Usai Mendarat Kopassus Kaget di Balik Semak Banyak Tentara Lokal Mengepung dan Siap Menyerang

Bila saat ini nama besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah sampai mendunia di kancah militer dunia.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Pasukan RPKAD/Kopassus 

Pasukan lokal yang semula bersembunyi pun keluar dengan menenteng senapan masing-masing dan selanjutnya saling bersalaman.

Ternyata pasukan lokal itu mengira jika pasukan yang baru saja mendarat menggunakan dua C-47 adalah pasukan Permesta yang ingin menduduki Pulau Buru.

Baca: Wanita Muda Pengidap Autis Dipaksa Keluarga Makan Abu Ibunya, dan Tinggal Setahun Seperti Hewan

Mujur pasukan lokal itu tidak langsung menembak begitu dua C-47 mendarat.

Pengiriman pasukan RPKAD ke Ambon akhirnya berjalan lancar dan dari Ambon pasukan RPKAD kemudian dikirim ke Sulawesi Utara untuk bertempur menggunakan kapal perang.

Pasukan tempur unggul

Pasukan RPKAD sendiri setelah berhasil mendarat di pantai Wori, Sulawesi Utara, langsung menunjukkan ketangguhannya sebagai pasukan tempur yang efektif dan efesien.

Salah satu pertempuran sengit dan memakan korban jiwa adalah ketika mereka bertempur memperebutkan Lapangan Udara Sam Ratulangi, Manado.

Kendati musuh banyak memiliki senjata pertahanan kaliber 12,7 mm, karena kurang terlatih dan berpengalaman tempur, senjata-senjata mematikan bantuan asing itu malah banyak yang ditinggalkan.

Banyak pasukan Permesta yang berlindung di parit pertahanan dan selanjutnya ditawan oleh RPKAD.

Dua personel RPKAD gugur dan sejumlah lainnya terluka.

Untuk pertama kalinya pula dalam pertempuran itu mereka menghadapi mantan pasukan KNIL yang dipersenjatai senapan mesin Browning 30 Cal bantuan dari AS.

Baca: Update CPNS 2018 - Twitter BKN Ingatkan Soal Biaya Seleksi

Hanya saja dalam suatu pertempuran di kawasan Tomohon, Tondano, dan Minahasa pasukan RPKAD harus menghadapi kenyataan pahit karena mereka harus melawan sesama anggota RPKAD yang telah membelot ke Permesta.

Sekitar satu peleton pasukan RPKAD yang sedang cuti dan pulang ke Minahasa akhirnya memutuskan bergabung ke Permesta ketika gerakan Permesta dikumandangkan.

Tidak ada pilihan lain bagi pasukan RPKAD kecuali harus bertempur secara profesional untuk menghadapi para rekannya yang telah bergabung kepada para pemberontak.

Di bawah pimpinan Letnan Satu LB Moerdani pasukan RPKAD kembali menunjukkan jati dirinya sebagai pasukan pemukul sekaligus menjadi bagian pasukan elite yang sukses melumpuhkan Permesta.

Seperti putaran jarum jam, usai bertugas di Sulawesi pasukan RPKAD yang sudah berada di Morotai dijemput menggunakan C-47 dan Convair 240.

Untuk kesekian kalinya para kru pesawat kembali berjuang menempuh penerbangan lebih dari lima jam nonsetop melawan cuaca buruk. Akhirnya semua pasukan berhasil mendarat di Pangkalan Perak ALRI, Surabaya.

Misi akhirnya terlaksana! (**)

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Demi Negara! Kisah Kelam Pasukan Kopassus Tahun 1958 yang Binasakan Teman Sendiri Karena Berkhianat, http://jambi.tribunnews.com/2018/08/26/demi-negara-kisah-kelam-pasukan-kopassus-tahun-1958-yang-binasakan-teman-sendiri-karena-berkhianat?page=all.

Editor: ekoprasetyo

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved