Herman Keluarkan 2 Granat di Ketinggian 14.000 Kaki, Pembajakan Pesawat Merpati MZ-171
Suara mesin dan baling-baling yang terus berputar, membuat pembajak tak melihat aksi nekat Bambang. Pembajakan pertama kali di Indonesia.
Jika jendela kocpit tertutup, bayangan orang mondar-mandir itu hilang. Keadaan itu berlangsung berkali-kali. Bambang menyimpulkan, bayangan orang yang berjalan mondar-madir itu bisa jadi si pembajak.
Rupanya perkiraannya benar.
Dari informasi yang disampikan oleh pilot ke petugas di air traffic control dan diteruskan ke para pejabat di ruang tunggu bahwa, pembajak mulai panik karena tuntutannya tidak dipenuhi. Dia mengacak-acak barang milik penumpang.
Situasi itu benar-benar Bambang manfaatkan.
Spontan saja, berbekal pengamatannya, Bambang memberanikan diri berjalan dan berlari-lari kecil mendekati pesawat.
Tanpa ada rasa takut, Bambang dengan berjingkat-jingkat mendekati pesawat. Arah yang dituju adalah moncong pesawat, jendela tempat di mana pilot atau co-pilot melambai-lambaikan tangannya.
Namun, body pesawat itu terlalu tinggi buat Bambang.
Dengan setengah berteriak, dia meminta bantuan seorang petugas apron untuk menarik tangga di dekat pesawat.
Suara mesin dan baling-baling yang terus berputar, membuat pembajak tak melihat aksi nekat Bambang.
Akhirnya, dia berhasil menggeret sebuah tangga.
Walaupun sudah naik tangga, Bambang tetap tak bisa leluasa menembak pembajaknya. Jendela cokpit hanya sampai di muka Bambang.
Pilot teriak
Baru saja dia menyodorkan kepalanya, sang pilot yang berbaju putih setengah berteriak. “Mana duitnya!”
Belum juga menjawab pertanyaan yang mengejutkan itu, jendela ditutup kembali, Bambang langsung melorotkan tubuhnya menghindari penglihatan pembajak yang memasuki cokpit. Bersembunyi di leher pesawat.
Bambang sempat melihat ke sekeliling dan melihat aparat yang mengepung di kanan kiri pesawat, tetap bersiaga pada posisinya masing-masing, tanpa ada upaya apa pun.