Disebut Kampung 'Bule' Karena Selama 149 Generasi Memiliki Gen Putih

Salah satu kakek buyutnya adalah "orang kulit putih". Mereka telah tinggal di Desa Ciburuy, Kabupaten Bogor selama ratusan tahun.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Intisari Online
salah seorang warga desa Ciburuy, Nana Suryana bersama keluarga. 

Nana Suryana mengatakan ketika dia masih kecil, ayahnya menceritakan bahwa ratusan tahun lalu seorang pria kulit putih datang ke Ciburuy dan menyentuh perut seorang wanita hamil.

Ketika wanita itu melahirkan, anaknya berambut pirang dan berkulit putih. Sejak itu, setiap beberapa generasi, lahirlah anak-anak berkulit putih.

Kini orang albino di Ciburuy dikenal sebagai Walanda Sunda atau orang Sunda kulit putih.

Baca: Gerhana Bulan Total - Ini 7 Referensi Destinasi Wisata untuk Menikmati Blood Moon 28 Juli 2018

Seperti orang albino di mana pun, Walanda Sunda di Ciburuy sangatlah peka pada sinar matahari karena kurangnya melanin di kulit mereka.

Mereka mengalami risiko kanker kulit yang sangat tinggi, juga memiliki penglihatan yang buruk, mendekati kebutaan dalam beberapa kasus.

Stigma sosial karena terlihat berbeda, terutama dalam masyarakat yang warna kulitnya lebih gelap, juga menyebabkan banyaknya ejekan atau bullying.

Keponakan Nana Suryana, Rosanah (20 tahun) mengatakan dia harus berhenti sekolah karena tak tahan diganggu teman-teman sekelasnya.

Baca: MotoGP Ceko 2018 - Bawa-bawa Nama Valentino Rossi, Ini Harapan Andrea Iannone Musim Ini

Dia juga tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena tidak tamat sekolah. Dia kebanyakan bekerja di rumah. Dia tak tahu pasti apakah ingin menikah dan memiliki anak, karena takut nanti mereka memiliki kondisi yang sama.

"Kadang-kadang sulit menjadi orang kulit putih. Saya sering diejek di sekolah. Saya suka kesal," katanya.

Rosanah mengatakan harus berhenti sekolah karena suka diejek oleh murid-murid lainnya.

Bangga karena unik

Putri Nana Suryana yang berusia 14 tahun, Dewi Rasmana, mengalami situasi yang lebih mudah. Dia kini masih bersekolah.

Dia mengaku jarang mengalami ejekan. Namun dia harus selalu berlindung dari terik matahari, dan penglihatannya memburuk seiring dengan pertambahan usianya.

Tak jauh dari situ, Suryana (40 tahun) bekerja sebagai buruh bangunan. Dia mengenakan baju lengan panjang, kacamata hitam dan topi untuk menutupi kulitnya dari sinat matahari.

Suryana lahir dan dibesarkan di Ciburuy. Dia mengaku masih kerabat jauh Nana Suryana. Baik istrinya maupun kedua putrinya tidak ada yang albino.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved