Pemindahan Gajah Tebo
Supaya Tidak Inses, 3 Ekor Gajah Taman Nasional Bukit Tigapuluh Dipindahkan
3 ekor Gajah Sumatera akan dipindahkan dari wilayah Taman Nasional Bukit Tigapuluh ke ke lanskap Hutan Harapan PT REKI.
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Duanto AS
Melansir dari hellosehat.com, mamalia berevolusi untuk menghindari perkawinan sedarah, alias inses, dalam bentuk apapun.
Disebutkan dalam artikel itu, kebanyakan hewan gerombolan (seperti singa, primata, dan anjing) mendepak para jantan muda dari kumpulannya guna menghindari perkawinan sedarah dengan saudara betinanya.
Terlarang dan kerusakan
Perkawinan antar saudara dan antara orangtua dan anak adalah hal yang terlarang di setiap kebudayaan manusia — dengan sejumlah pengecualian yang sangat terbatas.
Mengapa makhluk hidup menghindari perkawinan sedarah, alias inses? Karena pada umumnya, hubungan sedarah berdampak sangat buruk bagi populasi atau keturunan dari hasil perkawinan tersebut.
Keturunan dari perkawinan sedarah berpeluang sangat tinggi untuk lahir dengan cacat bawaan serius
Inses adalah sistem perkawinan antar dua individu yang terkait erat secara genetik atau garis keluarga, di mana kedua individu yang terlibat dalam perkawinan ini membawa alel yang berasal dari satu nenek moyang.
Baca: Pencuri Sepeda Motor Dibekuk, Ini Cara Dia Beraksi
Incest dianggap sebagai masalah kemanusiaan karena praktik ini membuka kesempatan yang lebih besar bagi keturunannya untuk menerima alel resesif merusak yang dinyatakan secara fenotip.
Fenotip merupakan deskripsi karakteristik fisik Anda yang sebenarnya, termasuk karakteristik yang tampak sepele, seperti tinggi badan dan warna mata, juga kesehatan tubuh secara keseluruhan, riwayat penyakit, perilaku, serta watak dan sifat umum Anda.
Singkatnya, seorang keturunan dari perkawinan sedarah akan memiliki keragaman genetik yang sangat minim dalam DNA-nya karena DNA turunan dari ayah dan ibunya adalah mirip.
Kurangnya variasi dalam DNA dapat berdampak buruk bagi kesehatan Anda, termasuk peluang mendapatkan penyakit genetik langka — albinisme, fibrosis sistik, hemofilia, dan sebagainya.
Efek lain dari perkawinan sedarah termasuk peningkatan infertilitas (pada orangtua dan keturunannya), cacat lahir seperti asimetri wajah, bibir sumbing, atau kekerdilan tubuh saat dewasa, gangguan jantung, beberapa tipe kanker, berat badan lahir rendah, tingkat pertumbuhan lambat, dan kematian neonatal.
Keturunan dari perkawinan sedarah akan mewariskan penyakit yang sama.
Peningkatan risiko ini juga dipengaruhi oleh pelemahan sistem imun tubuh yang dialami anak-anak dari orangtua sedarah akibat kurangnya variasi DNA.
Saat terlibat dalam perkawinan sedarah dan memiliki keturunan dari hubungan tersebut, anak-anak akan memiliki rantai DNA yang tidak variatif. Yang artinya, anak-anak hasil hubungan inses memiliki alel MHC yang sedikit jumlahnya atau keragamannya. Memiliki alel MHC yang terbatas akan membuat tubuh kesulitan mendeteksi beragam material asing, sehingga individu tersebut akan lebih cepat jatuh sakit karena sistem imun tibuhnya tidak dapat bekerja optimal.
Baca: Gara-gara Ambil Sepucuk Senapan dan Komputer, Sontom Divonis Setahun Delapan Bulan
Baca: Iklan di Bioskop Undang Polemik, Jokowi: Memang Tugas Kemenkominfo. . .
Baca: 151 Sekolah di Kota Jambi Tunda Pelaksanaan Imunisasi Rubella
TRIBUN JAMBI DI INSTAGRAM: