Kisah Prajurit Kopassus Tertembak di Kaki, 5 Hari Bertahan Hidup di Antara Mayat Temannya

Satu diantara infiltrasi militer Indonesia dalam operasi Trikora memperebutkan Irian Barat yakni saat Operasi Banteng I

Editor: bandot
Pasukan RPKAD dan PGT di Irian Barat 

Dia hanya sanggup berdoa dan tetap bertahan hidup di situ sekitar lima hari di antara mayat teman-temannya yang mulai membusuk.

Sebuah kebetulan beberapa orang Papua lewat.

Mungkin kasihan melihat Pardjo yang terluka, ia digotong dan dibawa ke kampung terdekat.

Baca: Bocah 14 Tahun Bongkar Korupsi yang Melibatkan Polisi dan Walikota, Berawal Jadi Gembong Narkoba

Baca: Rumah Gembong Narkoba di Meksiko Digrebek, Tumpukan Uang Hingga Miliki Peliharaan Eksotis

Setelah beberapa hari dirawat, digotong lagi bersama-sama menyusuri pantai menuju rumah sakit angkatan laut Belanda di Fak-Fak.

Di sini ia memperoleh perawatan medis sebelum ditahan.

Pada saat penahanan itu ia mendengar melalui radio Belanda bahwa telah terjadi gencatan senjata.

Setelah menjalani interogasi, ia dikirim dengan kapal laut ke Biak dan dari sana dibawa ke penjara di Pulau Wundi.

Di sinilah akhirnya ia bertemu pasukan Resimen Pelopor, Kapten Kartawi dengan pasukannya, pasukan Peltu Nana, Serma Boy Tomas, Kapten Udara Djalaludin, Letnan Udara I Sukandar dan kru pesawat Dakota T-440.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved