HUT TNI ke 73

Cuma dengan Pesawat Mustang Tua, Pilot Tempur TNI AU Heroik ini Bisa Selesaikan Pertempuran

Meskipun merupakan pasukan pemberontak, dari sisi kekuatan, pasukan Permesta memiliki persenjataan dan pasukan yang cukup.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ade Sulaeman
Ignatius Dewanto dan Pesawat Mustang 

Puing-puing yang berserakan dan tersebar dalam jarak tertentu serta pohon-pohon yang hangus berasap menandakan baru saja terjadi serangan udara terhadap Ambon.

Kapten Dewanto kemudian melaksanakan terbang serach and destroy sambil melaksanakan manuver berputar-putar untuk melakukan observasi secara visual.

Baca juga: Dari Celana Squidward Hingga Pintu Rumah Patrick Inilah 5 Misteri Kartun Spongebob yang Tak Anda Sadari

Setelah sekian menit terbang, B-26 Invader AUREV ternyata tidak terlihat. Kemudian Kapten Dewanto mengarahkan pesawatnya ke barat menuju lautan.

Demi persiapan dogfight sesuai prosedur tanki bahan bakar cadangan untuk terbang jarak jauh (ferry tank) dilepas sehingga kecepatan dan kelincahan pesawat bertambah.

Kapten Udara Dewanto terbang makin rendah di atas permukaan laut , sambil pandangannya tertuju kepada konvoi kapal ALRI yang akan melaksanakan serangan ke Sulawesi.

Sekonyong-konyong dilihatnya pesawat B-26 Invader AUREV yang sedang melaju ke arah konvoi kapal ALRI di bawahnya.

Menyadari hadirnya pesawat asing semua kapal ALRI segera mengumandangkan peran tempur udara sambil menyiapkan senapan dan meriam antiserangan udara.

P-51 Dewanto segera dipacu terbang mengejar dan beruntung bisa menempatkan diri persis berada di belakang B-26 tersebut.

Baca: Aksi Heroik Tim SAR Selamatkan Nyawa Fitri Leonica yang Tertimbun Reruntuhan Hotel Roa Roa 3 Hari

Baca: Selama Oktober, Ada Menu Spesial Dari Swiss-Belhotel Jambi Untuk Pecinta Kuliner

Walaupun sempat ragu karena posisi musuh tepat antara kapal dan P-51, dan menyadari bahwa kapal-kapal perang ALRI mulai melepaskan tembakan, Kapten Dewanto juga langsung menembak dengan roketnya.

Sebagai senjata luncur tanpa pemandu roket yang cocok untuk sasaran diam itu ternyata sulit menghantam sasaran bergerak.

Oleh karena itu semua roket yang ditembakkan Kapten Dewanto meleset. Gagalnya gempuran roket kemudian disusul tembakan gencar senapan mesin 12.7 mm P-51 dalam jarak tembak efektif.

Pada saat bersamaan, kapal kapal perang ALRI juga terus melepaskan tembakan antiserangan udara.

Salah satunya, adalah KRI Sawega yang segera menembakkan senapan mesin mitraliur kaliber 12.7 mm dan senapan mesin water mantle kaliber 7.62 mm secara serempak.

Pesawat B-26 yang diterbangkan Allen Pope dan sedang menfokuskan sasarannya terhadap kapal-kapal perang ALRI apad awalnya rupanya tidak menyadari serangan gencar yang dilaksanakan P-51.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved