Saat Ribuan Mayat Dibiarkan Membusuk, Diikat di Pohon Hingga Direndam
Kamu mungkin memiliki gagasan yang samar-samar, tapi beberapa orang memilih merealisasikannya untuk pengamatan nyata.
Para peneliti akan menyetor tubuh (biasanya telanjang, tetapi tidak selalu) di lokasi tertentu sesuai dengan jenis penelitian yang mereka coba lakukan.
Terkadang tubuh dibiarkan di bawah sinar matahari terbuka, namun kadang di tempat teduh, atau di rumput tinggi.
Peneliti kadang melindungi mayat dengan kawat agar terlindung dari burung, tapi kadang sengaja di tempatkan di daerah terbuka.
Baca Juga: 55 Kali Lolos dari Upaya Pembunuhan, Beginilah Kelincahan Mantan Kolonel yang Jadi Raja Albania
Untuk mengamati contoh mayat korban pembunuhan, peneliti juga memposisikan mayat dalam berbagai situasi.
Kadang ia ditinggalkan terendam di tangki air, diikat ke pohon, atau bahkan ditempatkan di dalam batang mobil.
Sementara itu, stasiun cuaca memantau semua faktor yang relevan termasuk suhu dan kelembaban dan peneliti bertugas memantau proses dekomposisi.
Bagaimana Tubuh Terdekomposisi
Ketika seseorang pertama kali meninggal, cairan di dalam sel mereka bocor dan bakteri akan mulai.
Bakteri kemudian mengubah cairan dan padatan di dalam tubuh menjadi gas yang menyebabkan tubuh membengkak.
Pada tahap ini, yang dicapai dalam beberapa hari setelah kematian, tubuh bisa membengkak menjadi hampir dua kali lipat dari ukuran sebelumnya.
Sementara itu, produksi bakteri sulfur juga memberi warna yang aneh, kekuningan pada tubuh.
Saat itulah lalat tiba dan bertelur yang akan menetas menjadi belatung untuk melanjutkan mengkonsumsi daging.
Kemudian, sekitar tiga hari setelah kematian, tubuh memasuki tahap pembersihan.
Ketika tubuh mengerut, ia mengeluarkan cairan yang sangat kaya nitrogen sehingga dapat mematikan rumput di sekitarnya dan meninggalkan area hitam.