Sejarah Indonesia

Peluru Bersarang di Kepalanya, Namun Anggota Kopassus ini Tetap Jalani Tugas Hingga. . .

Setiap operasi yang dilakukan pasukan khusus Tentara Nasional Indonesia ( TNI) melahirkan cerita kemenangan.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Prajurit Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Setiap operasi yang dilakukan pasukan khusus Tentara Nasional Indonesia ( TNI) melahirkan cerita kemenangan.

Namun ada juga cerita haru, tentang kabar gugurnya sang prajurit.

Seperti kisah anggota Kopassus yang diincar penembak runduk musuh, namun nekat bertempur.

Kisah saat konflik di Ambon 1999 berikut ini dilansir tribunJambi.com dari indonesiamedia.com.

Konflik Ambon menjadi catatan kelam Tanah Air. Konflik SARA meletus dan mengakibatkan korban jiwa.

Situasi semakin buruk, saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah oknum anggota TNI maupun Polri yang desertir dan bergabung dalam kerusuhan berdarah itu.

Mabes TNI kemudian mengirimkan batalyon elite yang terdiri dari Sat Bravo 81 Kopassus, Denjaka Marinir dan Bravo Paskhas.

Ilustrasi Kopassus
Ilustrasi Kopassus 

Mereka ditugaskan selalu bergerak untuk menghentikan baku tembak di titik-titik panas sekaligus mencegahnya meluas.

Kompi C YonGab bergerak ke Saparua.

Di sebuah desa, pasukan ini terlibat tembak menembak sengit dengan kelompok perusuh.

Cerita itu tertuang dalam buku Biografi Marsma (Pur) Nanok Soeratno, Kisah Sejati Prajurit Paskhas, yang ditulis Beny Adrian dan diterbitkan PT Gramedia.

Kapten Psk Yudi Bustami yang memimpin kompi itu mengingat, dari cara tembakan dan perlawanan diketahui bahwa kelompok perusuh merupakan orang-orang yang terlatih.

Dan benar saja, tiba-tiba ada teriakan meminta pertolongan medis. Seorang prajurit terkena tembakan di kepala.

Baca: Diperiksa 24 Jam, Orangtua yang Kuburkan Bayinya dengan Tak Layak di Batanghari, Dibebaskan

Baca: Dilaporkan Perilaku Sadis Tentara Sudan Selatan, Bakar Warga, Perkosa Wanita dan Pukuli Anak-anak

Baca: Misinya Hanya Diketahui Sang Komandan, Anggota Kopassus ini Rela Mati Ditembak Teman Sendiri

Korban tertembak adalah Serda Asrofi, Komandan Regu dari Kopassus.

Asrofi awalnya berlindung di balik tembok.

Dia tertembak sedetik setelah melongokan kepalanya untuk melihat situasi.

Rupanya, penembak jitu sudah mengincar posisi pasukan ini.

Peluru menghantam helm kevlarnya.

Komandan Kopassus
Komandan Kopassus (ist)

Mengenai pelipis kiri, hingga tembus ke pelipis bagian kanan.

Yudi memerintahkan tindakan evakuasi.

Saat itu masih terdengar erangan kesakitan dari Serda Asrofi.

Sersan pemberani

Yudi meyakini nyawa sersan pemberani ini masih bisa diselamatkan, karena ada kapal TNI AL yang masih standby di perairan Saparua.

Bukan perkara mudah melakukan evakuasi di tengah pertempuran.

Empat personel yang mengangkut tandu darurat tentu bakal jadi santapan empuk.

Yudi melakukan tindakan berani.

Baca: Bukalapak Bertemu Plt Gubernur Jambi Fachrori Umar, Rencana Bina UKM di Jambi dengan Teknologi

Baca: Buat Geger! 3 Jasad Masih Dalam Kondisi Utuh Walau Sudah Terkubur Selama 35 Tahun

Dia berlari di belakang tandu untuk menjadi tameng hidup bagi para prajuritnya yang memegang tandu.

Saat tandu berhenti sejenak di bawah sebuah pohon Ketapang, tepat di perbatasan Kampung Sori Muslim dan Kristen, Kopda Asep memeriksa kondisi Serda Asrofi.

Tarikan nafasnya makin lemah. Tamtama kesehatan itu lalu berbisik pada Yudi.

“Komandan, ini tidak akan sampai di kapal,” kata Asep.

Yudi mencoba bersikap bijak. “Mari doakan yang terbaik,” ujarnya lirih.

Tubuh Asrofi terkulai melemah di pangkuan Asep yang dengan telaten merawat rekannya itu.

Suasana haru, di dalam hati masing-masing terucap doa pada Tuhan, agar prajurit terbaik itu bisa selamat dan kembali ke rumah menemui keluarganya.

Namun, hari itu takdir berkata lain, TNI kehilangan seorang prajuritnya di medan tugas Tanah Saparua.

Tepat di bawah Pohon Ketapang itu, Serda Asrofi gugur di pangkuan Kopral Asep Darma.

Yudi menolak memakamkan Serda Asrofi di desa Muslim atau Kristen.

Anggota Kopassus TNI AD meneriakkan yel-yel usai peringatan HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). Peringatan HUT TNI tersebut bertema Dilandasi Profesionalisme, Semangat Juang dan Soliditas TNI Bersama Segenap Komponen Bangsa Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah NKRI. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Anggota Kopassus TNI AD meneriakkan yel-yel usai peringatan HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). Peringatan HUT TNI tersebut bertema Dilandasi Profesionalisme, Semangat Juang dan Soliditas TNI Bersama Segenap Komponen Bangsa Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah NKRI. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Dia membawa pulang jenazah anak buahnya itu.

Kejadian itu menyadarkan warga dua desa, bahwa tak ada keberpihakan YonGab di Ambon.

Bahkan, salah seorang prajuritnya harus gugur karena mendamaikan kelompok yang bertikai.

Kompi C terus berada di Saparua selama tiga minggu lamanya.

Mereka meneruskan tugas untuk merazia senjata api dan mendamaikan konflik SARA yang membuat Ambon menangis. (Sripoku.com/Candra)

TRIBUNJAMBI DI INSTAGRAM:

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved