Perbedaan Gamers dan Atlet eSports, sedang Tren di Millenials
"Kita mesti bisa bedakan antara gamers -mereka yang biasanya hanya main game tanpa tujuan- dan atlet eSports," ucap Eddy lagi.
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak orang belum bisa membedakan antara antara gamers dan atlet eSports. Meski sama-sama dunia virtual dan digemari millenials, namun itu berbeda.
Ketua Indonesia eSports Association (IeSPA), Eddy Lim, menerangkan perbedaan mencolok antara gamers dan atlet eSports, saat berada di acara bertajuk penyambutan eSports sebagai olahraga prestasi andalan pada masa depan di High Grounds Icafe, Jakarta Utara, Selasa (24/7/2018).
Bermain game kerap dianggap sebagai sesuatu yang negatif.
Padahal, cara pandang tersebut cuma karena minimnya pengetahuan.
"Main game selama ini dianggap racun," kata Eddy Lim.
"Kita mesti bisa bedakan antara gamers -mereka yang biasanya hanya main game tanpa tujuan- dan atlet eSports," ucap Eddy lagi.
Eddy Lim pun menjelaskan secara detail soal atlet eSports yang harus mempunyai sejumlah faktor penting dalam diri sendiri.
"Atlet eSports dipacu otaknya untuk game strategi bahkan otaknya aktif 110 persen sehingga mesti punya fisik prima jadi harus latian fisik," ujar Eddy Lim.
"Kedua, karena eSports merupakan permainan otak sehingga harus memiliki pengetahuan logic yang kuat, seperti bagus di matematika dan fisika karena itu akan mendukung prestasi mereka di eSports menjadi lebih bagus," tutur Eddy melanjutkan.
Eddy Lim juga menegaskan pentingnya pendidikan untuk atlet eSports.
"Jadi atlet eSports mengapa harus berhenti sekolah? Belum tentu yang berhenti sekolah akan menjadi juara," kata Eddy Lim.
Baca: Cawapres untuk Jokowi, Oesman Bilang dari 10 Nama Mengerucut ke Satu Orang
Baca: Nyaris Tembak Polisi, Dua Warga Muratara Terpaksa Didor
Baca: Tahapan Pendaftaran CPNS 2018, Peserta Pantau 5 Akun Resmi, Daftar Via sscn.bkn.go.id
"Pada usia 27 dan 28 tahun atlet eSports akan turun sehingga harus melanjutkan kehidupan dari bekal sekolah. Oleh karena itu, mereka memerlukan pengetahuan logic kuat supaya bisa juara," ucap Eddy menambahkan.
Terkait pengertian Olympism, Pelaksana Tugas (plt) Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia, Helen Sarita, memberikan keterangan.
"Olympism merupakan sebuah falsafah hidup, sebuah cita-cita yang menggabungkan olahraga, budaya, dan pendidikan," ujar dia.
"Olympism juga memiliki nilai-nilai Olimpiade, simbol dan elemen-elemen ikon Olimpiade lainnya," tutur Helen lagi.
Tertarik menjadi atlet eSports?
Baca: 660 Atlet Tanjab Barat, Beradu di Bupati Cup 2018
Baca: Video Detik-detik Ombak Pantai Selatan Terjang Bangunan dan Jembatan di Yogyakarta