Karier dan Perusahaan ''Besutan'' Sandiaga Uno, Triliunan, Ternyata Harta Lebih Banyak dari Prabowo
Krisis moneter 1997 mengakibatkan perusahaan tempat Sandiaga bekerja bangkrut. Dia tidak bisa lagi meneruskan pekerjaanya, lalu ...
Melansir Kompas.com, berdasarkan laporan harta kekayaan KPK pada 20 Mei 2014, Prabowo memiliki total harta kekayaan Rp 1,6 triliun dan USD 7,5 juta atau sekitar Rp 105 miliar (kurs Rp 14.000).
Dalam laporannya itu, Prabowo tercatat punya tiga peternakan dengan nilai sekira Rp 12 miliar.
Prabowo juga punya kepemilikan saham 26 perusahaan dengan nilai Rp 1,5 triliun.
Pada Mei 2009, Prabowo juga sempat melaporkan harta kekayaannya kala mendampingi Megawati yang maju Pilpres 2009. Saat itu, total hartanya sekira Rp 1,57 triliun dan 7,57 juta Dollar Amerika.
Pada Pilpres 2019, dua pebisnis, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, bersanding menjadi capres dan cawapres.
Menguak karier dan bisnis Sandiaga Uno
Sandiaga Salahuddin Uno lahir di Pekanbaru, Riau, 28 Juni 1969. Dia memulai usahanya setelah sempat menjadi seorang pengangguran ketika perusahaan yang mempekerjakannya bangkrut.
Dituliskan di situs wikipedia, bersama rekannya, Sandiaga mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor. Usaha tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain.
Pada 2009, Sandiaga tercatat sebagai orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes. Pada 2011, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Dia menduduki peringkat ke-37 dengan total kekayaan 660 juta Dollar Amerika.
Pendidikan dan perusahaan
Riwayat pendidikan Sandiaga Uno menarik ditelusuri. Sandiaga lulusan Universitas Negeri Wichita, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude.
Kariernya diawali sebagai karyawan Bank Summa pada 1990. Setahun kemudian, dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas George Washington, Amerika Serikat. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00.
Baca: Usai Pendaftaran Capres dan Cawapres 2019, IHSG Menguat Hingga 0,2 Persen
Pada 1993, dia bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura. Dia menjadi manajer investasi sekaligus di MP Holding Limited Group (mulai 1994).
Kariernya semakin moncer. Pada 1995, Sandi pindah ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd. dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan.
Tapi kariernya tak selalu lancar. Krisis moneter sejak akhir 1997 mengakibatkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Sandi pun tidak bisa lagi meneruskan pekerjaanya tersebut. Dia pulang ke Indonesia.