Ketika TNI Bantu Mujahidin Afghanistan, Jalani Misi Super Rahasia yang Jarang Diketahui
Kisah TNI bukan hanya terkenal dan dilakukan di Indonesia saja. Namun, Misi yang harus dijalani TNI hingga keluar negeri dan lebih berbahaya.
Penulis: Leonardus Yoga Wijanarko | Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah Tentara Nasiona Indonesia (TNI) bukan hanya terkenal dan dilakukan di Indonesia saja.
Namun, Misi yang harus dijalani TNI hingga keluar negeri dan lebih berbahaya.
Selain untuk mengasah kemampuan biar makin jago, alasan lainnya adalah soal kemanusiaan dan kepedulian.
Tentu tak semua negara benar-benar aman.
Sebagian sangat memerlukan bantuan.
Dari sini kemudian terciptalah pasukan-pasukan perdamaian yang kalau versi TNI sering disebut sebagai Skuat Garuda.
Baca: Link dan Formasi Lengkap CPNS 2018 di 30 Kementerian, Daftar 4 Hari Lagi
Baca: Begini Caranya Dekati Gebetanmu Hingga Jatuh Cinta Sesuai Zodiaknya, Gemini Buat Senang
Satu diantanya saat aksi heroik membantu Mujahidin Afghanistan di tahun 70an.
Misi yang dijalani di Afganistan ini jarang diketahui orang karena merupakan misi yang sangat rahasia.
Dan baru setelah beberapa belas tahun akhirnya terungkap.
Misi ini tercatat sebagai salah satu aksi besar yang pernah dilakukan TNI.
Baca: Link dan Formasi Lengkap CPNS 2018 di 30 Kementerian, Daftar 4 Hari Lagi
Meskipun bentuknya bukan dukungan fisik di medan perang.
Lalu seperti apa sih misi besar yang jarang diketahui ini? Begini penjelasan ceritanya.
Pada tahun 1970an, Afghanistan pernah dilanda polemik yang luar biasa.
Ya, ini adalah tentang invasi edan Soviet yang secara khusus bermaksud ingin menguasai Afghan seutuhnya.
Tentu, tak semua orang Afghanistan mau menerima begitu saja hal ini.
Baca: Mahfud MD Iyakan Sandiaga Uno Juga Ulama, Menurut Kategori yang Ini, Karl Marx Juga Termasuk
Hingga kemudian tercipta kelompok Mujahidin yang bermaksud mengusir Soviet dari tanah Afghanistan.
Namun, pengusiran Soviet sama sekali bukan hal gampang.
Pasalnya, negara komunis ini mengirimkan begitu banyak pasukan full perlengkapan perang, sehingga membuat para Mujahidin tak bisa berbuat banyak.
Kemudian mereka pun meminta bantuan ke luar negeri.
Indonesia sendiri mendengar teriakan para Mujahidin ini dan langsung menyambut baik hal tersebut.
Begitu mendengar kabar tentang permintaan ini, TNI langsung memberikan sikap responsif.
Melalui Benny Moerdani, kemudian terjadilah perbincangan rahasia antara beliau dan salah satu kepala intelijen Pakistan. Pertemuan ini secara umum berisi bahasan soal bantuan logistik dan semacamnya.
Baca: Marc Marquez Memimpin F2 MotoGP Aragon, Rossi Tercecer di Belakang
Setelah pembicaraan penting ini Benny Moerdani akhirnya menyetujui untuk mengirimkan bantuan kepada para Mujahid.
Namun, sebelum bantuan benar-benar diberikan, beliau kemudian melapor pula kepada Presiden Soeharto.
Untungnya Presiden Soeharto pun menyetujui hal itu dan langsung menyarankan pengumpulan senjata.
Selain atas nama kemanusiaan, alasan TNI mau membantu tak lain karena pada saat itu pas sekali dengan momen pergantian massal alutsista.

Soal senjata pun demikian. TNI berencana akan mengganti AK47 yang didapatkan dari Rusia dengan M16 yang lebih taktis.
Kemudian dilakukan pengumpulan senjata-senjata yang mayoritas berupa AK47 ini.
Jumlahnya sendiri cukup banyak. Setidaknya, senjata-senjata itu mampu untuk melengkapi dua batalyon.
Baca: Mahfud MD Iyakan Sandiaga Uno Juga Ulama, Menurut Kategori yang Ini, Karl Marx Juga Termasuk
Proses pengumpulannya sendiri cukup lama karena harus menghilangkan pula nomor seri senjata biar tidak ketahuan asalnya dari mana.
Setelah terkumpul semua, akhirnya senjata-senjata ini pun dikemas.
Namun, untuk mengaburkan pemeriksaan, TNI menempatkan senjata-senjata tersebut dalam sebuah peti berlogo Palang Merah.
Di dalam peti juga diberi semacam obat-obatan dan selimut sebagai kamuflase lanjutan.
Kemudian peti-peti ini dikirim melalui pesawat Pelita Air Service dan juga Garuda Indonesia.
Diketahui, dua maskapai ini memang sering dilibatkan dalam operasi-operasi rahasia macam ini. Sehingga pilot-pilotnya pun juga pilihan dan terbaik.
Agar misi bantuan senjata ini semakin tersamarkan, kemudian dibuatlah Flight Plan dengan rute-rute khusus.
Baca: Marc Marquez Memimpin F2 MotoGP Aragon, Rossi Tercecer di Belakang
Ketika itu, pesawat berangkat dari Jakarta ke Diego Garcia. Kemudian dari sana dilanjut lagi ke Rawaloindi di Pakistan Utara.
Sesampainya di Pakistan, ternyata bantuan ini sudah ditunggu.
Kemudian secara diam-diam, peti-peti kayu berisi senjata ini dipindahkan ke truk-truk militer.
Selanjutnya, kemudian senjata-senjata ini dikirim langsung ke Afghanistan hingga akhirnya sampai kepada pimpinan para Mujahidin di sana.

Mujahidin sebelumnya cukup kesusahan menghadapi Soviet yang sangat kuat itu.
Hingga akhirnya bantuan dari banyak negara terutama Indonesia, membuat mereka trengginas.
Banyaknya senjata yang dimiliki apalagi jenisnya adalah AK47 yang pas banget untuk tempur di daerah gurun, membuat Mujahidin pelan-pelan berhasil mendorong Soviet keluar.
Setelah berbulan-bulan bertempur pada akhirnya mereka berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya.
Baca: 4 Fakta Pendaki Gunung yang Dirudapaksa Teman Pria Saat Mendaki Gunung Singgalang, Saat Lemas
Ya, Soviet pun hengkang dari tanah Afghanistan dan lagi menginjakkan kakinya di negara itu sampai hari ini.
Secara tidak langsung, Indonesia turut memelopori keberhasilan para pejuang ini.
Pejuang Afghanistan benar-benar berhutang budi kepada Indonesia dan TNI.
Seumpama saat itu bantuan-bantuan berupa senjata ini tidak diberikan, maka ceritanya akan sangat lain.
Mungkin saja saat ini Afghanistan bakal dalam cengkeraman bangsa asing.
Sumber: Boombastis