Kisah Heroik Gugurnya Komandan Pasukan Gerak Tjepat Dihujani Peluru Belanda di Hutan Irian Barat

Pasalnya lokasi pendaratan berupa hutan lebat dan banyak parasut pasukan PGT yang tersangkut di pohon-pohon tinggi

Editor: bandot
Intisari
Pasukan PGT di Hutan Rimba Papua 

Setelah sekitar setengah perjalanan mereka berhasil bertemu dengan Komandan Team Letnan Udara Satu (LU I) Manuhua yang saat itu masih tergantung di pohon.

Karena berada di posisi yang sangat tinggi, Manuhua yang berada dalam kondisi pingsan sangat sulit untuk diturunkan dan perlu waktu lama.

Lagi pula selama tiga hari tergantung di pohon kondisi fisik Manuhua pasti lemah dan kehilangan orientasi.

Semua personel PGT AU berusaha menemukan cara yang tepat dan aman untuk menurunkan Komandan Tim yang masih dalam kondisi pingsan itu.

Dengan berbagai cara termasuk menyambung-nyambung tali dan menaiki pohon besar dan tinggi, Manuhua akhirnya bisa diturunkan tapi badannya belum berhasil mencapai tanah.

Karena tali yang digunakan tidak cukup, Manuhia yang sudah siuman tapi badannya masih lemah dan pikiran yang kurang fokus terpaksa menjatuhkan diri ke tanah pada ketinggian sekitar enam meter.

Baca: Datang ke Markas Marinir dan Disambut Denjaka, Jenderal AS Kaget Lihat Aksi Pasukan Elite TNI AL

Akibatnya salah satu kakinya keseleo dan jalannya pun pincang. Bersama Komandan Tim, personel PGT yang kini hanya terdiri dari regu kecil harus melanjutkan perjalanan sambil mencari rekan.

Di tengah kepungan hutan lebat dan kehilangan orientasi serta perbekalan yang makin menipis, keinginan untuk menemukan rekan kini menjadi semakin sulit.

Untuk sementara mereka meredam keinginan bertemu dengan pasukan Belanda dan bertempur mengingat kekuatan yang tidak seimbang.

Setelah dua minggu menyusuri hutan belantara Irian Barat, ternyata baru berhasil terkumpul 12 personel.

Kesulitan untuk menghubungi rekan-rekan makin sulit karena radio komunikasi PRC-88 rusak akibat penerjunan.

Selain ini kesulitan lain juga muncul.

Setelah bekal makanan habis, upaya untuk menemukan koli-koli logistik yang diterjunkan juga belum berhasil.

Maka untuk mempertahankan hidup mereka melaksanakan taktik jungle survival yang didapat selama pelatihan.

Baca: Ketika Kopassus dan Marinir Siap Saling Serang, Beruntung Ada Benny yang Melerai

Pohon-pohon sagu, bonggol pisang, pakis dan daun-daun muda menjadi menu survival sepanjang hari.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved