Selama 2018 Ada105 Orang di Kota Jambi Terjangkit DBD, Inilah 7 Penyebabnya Menurut Dinkes
Mengingat saat ini mulai memasuki musim hujan, maka masyarakat harus rajin membersihkan keadaan lingkungan sekitar
Penulis: Rohmayana | Editor: bandot
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Rohmayana
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Memasuki musim pancaroba beberapa penyakit harus mulai diwaspadai.
Seperti Infeksi saluran nafas dan peningkatan penyakit diare.
Hal ini disampaikan Ida Yulianti Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi.
Mengingat saat ini mulai memasuki musim hujan, maka masyarakat harus rajin membersihkan keadaan lingkungan sekitar.
Selain itu Ida juga mengimbau agar warga menjaga kondisi fisik agar tetap fit saat peralihan musim.
Disampaikannya saat pancaroba ini, yakni bulan Oktober satu diantara penyakit yang perlu diwaspadai yakni DBD.
"Selama tahun 2018, tercatat sebanyak 105 pasien terserang DBD, sehingga jika ditotal dengan Oktober ini ada 107 pasien," kata Ida, Rabu (17/10).
Baca: Prabowo Ulang Tahun, Titiek Soeharto Berikan Ucapan, Netizen Menggoda, Sebut Kata Ini
Menurutnya berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Jambi pada 2016 lalu tercatat sebanyak 567 kasus DBD di kota Jambi dan 7 diantaranya meninggal dunia.
Sedangkan pada tahun 2017 tercatat sebanyak 142 kasus DBD dan satu diantaranya meninggal dunia.
"Biasanya kasus DBD ini juga dipicu oleh kebiasaan dan gaya hidup masyarakat. Misalnya kebersihan dan pola hidup yang tidak sehat," katanya.
Ida menyampaikan upaya pemerintah kota Jambi dalam mengurangi angka DBD adalah dengan melakukan Jumat bersih dan gotong royong setiap minggunya.
Juga sosialisasi yang terus dilakukan terhadap hal yang harus dilakukan untuk mencegah DBD di lingkungan sekitar. "Sehingga bisa mengurangi perkembangan jentik nyamuk," katanya.
Baca: Ciri-ciri Peluru Temuan di Ruang Fraksi PAN dan Demokrat DPR RI, Penembaknya Sama
Selain itu, genangan air yang kotor bisa membuat jentik nyamuk tumbuh dengan cepat. "Kita harus waspadai didaerah yang rawan banjir, seperti daerah yang mudah tergenang oleh air akibat hujan deras. Nah itu termasuk daerah yang banyak terkena DBD," ujarnya.
Sementara itu , Yunius, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kota Jambi bahwa ada sekitar 19 titik wilayah yang rawan terjadi genangan.
Diantaranya di kawasan Jalan Pattimura, Kotabaru, Mayang, Simpang 4 jelutung, bawah Dealer Hino, Tikungan Xaverius, IAIN Telanai, Lebak Bandung dan Thehok .
“Ditambah dengan beberapa titik disepanjang jalan protokol,” katanya.
Sebagian besar penyebab banjir dikarenakan tidak berfungsinya dengan baik drainase. Baik drainase yang baru dibangun dengan sistem drainase tertutup maupun drainase lama.
“Banyak yang mengatakan bahwa sistem drainase tertutup itu yang menyebabkan banjir. Padahal tidak, ini karena masih banyaknya sampah yang ada didalam drainase," katanya.
Dikatakannya bahwa ada delapan penyebab banjir di Kota Jambi.
Baca: 114 Unit Koperasi di Batanghari Masuk Daftar Rencana Pembubaran, Ini Daftarnya
Pertama adalah kapasitas drainase utama sudah tidak sesuai dengan debit air.
Kedua adanya penyempitan drainase bottle neck. Ketiga karena sedimentasi dan erosi di sungai dan drainase utama.
Keempat adanya alih fungsi lahan di daerah hulu, kelima adanya luapan air Sungai Batanghari, keenam adanya pengaruh pasang surut Sungai Batanghari.
Ketujuh fasilitas kota seperti kabel telepon, saluran PDAM, pipa-pipa yang melintang di gorong - gorong menghambat aliran air drainase. Dan terakhir adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai.
"Kita terus mengecek ke lapangan dan mempelajari setiap kejadian. Lalu mencari jalan keluarnya," katanya.
Saat ini pihaknya sedang melakukan beberapa upaya untuk mengatasi banjir agar tidak terjadi lagi. Seperti melakukan pembersihan dan normalisasi drainase. Dengan begitu,air bisa mengalir dengan lebih lancar. (*)