Prabowo Subianto Buka-bukaan Sosok Kunci yang Telah Kalahkan Ahok di Pilkada DKI Jakarta

Prabowo Subianto membongkar hal tersebut berkaitan dengan makin panasnya kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta (Wagub DKI).

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Prabowo dan Ahok 

TRIBUNJAMBI.COM - Prabowo Subianto membongkar sosok kunci yang membuat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kalah di Pilgub DKI.

Prabowo Subianto membongkar hal tersebut berkaitan dengan makin panasnya kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta (Wagub DKI).

Kursi Wagub DKI kini diketahui diperebutkan 2 partai koalisi, yakni Gerindra dan PKS.

Prabowo mengungkapkan itu saat diwawancara wartawan senior CNN dan diunggah di akun youtube CNN Indonesia dengan judul 'Prabowo Bicara Wagub DKI Jakarta'.

Prabowo mengatakan bahwa sampai saat itu proses memilih Wagub DKI Jakarta masih terus berjalan.

"Ini proses yang sedang berjalan. Politik itu kan biasa, politik itu kan harus kita akomodatif. Saya memang akan konsultasi terus dengan ketua Gerindra di DKI. Jadi saya ingin menghormati dan menghargai anak buah saya," ujar Prabowo Subianto dalam wawancara tersebut.

Prabowo mengaku dirinya juga memiliki kepentingan dalam pemilihan Wagub DKI pengganti Sandiaga Uno.

Baca: Di Instagram, Ahok Bela Anies Baswedan Soal Sampah TPST di Bantar Gebang dengan Pemkot Bekasi

Baca: Verifikasi Data Pemilih, Banyak Warga SAD Belum Terdaftar

Baca: Asmara Model Cantik Steffy Burase - Gubernur Nonaktif Aceh Irwandi Terungkap, Pengakuan di Sidang

"Saya ada kepentingan juga dalam arti memang saya harus akomodatif, temen-temen koalisi saya juga . PKS juga berharap Wagubnya akan dari PKS. Tapi saya juga sedang persuasif coba untuk bisa orang-orang DKI bisa menerima," kata Prabowo Subianto.

Saat ini, kata Prabowo Subianto, dirinya juga sedang berdiskusi dengan beberapa tokoh dari partai-partai selain Gerindra di DKI, bahkan dengan partai yang tak berkoalisi dengan Gerindra.

"Jadi ini proses, nanti kita cari, ujungnya nanti kita cari," ujar Prabowo Subianto.

Ketika ditanya terkait apakah nama M.Taufik sudah final akan maju menjadi Wagub DKI, Prabowo Subianto menegaskan nama itu belum final.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Gerindra, Mohamad Taufik di Balai Kota, Jumat (10/8/2018).
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Gerindra, Mohamad Taufik di Balai Kota, Jumat (10/8/2018). (Warta Kota/Anggie Lianda Putri)

"Saya kira belum, kalau belum maju ya belum final. Tapi bagi saya beliau orang yang sangat berprestasi di Gerindra. Ya bagaimanapun dia yang mimpin. Ahok kita kalahkan kan dia kuncinya," kata Prabowo Subianto.

M.Taufik adalah politikus dan Ketua DPD DKI Jakarta Partai Gerindra. Ia adalah sosok kontroversial karena banyaknya perselisihan dengan Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Meskipun demikian, ia diusulkan oleh Gerindra untuk mengisi posisi wakil Gubernur, setelah Joko Widodo mengundurkan diri dan Basuki mengisi posisi yang ditinggalkan Jokowi.

Lalu kini lagi-lagi M.Taufik kembali diusulkan menjadi Wagub DKI setelah Sandiaga Uno meninggalkan posisi Wagub DKI.

Respons Negatif

Sebagian warga merespons negatif rencana pencalonan Mohammad Taufik sebagai wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno.

Djami (30), pegawai negeri di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, berpendapat bahwa pencalonan Mohammad Taufik bisa membunuh kepercayaan rakyat kepada aparat pemerintah.

Sebab, Taufik merupakan mantan narapidana kasus korupsi. Ia mengatakan, setiap warga negara memiliki hak untuk memimpin suatu daerah.

Kendati demikian, partai politik yang mengusung seorang pemimpin daerah seharusnya mempertimbangkan riwayat hukum calonnya.

Baca: Live streaming PSM Makassar Vs Persib Bandung Liga 1 2018, Pertarungan Perebutan Puncak Klasemen

Baca: Lewat Skype Perintah Bunuh Jamal Khasoggi Dari Penasihat Putra Mahkota Arab Saudi, Ini Instruksinya

Baca: Peringatan Bulan Muharram, Imam Besar Masjid Istiqlal Didatangkan Mengisi Ceramah

"Saya tahu siapa dia (Mohammad Taufik), tetapi saya kecewa sih kenapa dia ngotot banget jadi wagub. Harusnya Parpol yang mengusungnya juga perhatikan dong bagaimana pendapat rakyat," ujar Djami saat ditemui di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (24/9/2018).

Djami menyampaikan, kriteria pemimpin yang baik adalah seseorang yang bisa memberikan teladan yang baik untuk rakyatnya.

"Dia saja pernah korupsi, apakah bisa menjamin dia enggak korupsi di masa depan. Ini Jakarta loh, ibu kota negara. Harusnya yang memimpin, seseorang dengan track record yang baik," ujar dia.

Pendapat yang sama juga disampaikan Laura (27), karyawan swasta di kawasan Sudirman. Ia ragu Jakarta akan lebih baik jika dipimpin mantan narapidana kasus korupsi.

Laura paham bahwa setiap mantan napi korupsi memiliki hak untuk hidup normal kembali dalam lingkungan.

Kendati demikian, menurut dia, memilih mantan napi korupsi menjadi kepala daerah merupakan pilihan yang keliru.

"Boleh saja memberi kesempatan kedua kepada mereka (mantan napi korupsi) asal jangan memimpin daerah lah. Siapa yang bisa menjamin dia enggak mengulanginya lagi?" ujar Laura.

Mitha (24), karyawan swasta lainnya, juga mengaku kecewa akan keputusan Partai Gerindra DKI yang mengusulkan Taufik sebagai calon wakil gubernur Jakarta.

Ia menilai, ini bisa menciptakan citra buruk pemerintahan. Menurut Mitha, pemimpin yang baik adalah seseorang yang mampu memberikan manfaat bagi rakyat yang dipimpinnya.

"Korupsi itu kan merugikan rakyat, kalau dia jadi wagub, kita mencontoh hal baik apa dari dia?" ujar Mitha. "Saya enggak tahu siapa yang bisa memutuskan dia bisa jadi wagub atau tidak, tetapi tolonglah dengar pendapat rakyat. Kita enggak mau punya wagub mantan napi korupsi," ucap dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Syarif mengatakan, DPD Gerindra DKI sudah memutuskan untuk mengusulkan Taufik sebagai cawagub DKI.

Alasannya, Taufik memiliki banyak pengalaman memimpin organisasi selama lebih dari 18 tahun dan kini menjabat wakil ketua DPRD DKI Jakarta.

Baca: Ahok Bela Anies Baswedan Terkait Masalah Sampah TPST Bantar Gebang,Inilah Komentar Pembelaannya

Baca: Tokoh Kunci yang Kalahkan Ahok di Pilgub Itu Kini Masuk Calon Kuat Wagub DKI Jakarta

Baca: Hadiri Penyerahan Bantuan IKM di Muaro Jambi, Ihsan Yunus Harap Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Dalam rapat pimpinan pada Jumat (21/9/2018), kata Syarif, seluruh pengurus DPD, Dewan Pimpinan Cabang (DPC), dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-DKI Jakarta sepakat mengusulkan Taufik.

"Keputusan rapim cuma tunggal, yaitu menetapkan M Taufik sebagai calon wakil gubernur DKI," kata Syarif. Usulan DPD Gerindra DKI ini masih akan dibahas di tingkat pimpinan pusat partai.

Adapun kursi wagub DKI Jakarta masih kosong setelah Sandiaga mundur untuk mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo.

Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai politik pengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017 berhak mengusulkan nama cawagub pengganti.

PKS telah memiliki dua nama cawagub yang akan diusulkan, yakni mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekretaris Umum DPW PKS DKI Jakarta Agung Yulianto.

PKS tengah berupaya melobi Gerindra agar menyerahkan kursi wagub DKI kepada PKS.(Theo Yonathan Simon Laturiuw/Rindi Nuris Velarosdela)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved