Soekarno Ditodong Meriam Hingga Dibentak Tentara, Malah Nekat Lakukan Ini Tanpa Rasa Takut
Bahkan, Soekarno pernah dibentak oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) ia dianggap salah dalam mengambil keputusan.
Menurut Bung Karno, tindakan ini tidak bijaksana, karena para panglima yang memimpin gerakan itu berada dalam Istana bersamanya.
"Ini tidak ditujukan kepada Bung Karno pribadi," ujar Kolonel Abdul Haris Nasution, si pemimpin aksi Setengah Kup tersebut. Melainkan untuk menentang sistem pemerintahan. Bung Karno harus segera membubarkan parlemen," ucap salah satu pemimpin massa
Mendengar itu, mata Presiden Soekarno memerah. Sang proklamator marah.
"Engkau benar dalam tuntutanmu, tetapi salah di dalam caranya. Soekarno tidak akan menyerah menghadapi paksaan. Tidak pernah kepada seluruh tentara Belanda dan tidak kepada satu batalyon Tentara Nasional Indonesia!" katanya tegas
Nasution menyahut. "Bila ada kekacauan di negara kita, setiap orang berpaling kepada tentara. Tokoh-tokoh politik membikin peperangan, tetapi si prajurit yang harus mati."
Maka bagi Nasution, wajar jika dirinya dan serombongan orang yang dipimpinnya turut bicara tentang apa yang sedang berlangsung di negeri ini.
Bung Karno balik menggertak. "Mengemukakan apa yang terasa di hatimu kepada Bung Karno, ya. Tetapi mengancam Bapak Republik Indonesia, tidak! Jangan sekali-kali!"
Adegan berbalas pantun di atas dikisahkan langsung oleh Bung Karno dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, yang ditulis Cindy Adams.
Sejurus kemudian, Bung Karno meninggalkan Nasution. Dia melenggang menyambangi massa di luar Istana.
"Alih-alih gemetar ketakutan di bawah kekuasaan meriam-meriam lapangan, aku menatap langsung ke mulut-mulut senjata itu, dan tanpa rasa takut kulampiaskan kemarahanku pada mereka yang mencoba membunuh demokrasi dengan pasukan bersenjata," tandas Pemimpin Besar Revolusi Indonesia.
Seorang prajurit tampak terengah-engah. Kepada kawan-kawannya dia berkata,
"Tindakan kita ini salah. Bapak presiden tidak menyetujuinya.Yang lain tampak setuju.
Ada yang bersorak, "Bila bapak presiden tidak menyetujui cara ini, kita pun tidak setuju!"
Barisan itu pun membubarkan diri seraya bersorak-sorai. "Hidup Bung Karno!", "Hidup Bung Karno!".
Akibat perangainya, jabatan Nasution sebagai Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan dicopot, tapi tak lama dikembalikan lagi oleh Bung Karno.