Begini Penderitaan Penumpang Pesawat Woyla yang Dibajak Teroris Sebelum Kopassus Turun Tangan

Seperti diketahui, pesawat DC 9 mlik Garuda Indonesia itu dibajak oleh lima teroris dari kelompok yang mengaku bernama Komando Jihad.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase anggota Kopassus di Thailand dan lubang-lubang di dinding pemisah pesawat, Kamis (9/4/1981). (Kompas/Kartono Ryadi/Dudy Sudibyo) 

Berhari-hari disandera membuat para penumpang merasa takut dan lelah.

Kala itu, korban sendera dicekoki ceramah yang isinya menjelekkan pemerintahan Soeharto.

Para sandera tak boleh berkomentar mengenai ceramah tersebut.

Tangan penumpang harus diangkat ke atas dan kedua telapak tangan harus di bagian atas sandaran kursi.

Penumpang baru boleh menurunkan tangannya setelah pesawat Woyla tiba di Bangkok, Thailand.

Pesawat tersebut mendarat di Bandara Don Mueng, Bangkok, Sabtu sekitar pukul 17.00.

Penderitaan yang dialami oleh penumpang pesawat belum berakhir.

Baca: Jelang MU Vs Juventus, Rabu Dinihari, Mourinho Akui Cemaskan Serangan Cristiano Ronaldo

Baca: Sebelum Terungkap! Ternyata Sosok ini Sempat Ingatkan Ratna Sarumpaet Untuk Akui Kebohongannya

Bahkan, penderitaan yang dialami mereka semakin menjadi-jadi.

Mereka hanya diberi selembar roti tawar dan air putih.

Para korban sandera itu terus diawasi secara ketat.

Saat menggunakan toilet, mereka tak boleh menutup pintu.

Perlakuan tersebut berlaku juga bagi sandera perempuan.

Bahan bakar pesawat yang kian menipis semakin menambah penderitaan sandera.

Pendingin udara tak aktif karena mesin pesawat dimatikan.

Banyak penumpang yang lemas karena kekurangan oksigen.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved