Bintang 5 Inilah Tiga Tokoh Militer Indonesia yang Mendapat Pangkat Tertinggi Jenderal Besar
Di Indonesia ada 3 orang yang mendapat pangkat kehormatan itu diantara 7 orang di dunia yang berpangkat Jenderal Besar.
TRIBUNJAMBI.COM - Tanda bintang di pundak baik militer maupun kepolisian menunjukkan merupakan perwira yang berpangkat jenderal.
Kebanyakan di negara-negara dunia para perwira mendapat pangkat tertinggi yakni bintang empat.
Di kepolisian bintang satu berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen), bintang dua Inspektur Jenderal (Irjen), bintang tiga Komisaris Jenderal (Komjen), sedangkan bintang empat yakni Jenderal.
Di TNI AD bintang satu yakni Brigadir Jenderal (Brigjen), bintang dua yakni Mayor Jenderal (Mayjen), bintang tiga yakni Letnan Jenderal (Letjen).
Sementara di TNI AL pangkat bintang satu yakni Laksamana Pertama, bintang dua Laksamana Muda, bintang tiga Laksaman Madya, sementara bintang empat Laksama.
Di TNI AU bintang satu yakni Marsekal Pertama, Bintang Dua Marsekal Muda, bintang tiga Marsekal Madya dan bintang empat yakni Marsekal.
Panglima TNI sekarang Marsekal Hadi Tjahjanto merupakan seorang perwira tinggi bintang empat dari TNI AU.
Satu lagi pangkat tertinggi yang disebut pangkat kehormatan.
Baca: Karakter Font Berdasar Tulisan Tangan Jokowi Jadi Perbincangan, Cebong atau Kampret Bisa Pakai
Ya, pangkat itu ialah Jenderal Besar, Laksamana Besar atau Marsekal Besar dengan 5 bintang emas dipundak.
Pemberian pangkat ini hanya untuk perwira-perwira yang sangat berjasa bagi negara.
Di Indonesia ada 3 orang yang mendapat pangkat kehormatan itu diantara 7 orang di dunia yang berpangkat sebagai Jenderal Besar.
Berikut adalah ke 3 orang berjasa besar bagi Indonesia yang telah diberi pangkat bintang 5 tersebut.
1. Soedirman

Soedirman, beliau adalah lelaki kelahiran 24 Januari 1916 dari Purbalingga, Hindia Belanda.
Beliau merupakan bapak TNI yang meletakkan dasar-dasar keprajuritan bagi tentara Indonesia.
Soedirman memulai masa kanak-kanaknya sebagai seorang santri di Muhammadiyah.
Ia juga mengikuti kegiatan kepanduan atau semacam pramuka yang dimiliki oleh Muhammadiyah yang bernama Hizbul Wathan.
Dari Hizbul Wathan lah disiplin militer ia dapat pertama kali dan ia mulai menekuni kegiatan organisasi kepanduan itu.
Baca: Saat Kapolri Pertama Indonesia Terdiam di Pemakaman Soekarno, Hoegeng: There goes a very great man!
Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada tahun 1942, Soedirman muda lantas bergabung dengan laskar Pembela Tanah Air (PETA) yang dibentuk oleh Jepang untuk memperdalam ilmu militernya.
Setelah Indonesia merdeka, Soedirman lantas menjadi komandan di Divisi V Tentara Keamanan Rakyat Banyumas.
Soedirman juga memimpin pertempuran melawan tentara sekutu di Ambarawa menggantikan Letkol. Isdiman yang gugur.
Ia lantas memimpin pertempuran dengan berani dan memenangkan pertempuran tersebut melawan sekutu, yang sekarang dikenal oleh kita sebagai Palagan Ambarawa.
Saat Agresi Militer Belanda ke ! dan 2 pun pak Soedirman lah yang memimpin perang gerilya terhadap Belanda.
Atas jasanya itulah ia dianugerahi pangkat Jenderal Besar secara anumerta oleh Republik Indonesia.
2. Abdul Haris Nasution

Abdul Haris Nasution atau A.H.Nasutionn beliau lahir tanggal 3 Desember 1918 di Kotanopan, Sumatera Utara.
Beliau memulai karir militernya saat bergabung dengan Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) atau tentara Hindia Belanda.
Beliau juga pernah menjabat sebagai wakil komandan TKR yang saat itu Kommandan TKR nya ialah Soedirman.
Baca: Detik-detik Menjelang Kematian Soekarno, Bahasa Belanda ini Jadi Kata Terakhir ke Bung Hatta
Nasutionl lah yang memerintahkan untuk memadamkan api pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun tahun 1948 dengan mengirim tentara ke sana untuk menumpas PKI.
Nasution merupakan perwira yang pertama kali menginjakkan kakinya di bumi Irian Barat yang telah direbut oleh Indonesia dan melakukan upacara pengibaran bendera Merah Putih di sana.
Saat gerakan 30 September dimulai ia merupakan sasaran utama perwira militer yang harus dibunuh, namun ia lolos daru usaha itu, namun putrinya dan ajudannya yaitu Lettu.Pierre Tandean yang menjadi korban.
Bukunya yang berjudul Pokok-Pokok Perang Gerilya merupakan karangannya yang bahkan menjadi buku pegangan wajib bagi para calon perwira militer bukan hanya di Indonesia namun juga banyak negara lain di dunia termasuk US.Army.
Atas jasanya ia dianugerahi gelar kehormatan Jenderal Besar pada tanggal 5 Oktober 1997, saat ulang tahun TNI.
3. Soeharto

Lahir di Kemusuk, Desa Argomulyo, Bantul pada 8 Juni 1921.
Ia adalah presiden ke 2 Indonesia yang selama 32 tahun memimpin Republik ini.
Karir militernya dimulai ketika ia bergabung dengan KNIL.
Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda ia lantas masuk PETA.
Soeharto juga turut serta dalam Serangan Umum 1 Maret atas inisiatif Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Baca: Gambaran Mencekam Jakarta 20 Tahun Silam Saat Akan Berakhirnya Kekuasaan Soeharto Sebagai Presiden
Soeharto memimpin Brigade X yang menjadi bala tentara utama saat melakukan serangan 1 Maret ke Yogyakarta.
Bukan hanya itu prestasi fenomenalnya ialah ketika Soeharto ditunjuk oleh Soekarno sebagai Panglima Komando Mandala untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda.
Dan juga ialah yang memberantas gerakan 30 September PKI yang saat itu sedang merongrong kedaulatan Indonesia untuk menggantikan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Soeharto mendapat gelar kehormatan Jenderal Besar bersama A.H.Nasution pada tanggal 5 Oktober 1997. (*)