Gempa di Sulawesi Tengah
Fitri Terjepit Reruntuhan Bangunan 3 Hari Tidak makan, Hotel Roa-roa Runtuh
Evakuasi yang dimulai sejak Pukul 16.30 Wita, fitri baru bisa dikeluarkan dari runtuhan bangunan tepat Pukul 20.00 wita.
TRIBUNJAMBI.COM - Fitri Leonica berhasil dievakuasi setelah bertahan hidup di bawah reruntuhan bangunan yang ambruk akibat guncangan gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Tubuh perempuan 25 tahun itu tampak lemas lantaran terjepit reruntuhan bangunan. Dia tidak makan dan selama tiga hari.
Melansir Tribun Timur, Fitri baru berhasil dievakuasi pada Minggu (30/9/2018).
Proses evakuasi berjalan cukup memakan waktu, evakuasi yang dimulai sejak Pukul 16.30 Wita, fitri baru bisa dikeluarkan dari runtuhan bangunan tepat Pukul 20.00 wita.
Fitri merupakan seorang tamu hotel Roa-roa, Kota Palu, Sulawesi Tengah yang datang bersama suaminya.
Sementara itu, suaminya meninggal dunia karena tertimpa beton bangunan hotel yang runtuh ketika terjadi gempa.
Baca: Amerika hingga RRT Tawarkan Bantuan untuk Korban Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah
Baca: Ini Peringatan Akan Terjadinya Gempa Susulan di Sulawesi Kata Profesor dari Jepang
Baca: Gaji Lulusan SMA Bila Lolos Seleksi CPNS 2018, Ada yang Lebih dari Rp 5 Juta
Tubuh Wanita asal Provinsi Lampung itu tampak penuh luka bekas reruntuhan bangunan.
Air mata Fitri tumpah saat berhasil dievakuasi keluar dari runtuhan bangunan.
Suaminya sudah meninggal dan belum dapat dievakuasi karena terkendala alat berat.
Usai dievakuasi Fitri langsung diperiksa sejenak oleh tim dokter, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan intensif.
Tampak sejumlah luka pada kedua tangan dan kaki Fitri akibat tertimpah runtuhan beton.
Fitri dievakuasi dari kamar 209 Hotel Roa-roa.
Fitri ditemukan karena teriak-teriak minta air dan makanan.
Roa-roa ambruk total saat Palu dan Donggala diguncang gempa 7,7 SR yang berpusat di Donggala dengan kedalaman 10 km atau 27 km timur laut
Belum diketahui apakah korban mengalami patah tulang atau tidak.
Namun ia tampak sangat lemas atau tak berdaya ketika berhasil dievakuasi oleh tim penyelamat.
Fitri adalah korban ketujuh yang berhasil dievakuasi dengan selamat dari runtuhan bangunan Hotel Roa-roa.
Sementara dua korban meninggal dunia juga berhasil dievakuasi.
Hingga saat ini petugas Basarnas masih berusahan melakukan evakuasi dengan alat manual karena masih terkendalam alat berat.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mencatat hingga Minggu (30/9/2018) korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah mencapai 832 orang.
Korban sebagian besar berasal dari Kota Palu.
Pra korban tewas rencananya akan dimakamkan secara masal dalam satu tempat.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan berdasarkan data sementara yang tercatat korban tewas sebanyak 832 jiwa.
Menurutnya, 821 orang korban berasal dari Kota Palu dan 11 lainnya dari Kabupaten Donggala.
Sementara dua kabupaten terdampak lainnya yaitu Kabupate Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong belum diketahui lantaran akses informasi dan transportasi yang masih terputus.
“Diperkirakan jumlah korban masih terus bertambah karena banyak korban yang belum teridentifikasi, masih tertimbun reruntuhan bangunan atau tanah longsor serta daerahnya belum terjangkau tim SAR (Search and Rescue),” jelas Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Minggu (30/9/2018) mengutip Tribunnews.com
Sutopo kemudian menjelaskan bahwa korban meninggal kini sedang dalam proses pemakaman secara massal.
Ia mengatakan pemakaman secara massal segera dilakukan setelah korban meninggal dunia telah melalui proses identifikasi DVI, face recognition, dan sidik jari.
Pemakaman massal menurutnya perlu segera dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit bagi pengungsi korban gempa bumi dan tsunami yang bertahan di luar ruangan.
“Sedangkan untuk korban luka berat berjumlah 540 orang yang dirawat di sejumlah rumah sakit seperti RS Wirabuana, RS Budi Agung, dan RS Samaritan, sementara pengungsi yang diketahui total berjumlah 16.732 orang,” tegas Sutopo.
Sutopo mengatakan BNPB dan sejumlah tim gabungan relawan yang datang ke Sulawesi Tengah masih akan terus melakukan evakuasi di sejumlah tepat yang diduga masih terdapat korban akibat gempa bumi dan tsunami.
“Namun beberapa kendala begitu menyusahkan kami seperti listrik yang terputus, akses komunikasi juga terputus, alat berat terbatas, tenaga SAR (search and rescue) masih perlu ditambah, akses jalan darat untuk mengirim bantuan banyak terhambat serta daerah terdampak yang luas,” ujarnya. (Tribun Timur/Tribunnews.com)
Baca: Viral Tanah Bergerak Seret Rumah dan Menara BTS Pascagempa & Tsunami Palu, Ternyata ini yang Terjadi
Baca: Prajurit Marinir Ikut Menangis Saat Evakuasi Korban Gempa dan Tsunami Donggala dan Palu
Baca: Video - Kota Palu Luluh Lantak Usai Tsunami, Ini Pantauannya dari Udara