Legenda 'Hantu Putih' Kopassus di Kongo 1962, Bikin 3.000 Pemberontak Bersenjata Menyerah
Bagaimana bisa 30 anggota Kopassus menyerang maskas pemberontak yang ditinggali 3.000 orang?
TRIBUNJAMBI.COM - Selalu ada kisah menggemparkan dalam misi operasi anggota Kopassus ( Komando Pasukan Khsusu). Pasukan elite TNI AD ini kerap menciptakan sejarah.
Kekuatan Kopassus yang tak tertandingi, bukan hanya diakui bangsa Indonesia. Di negara lain, jejak Kopassus diakui dan diapresiasi.
Anggota Kopassus bahkan sempat mencetak sejarah melegenda di PBB.
Peristiwa itu terjadi saat Kopassus yang masih bernama RPKAD, diminta PBB untuk menjaga perdamaian di Kongo, pada 1962.
Kala itu, Kongo tengah dilanda badai mencekam akibat adanya kumpulan pemberontak.
Akhirnya, Indonesia pun mengirimkan tim terbaik yang dikenal sebagai pasukan Garuda III.
Letjen Kemal Idris saat itu memimpin pasukan Garuda III. Mereka bermarkas di kawasan Albertville.
Adaptasi dengan warga
Selama bertugas di sana, pasukan Garuda III mudah beradaptasi dengan warga setempat.
Baca: Suparlan Hunus Pisau Komando di Akhir Napas, Kisah Kopassus Renggut 83 Nyawa Pemberontak
Baca: Nanggala Tim Elite Kecil Kopassus Pakai Sandi Tak Sangar, Tapi Misi Operasinya Sangar-sangar
Baca: Pasukan Harimau Indonesia, Disebut Jadi Pasukan Paling Misterius dan Hebat Dibanding Kopassus
Para anggota Kopassus kerap berinteraksi, hingga mengajarkan cara memasak makanan Indonesia. Tak heran, warga kerap menaruh kepercayaan tinggi.
Alhasil, pergaulan hangat yang dijalin pasukan Garuda III, membuat warga turut bersimpati atas program yang dilancarkan untuk mengamankan daerah tersebut dari pemberontak.
Hal itu membuat warga tanpa pamrih memberikan bocoran, terkait akan adanya serangan dari gerombolan pemberontak.
Diserang pemberontak
Memang benar, suatu waktu markas pasukan Garuda III diserang pemberontak.
Pemberontak merasa terusik terhadap kehadiran pasukan Garuda III.
Penyerbuan para pemberontak pada tengah malam ini, membuat markas terkepung.
Penyerangan secara tiba-tiba itu terdiri dari 3.000 pemberontak, sedangkan pasukan di markas hanya 300 orang.

Akhirnya, pasukan Garuda III mencoba bertahan dan balik menyerang.
Pertempuran kedua pihak pada dini hari, membuat kawasan tersebut semakin mencekam.
Adanya baku tembak itu membuat sejumlah pasukan Garuda III mengalami cedera ringan.
Menjelang subuh, para pemberontak balik kanan. Namun, pasukan Garuda III justru tak tinggal diam.
Pasukan Garuda III menyiapkan strategi untuk balik menyerang.
Akhirnya, 30 anggota Kopassus pun diturunkan menjadi tim paling depan.
"Lembah mematikan"
Pagi hari, 30 anggota Kopassus ini memulai perjalanan menuju "lembah mematikan".
"Lembah mematikan" itu disebut "no man's land" atau kawasan tak bertuan di atas kekuasaan pemberontak.
Baca: Pasukan Elite TNI AL Kopaska Gunakan Topeng Tengkorak, Mengapa? Ini Dia Alasannya
Mereka melakukan pergerakan dalam tiga kelompok.
30 anggota Kopassus ini menyamar menjadi warga Kongo.
Tubuhnya dilumuri arang, kemudian membawa bakul sayuran, kambing dan sapi.
Mereka berjalan menyusuri danau. Setelah matahari terbenam, mereka memantapkan strategi penyerangan, sambil beristirahat di tepi danau.
Kemudian, 30 anggota Kopassus yang nekat itu melancarkan serangannya.
Bayangkan, bagaimana bisa 30 anggota Kopassus menyerang maskas pemberontak yang ditinggali ribuan orang?
Strategi cerdas dilakukan, tanpa diawali gempuran bom.
Tepat pukul 12 malam, anggota Kopassus ini beraksi.
Mereka membungkus diri menggunakan kain putih di atas kapal hitam.
Kain putih itu pun melayang-layang tertebak angin malam.
Semerbak bawang putih tercium dari sosok mereka yang melayang-layang bak hantu gentayangan.
Ya, mereka sengaja mengayamar menjadi hantu.
Hal ini dilakukan untuk menundukan pasukan pemberontak itu.
Pasalnya, pemberontak itu percaya dan sangat takut pada hantu putih.
Hal itulah yang dimanfaatkan anggota Kopassus untuk memberikan serangan ampuh.
Terbukti, saat 'hantu putih' itu mendekat menerobos pintu masuk, para pemberontak gemetar ketakutan.
Padahal, mereka memiliki senjata lengkap, tapi kali ini pemberontak itu tak bisa berkutik.
Kala itu, mereka percaya ada hantu putih di hadapan mereka. Oleh karena itu, mereka tak berani melawan.
Dalam waktu 30 menit, maskas pemberontak pun terkuasai. Sebanyak 3.000 pemberontak menyerah mohon ampun.

Memang terlihat mustahil, Panglima PBB Kongo Letjen Kadebe Ngeso pun seakan tak percaya.
Namun, itu merupakan strategi nyata yang kemudian menjadi legenda dalam sejarah penjaga perdamaian PBB.
Keberhasilan 30 hantu putih ini, membuat warga Kongo kagum.
Warga Kongo bahkan menjuluki si pasukan "hantu putih" ini dalam sebutan "Les Spiritesses".
Kisah perlawanan 30 anggota Kopassus di Kongo sempat ditulis pemilik akun Kaskus, Agung Mina.
Dalam artikel yang ditulisnya berujudul LES SPIRITESSES - Kisah Kontinden Garuda III di Kongo, 1962, menyebutkan kisah rinci ini berdasarkan informasi dari intelijen.
Baca: Kopassus Temukan Peti Berisi Uang, Benny Bilang Tinggalkan Saja, Nanti Kamu Mati
Baca: Benny Gebrak Meja Agen Rahasia Belanda, Terbukti 33 Anggota RMS Bersenjata Serbu Wisma Duta
Baca: Kisah 1960-an, Haji Umar Pelatih Silat RPKAD Mainkan 4 Golok, Bikin Ahli Bela Diri Jepang KO