Kabar Meledak Sebelum Jatuh, Pengakuan Nelayan Dengar Suara Keras, Dirut Lion Air Beri Komentar
Ada nelayan yang mendengar ledakan saat pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perbatasan perairan Karawang dan Bekasi, Jawa Barat
Ia pun menyakini bahwa sang pilot sudah bekerja sesuai dengan prosedur yang ada.
"Saya yakin pilot bekerja sesuai prosedur yang ada. Ketika ada masalah dia minta return to base. Hanya, bagaimana akhir dari permintaan itu, yang kita lihat apa yang terjadi saat ini," katanya.

Edward Sirait juga menyampaikan mereka akan belajar banyak dari kecelakaan ini, sehingga kejadian serupa tidak terjadi di hari-hari yang akan datang.
"Kalau mengenai informasi siapapun kami akan memintai informasi terkait pesawat ini. Dan pasti akan dilakukan oleh instansi terkait dengan masalah ini. Tidak ada yang luput dari pengecekan. Karena banyak hal yang harus kami rekam mengenai kejadian ini untuk perbaikan ke depan," ujarnya.
Baca: Link Live Streaming Madura United Vs PSM Makassar - Live Indosiar, Kick Off 18.30
Edward juga menyampaikan bahwa pilot pesawat dan co-pilotnya adalah orang sudah memiliki jam terbang yang tinggi.
"Pesawat ini dikomandoi oleh Capt Suneja dan Co-Pilot Harvino. Di mana kapten penerbang ini sudah mempunyai 6 ribu jam terbang dan sudah sering membawa pesawat terbang dari Indonesia, Manado, menuju Cina juga sudah sangat banyak menerbangkan pesawat ini," ujar Edward.
"Co-pilot juga co-pilot juga sudah senior. Dengan jam kerja lebih 5.100," tambahnya.
Edward juga memaparkan bahwa pesawat yang mengalami kecelakaan nahas tersebut adalah pesawat generasi terbaru.
"Pesawat yang PKLQP kami terima tanggal 13 Agustus 2018. Sampai di Jakarta tanggal 13 Agustus 2018. Kami terbangkan untuk komersial pada 15 Agustus 2018," tutur Edward.
"Pesawat ini baru, generasi terbaru dari boeing 737 Max. Ini max seri 8 yang sudah kami terima," tambah Edward

Menurut Edward, pesawat tersebut sudah layak terbang sebelum berangkat.
"Sampai kemarin, sebelum terbang, pesawat ini dinyatakan layak terbang oleh enginer yang diberi wewenang untuk merilis pesawat. Begitu kira-kira informasi yang bisa kami berikan," ujarnya.
Pihak Lion Air sampai saat ini masih menunggu informasi dari basarnas mengenai posisi pesawat dan kondisi penumpang seperti apa.
"Kami sudah membuka posko dari jam 7.30 pagi sebagai lokasi center, dan posko untuk menangani para keluarga yang ingin menanyakan informasi. Total yang ada di dalam 189. Kami belum cek WNA, kami lagi cek dan hubungi keluarga penumpang," ujarnya.
Sebelumnya pesawat ini terbang dari Denpasar menuju Cengkareng, dan ada laporan terjadi masalah teknis dalam pesawat tersebut.
"Pesawat ini terakhir terbang dari Denpasar menuju Cengkareng dalam posisi dirilis untuk terbang. Memang ada laporan terkait masalah teknis, sudah dikerjakan sesuai prosedur yang dikeluarkan pabrikan pesawat," katanya.
Jam terbang pesawat sejauh ini kata Edward mencapai rata-rata 9-10 jam per hari. (*)