Kisah Kocar Kacirnya 5 Polisi Jepang yang Mau Tangkap Soekarno Karena Bambu Runcing

Senjata tradisional berupa bambu runcing yang telah menjadi simbol perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan RI ternyata bukan hanya mitos

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Pejuang RI bersenjata bambu runcing 

TRIBUNJAMBI.COM - Senjata tradisional berupa bambu runcing yang telah menjadi simbol perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan RI ternyata bukan hanya mitos.

Pasalnya senjata yang terbuat dari batang bambu yang ujungnya diruncingkan sehingga menjadi semacam tombak itu ternyata merupakan senjata yang sangat efektif untuk melancarkan serangan senyap.

Dalam penggunaan untuk melaksanakan serangan senyap, gerilyawan yang bersenjata bambu runcing biasanya didampingi satu rekan gerilya lainnya yang bersenjata api.

Sasaran penyergapan biasanya pasukan Jepang yang sedang lengah atau sedang tertidur.

Pasukan Jepang yang lengah biasanya ditikam bambu runcing pada bagian perut dan akan tewas secara perlahan dengan luka yang sangat sakit dan mengerikan.

Karena harus menderita luka yang rasa sakitnya demikian luar biasa dan harus mati secara perlahan, umumnya pasukan Jepang menjadi sangat ketakutan terhadap pasukan gerilya RI yang bersenjata bambu runcing.

Oleh karena itu sehari setelah memproklamasikan kemerdekaan RI, Presiden SoeKarno (Bung Karno) yang masih dalam kondisi sakit malaria dan kecapaian, rumahnya dijaga oleh para pengawal yang mempersenjatai diri dengan senjata apa saja termasuk bambu runcing.

Baca: Masuk Pak Eko, Inilah Eko Hari Cahyono, Polisi yang Mahir & Jitu Melempar Barang ke Sasaran

Baca: Beli Motor dari Korban Pembunuhan, Joni Terancam Penjara Empat Tahun

Pengawalan bagi Bung Karno itu untuk mengantisipasi pasukan Jepang yang sewaktu-waktu bisa datang karena mereka, atas perintah pasukan Sekutu, telah melarang Bung Karno untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Esok harinya datang lima anggota polisi Jepang yang terkenal kejam dan brutal (Kempeitai) untuk menemui sekaligus bermaksud membawa Bung Karno ke kantor Kempeitai.

Oleh Kempeitai, Bung Karno dianggap telah bersalah karena memproklamasikan kemerdekaan RI secara sepihak.

Apalagi tindakan itu dianggap tidak sesuai dengan prosedur Sekutu yang dipercayakan kepada Jepang.

Melihat lima personel Kempeitai yang garang dan akan menangkap Bung Karno itu para pemuda pengawal pun segera bertindak.

Baca: Dibalik Seramnya Tragedi Black Hawk Down Ada Militer Malaysia yang Selamatkan Tentara AS

Baca: Tak Bisa Tahan Emosi Lalu Hajar Orang, Pria Ini Dijatuhi Hukuman Dua Tahun Penjara

Mereka dengan sigap melakukan pengepungan sambil mengacungkan senjata berupa kapak, golok, cangkul, dan bambu runcing.

Ketika melihat kapak, golok, dan cangkul kelima Kempeitai itu masih bersikap tenang.

Tapi begitu melihat senjata bambu runcing yang diacungkan, mereka menjadi ketakutan dan memilih kabur tanpa menghiraukan Bung Karno lagi.

(Sumber : Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Cindy Adams, Media Pressindo, 2014).

SUMBER: Intisari Online

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved