Muharram 1440 H
Selain Puasa Asyura Inilah 12 Amalan Utama di Bulan Muharram yang Harus Diperbanyak
Selain melakukan puasa Tasu'a dan Asyura 12 amalan utama ini dianjurkan dikerjakan oleh umat muslim.
TRIBUNJAMBI.COM - Selain melakukan puasa Tasu'a dan Asyura 12 amalan utama ini dianjurkan dikerjakan oleh umat muslim.
Tanggal 20 September atau bertepatan dengan tanggal 10 Muharram 1440 H umat Islam disunahkan untuk menjalankan ibadah puasa Asyura.
Sebelum menjalanlkan Puasa Asyura terlebih dulu menjalankan puasa Tasu'a.
Puasa Tasu'a dan Puasa Asyura menjadi sebagian amalan bulan Muharram 1440 Hijriah yang umat Muslim dapat jalankan.
Sebelum menjalankannya, jangan lupa niat puasa Tasua dan niat puasa Asyura di Bulan Muharram ini.
Puasa Tasu'a dijalankan pada 9 Muharram/ Rabu (19/9/2018) dan Puasa Asyura 10 Muharram, Kamis (20/9/2018).
Jadi bagaimana panduan dan niat puasa tasu'a dan niat puasa asyura di bulan Muharram untuk dilaksanakan?
Dua amalan yang dapat dilakukan yakni puasa sunah setiap 9 dan 10 Muharram.
Pada 2018, 9 dan 10 Muharram jatuh pada Rabu (19/9/2018) dan Kamis (20/9/2018).
Pada 9 Muharram, umat Muslim disunahkan untuk berpuasa Tasu'a.
Baca: Link sscn.bkn.go.id Bisa Diakses Pukul 13.00 - Cara Unggah Foto dan Dokumen saat Daftar CPNS 2018
Berikut ini lafal niat puasa Tasu‘a seperti dilansir TribunSolo.com dari NU.or.id:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”
Selain puasa sunah Tasu'a, umat Muslim juga dianjurkan untuk berpuasa pada 10 Muharram.
Puasa ini sering disebut dengan puasa Asyura.
Berikut lafal niat puasa sunah Asyura:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”
Puasa Tasu'a dan Asyura ini dianjurkan meski orang tersebut dalam kondisi mendadak di pagi hari ingin berpuasa.
Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib, menurut mazhab Syafi’i.
Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan pada siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Baca: Lowongan Kerja BCA di Beberapa Kota September Oktober 2018, Ini Syarat dan Link
Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Tasu’a atau Asyura di siang hari. Berikut ini lafalnya.
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â awil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu’a atau Asyura hari ini karena Allah SWT.”
Berikut ini keutamaan puasa pada bulan Muharram:
1. Sikap meneladani Nabi Harun dan Nabi Musa Alaihissalam juga Nabi Muhammad SAW yang sudah melakukan puasa di hari Asyura.
2. Menjadi latihan untuk kita semua menjadi sosok yang lebih baik salah satunya menahan godaan dan menahan hawa nafsu.
3. Bisa menghapus semua dosa kecil 1 tahun, selain dosa besar dan Syirik kepada Allah.
Keutamaan Puasa Asyura
Puasa Asyura merupakan salah satu puasa sunah yang memiliki banyak keistimewaan.
Keistimewaan dari puasa Asyura berkaitan dengan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari mekah dan Madinah.
Pada masa jahiliyah, hari Asyura telah menjadi hari raya masyarakat Arab dan juga dijalankan dengan puasa.
Baca: Puasa Asyura Besok Kamis (19/9), Arti dan Sejarahnya, Dianjurkan Karena Istimewa, Kenapa?
Arti penting dari puasa Asyura sendiri adalah puasa yang dilakukan untuk dapat menghapuskan dosa kita setahun yang lalu.
Tak hanya itu, puasa Asyura juga menjadi kifarat terhadap dosa setahun yang telah kita lakukan.
Hal tersebut membuat puasa Asyura banyak dilakukan dan ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia.
Tak hanya itu, ternyata Puasa Asyura memiliki sejarah yang sangat menarik untuk dibahas.
Dengan mengetahui sejarah dibalik puasa Asyura, kita akan semankin bersemangat untuk melakukan puasa.
Berikut sejarah puasa Asyura yang berhasil TribunStyle rangkum dari berbagai sumber.
1. Nabi Adam bertaubat kepada Allah dan dipertemukan dengan Siti Hawa.
2. Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit.
3. Nabi Nuh diselamatkan Allah keluar dari perahunya sesudah bumi ditenggelamkan selama enam bulan.
4. Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud.
5. Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa.
6. Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.
7. Penglihatan Nabi Ya’kub yang kabur dipulihkkan Allah.
8. Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritainya.
9. Nabi Yunus selamat keluar dari perut ikan paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam.
10. Laut Merah terbelah dua untuk menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya dari tentera Firaun.
11. Kesalahan Nabi Daud diampuni Allah.
12. Nabi Sulaiman dikaruniakan Allah kerajaan yang besar.
13. Nabi Isa diangkat ke langit.
14. Nabi Muhammad saw. terbebas dari racun orang-orang Yahudi.
15. Hari pertama Allah menciptakan alam.
16. Hari Pertama Allah menurunkan rahmat.
17. Hari pertama Allah menurunkan hujan.
18. Allah menjadikan 'Arsy.
19. Allah menjadikan Luh Mahfuz.
20. Allah menjadikan alam.
21. Allah menjadikan Malaikat Jibril.
Lakukan 12 Amalan dalam Bulan Muharram
Selain melakukan puasa, di Bulan Muharram juga dianjurkan untuk melakukan ibadah lain.
Keutamaan itu harus diisi dengan berbagai amalan-amalan yang berbobot, sehingga keutamaan itu benar-benar bernilai.
Baca: Ramalan tentang Ahok dari Kwik Kian Gie, Ekonom Senior yang Menyeberang ke Kubu Prabowo
Baik secara individual maupun sosial.
Dilansir dari NUOnline para ulama sudah mengklasifikasikan jenis amalan yang hendaknya diperbanyak selama bulan Muharram yaitu;
1. Melakukan shalat,
2. Berpuasa
3. Menyambung silaturrahim,
4. Bershadaqah
5. Mandi
6. Memakai celak mata
7. Berziarah kepada ulama (baik yang hidup maupun yang meninggal)
8. Menjenguk orang sakit
9. Menambah nafkah keluarga
10. Memotong kuku
11. Mengusap kepala anak yatim
12. Membaca surat al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.
Untuk mempermudah ingatan, sebagian ulama mengawetkannya dalam bentuk nadham yang dinukil As-Syaikh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja was Surur Fi Ad'iyyati Tasyrahus Shudur .
فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ
صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ
وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ
"Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shlatlah,sambung silaturrahim, ziarah orang alim, menjengk orang sakit dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bershadaqah dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali."
Kedua belas amalan ini hendaknya diperbanyak selama bulan muharram, mengingat keutamaannya yang terdapat di dalamnya. (Ulil H)