Ganas Berperang di Hutan dan Tanpa Senjata Usir Kapal Perang, Aksi Kopaska yang Disegani

Ranting, kayu dan akar-akaran bisa jadi senjata mematikan jika dipadukan dengan senjata atau peledak yang sudah ada

Editor: bandot
Tribunnews.com
Pasukan elite Kopaska yang terkenal dengan sebutan Hantu Laut 

TRIBUNJAMBI.COM - TNI Angkatan Laut patut berbangga memiliki Komando Pasukan Katak (Kopaska).

Kopaska merupakan satu diantara pasukan khusus yang dimiliki oleh marinir.

Begitu masyurnya pasukan ini hingga tentara Amerika pun berguru pada Indonesia.

Dikutip dari buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan oleh PT. Gramedia, Jakarta bekerja sama dengan Satuan Komando Pasukan Katak TNI AL tahun 2012

Kopaska adalah pasukan elite spesialis misi bawah air.

Pasukan khusus dengan kemampuan berderet.

Mulai dari demolisi bawah air, sabotase, pembebasan sandera, pengawalan VIP, gerilya dan antigerilya, terjun bebas, penyapu ranjau hingga intelijen.

Tepat jika disebut Kopaska adalah Navy Sealnya Indonesia.

Baca: 10 Menit Lumpuhkan Teroris, Inilah Empat Kemampuan Mematikan Yontaifib yang Setara Kopassus

Karena kecocokan itu, Navy Seal dan Kopaska rutin menggelar latihan bersama.

Dalam sesi latihan yang digelar, ternyata Kopaska jadi guru bagi pasukan Amerika tersebut.

Kopaska TNI AL
Kopaska TNI AL ()

Kopaska sangat berpengalaman berperang dalam hutan, memanfaatkan sumber alam untuk senjata.

Misalnya saja membuat booby trap alias jebakan dari bahan-bahan yang sudah ada di hutan.

Ranting, kayu dan akar-akaran bisa jadi senjata mematikan jika dipadukan dengan senjata atau peledak yang sudah ada.

Ternyata dalam peperangan modern, hal itu masih sangat menakutkan.

Untuk itu Navy Seal merasa perlu mempelajarinya.

Usai latihan, personel Kopaska pun layak mendapat brevet Trident Navy Seals kehormatan.

Karena itu jangan heran kalau melihat anggota TNI AL memakai brevet Navy Seals.

Tak Bersenjata Usir Kapal Perang Malaysia

Selain Navy Seal yang mengakui kedigdayaan Kopaska, tentara Malaysia pun pernah berkonflik dengan pasukan elite TNI AL ini.

Padahal hanya dengan ancaman singkat, tanpa kontak senjata satu pun.

Baca: Bak Film Captain Phillips, Kisah Denjaka, Kopaska dan Kopassus Selamatkan WNI Dari Tangan Perompak

Dikisahkan, peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2005, saat ketegangan RI-Malaysia di Blok Ambalat.

Saat itu pemerintah RI membangun mercusuar Karang Unarang yang terletak di titik terluar.

Upaya ini selalu diganggu oleh Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) maupun Marine Police.

Kopaska TNI AL
Kopaska TNI AL (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Mulai dari bermanuver yang menimbulkan gelombang, hingga menganiaya pekerja mercusuar.

Pada 1 April 2005, dua kapal TLDM dan Marine Police Malaysia buang jangkar di dekat mercusuar.

Upaya kapal patroli TNI AL KRI Tedong Naga mengusir mereka tak digubris.

Komandan KRI pun meminta bantuan dari personel Kopaska yang memang disiagakan di sana.

Serka Ismail meminta izin komandan Tim Kopaska Lettu Berny untuk meluncur ke Kapal Malaysia.

Lettu Berny mengizinkan.

Baca: Markas TNI Angkatan Laut Bergetar Karena Aksi Dua Orang Kopaska, Soekarno Sampai Terkagum-kagum

Namun dia meminta Ismail tak membawa senjata agar tak terjadi kontak tembak.

Serka Ismail melaju dengan motor boat bersama Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono.

Ismail memerintahkan motor boat itu melaju zigzag dengan kecepatan tinggi.

Tujuannya agar perhatian anak buah kapal (ABK) Malaysia tertuju pada motor boat.

Sementara itu Ismail melompat dan berenang senyap menuju kapal Malaysia.

Tanpa diketahui satu pun ABK, Ismail naik ke atas kapal.

Dia mendobrak pintu samping kapal sambil berteriak.

"Di mana kapten kapal," bentak Ismail hingga ABK Malaysia ketakutan.

Serka Ismail pun sempat membentak seorang petugas meriam kapal Malaysia.

Kapten Kapal keluar. Dengan nada tinggi Ismail bertanya apa keperluan kapal Malaysia di tempat itu. Sang kapten menjawab normatif, hanya menjalankan perintah.

"Baiklah kalau begitu. Daerah ini adalah wilayah saya (Indonesia). Jadi setelah saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak jangkar akan saya putuskan," sergah Ismail pada komandan kapal Malaysia.

Walau tak bersenjata, keberanian Ismail rupanya membuat nyali para ABK Malaysia ciut.

Begitu Ismail lompat ke perahu karet, kapal pertama langsung angkat jangkar dan kabur dari Karang Unarang.

Namun kapal kedua tak mau pergi. Serka Ismail dan Tim Kopaska segera melaju.

Aksi mereka dihalangi sehingga Ismail tak bisa naik kapal. Ismail segera menuju tali jangkar.

Dia berteriak sambil menggoyang-goyangkan tali jangkar."Kalau tidak pergi, tali jangkar ini saya ledakkan!!" ancamnya.

Berhasil... Aksi ini pun membuat kapal Malaysia meninggalkan wilayah Karang Unang.

Cukup tiga orang Kopaska untuk mengusir dua kapal Malaysia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved