Bukan Sekedar Angka, 17 Agustus Dipilih Soekarno Karena Miliki Kisah Mistis Dibaliknya

Banyak hal yang menarik untuk dikisahkan terkait Soekarno. Seperti contohnya saat Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Pengibaran bendera pusaka saat proklamasi 17 Agustus 1945. 

TRIBUNJAMBI.COM - Banyak hal yang menarik untuk dikisahkan terkait Soekarno.

Seperti contohnya saat Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Tak sekedar angka 17, ternyata menyimpan kisah mistis Soekarno yang menarik untuk ditelisik.

Dikutip dari buku 17-8-45, Fakta, Drama, Misteri yang ditulis oleh Hendri F. Isnaeni, Soekarno mengakui sudah merencanakan Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945.

Mengapa tanggal 17? "Aku percaya pada mistik," ungkap Soekarno.

Kisah ini berawal dari pertemuan antara Soekarno dengan dua tokoh pemuda saat itu yang ingin kemerdekaan Indonesia segera diproklamasikan, yakni Wikana dan Darwis, pada 15 Agustus 1945.

Baca: Penerimaan CPNS 2018 Siapkan 4 Persyaratan Ini Sebelum Pembukaan 19 September

Baca: Sajian Khas 1 Muharram 1440 H, Bubur Suro yang Lezat dan Miliki Makna Tersendiri

Dalam pertemuan itu, keduanya menanyakan Soekarno sebagai pemimpin rakyat ketika Jepang sudah menyerah.

Namun, Soekarno belum memercayai penyerahan Jepang sebelum pihak resmi menyampaikan berita itu.

"Mengapa tidak rakyat kita sendiri yang menyatakan kemerdekaan kita? Mengapa bukan rakyat kita yang memproklamirkan kemerdekaan kita itu?" tanya mereka.

"Hal ini tak dapat saya putuskan, tetapi harus lebih dahulu saya rembukkan dengan teman-teman lainnya, dan saya harus pula lebih dahulu mendengarkan keterangan resmi tentang penyerahan Jepang itu dan bagaimana lain-lain kelanjutannya yang berhubungan dengan kemerdekaan kita," jawab Soekarno.

Dalam percakapan itu, Soekarno mengatakan dirinya sudah merencanakan Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, sejak berada di Saigon.

Soekarno tidak dapat menerangkan secara masuk akal terkait pemilihan tanggal 17.

Baca: Sajian Khas 1 Muharram 1440 H, Bubur Suro yang Lezat dan Miliki Makna Tersendiri

Baca: Seminar Sehari Kesehatan Masyarakat Hadirkan Pakar Statistik dan Pakar Kesehatan Terkemuka di Jambi

Ia hanya mengatakan angka 17 adalah angka suci dan keramat.

"Tetapi aku merasakan di dalam relung hatiku bahwa dua hari lagi adalah saat yang yang baik," ucap Soekarno.

Dalam penanggalan Jawa, 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jumat legi.

Kata legi dalam bahasa Jawa artinya manis.

Soekarno
Soekarno ()

Kemudian Soekarno mengaitkan tanggal 17 dengan peristiwa diturunkannya Al Quran.

Selain itu, Soekarno juga menghubungkan tanggal 17 dengan perintah Nabi Muhamamd SAW kepada umat Islam untuk bersembahyang 17 rakaat dalam sehari.

"Mengapa Nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20?

Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia," tuturnya.

Baca: Perjuangan Anak Rimba untuk Bisa Baca Tulis, Harus Dua Jam Jalan Kaki ke Sekolah

Baca: Jelang Akhir Tahun, BPPRD Kota Jambi Berburu Target Pajak

Menurut Soekarno, saat mendengar berita penyerahan Jepang, ia menyadari takdir Tuhan bahwa peristiwa Proklamasi akan jatuh pada hari keramat-Nya.

Gagalnya Proklamasi 15 Agustus Kendati demikian, penulis memprediksi kemungkinan gagasan "angka keramat 17" tidak muncul ketika Soekarno berhadapan dengan Wikana dan Darwis.

Proklamasi terjadi pada 17 Agustus 1945 karena Soekarno dan Hatta tidak mempan didesak oleh para pemuda.

Para pemuda ingin agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan pada 15 Agustus 1945 dan tidak melalui Panita Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Soekarno dan Hatta beralasan, Jepang sudah mengambil keputusan untuk memerdekakan Indonesia.

Kemudian pada 16 Agustus 1945, PPKI yang diketuai Soekarno akan bersidang melaksanakan kemerdekaan itu, mengesahkan rencana Undang-Undang Dasar yang telah disiapkan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan memilih kepala pemerintahan di pusat dan daerah.

Sesudah itu, anggota PPKI pulang ke daerah masing-masing untuk menyusun kekuatan rakyat dan mempertahankan kemerdekaan itu dari serangan Sekutu.

Baca: Ternyata Hidup di Hutan, Bagus untuk Usus Anak-anak

Baca: Sajian Khas 1 Muharram 1440 H, Bubur Suro yang Lezat dan Miliki Makna Tersendiri

Namun, para pemuda memandang semuanya itu tidak perlu karena akan menggambarkan kemerdekaan Indonesia adalah buatan Jepang. Mereka ingin Indonesia buatan sendiri.

Oleh sebab itu, mereka mendesak Soekarno harus memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 15 Agustus 1945 malam.

Perundingan seketika macet dan rapat pun diputuskan bubar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Mistik Soekarno di Balik Angka Keramat 17", https://nasional.kompas.com/read/2018/08/18/08542361/alasan-mistik-soekarno-di-balik-angka-keramat-17?page=all.
Penulis : Kristian Erdianto
Editor : Bambang Priyo Jatmiko

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved