketinggian pesawat, kecepatan dan lain-lain.

Lantas David Warren mencoba bereksperimen setelah melihat rekaman suara mini di sebuah even pameran.

Ia pun membuat perangkat menggunakan perangkat rekaman magenitik yang dapat dihapus dan digunakan kembali untuk merekam.

Model pertama perangkat ini, selesai pada tahun 1957.

Alat hasil ciptaannya mampu merekam data suara selama empat jam serta bisa merekam data instrumen pada pelat baja.

Sementara perangkat modern menggunakan perekam data digital yang datanya bisa dengan mudah dan cepat diunduh.

Penggabungan perekam data penerbangan atau Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (VCR) inilah yang kini digunakan dengan sebutan black box.

Kemudian pada 1965 diproduksi prototipe black box pertama yang diberi nama “ARL Flight Memory Unit”.

black box (Twitter @NSTB)
black box (Twitter @NSTB) ()

David Warren juga menulis memo berjudul "Alat untuk Mengetahui Investigasi Kecelakaan Pesawat Terbang ke Pusat Penelitian Aeronautika di Melbourne".

Namun, penemuannya itu tidak mendapat respons serius dari Pemerintah Australia lantaran isu terkait keamanan privasi.

David Warren pun berjuang untuk memeroleh pengakuan mengingat betapa pentingnya perangkat itu. Warren sempat tampil dalam wawancara langsung dengan ABC pada tahun 1985.

Dirinya menceritakan bagaimana perjuangan dalam menemukan dan mengembangkan perangkat tersebut.

Barulah pada tahun 1960, pemerintah Australia mulai mengadopsi Flight Data Recorder (FDR) pada pesawat komersial menandai penggunaan perangkat ini untuk pertama kalinya.

Australia menjadi negara pertama yang mewajibkan penggunaan black box di setiap pesawat terbang negaranya. (Tribun Bogor)

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved