Daging dan Ayam Mahal, Susi Pudjiastuti Bilang Saatnya Makan Ikan!

"Ayam mahal?? Daging mahal?? SAATnya makan IKAN!!! Lebih sehat, bebas cholestrol jelek, banyak omega yg bisa bikin kita lebih pintar

Editor: Suci Rahayu PK
KONTAN/FRANSISKUS SIMBOLON
Susi Pudjiastuti 

TRIBUNJAMBI.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti memberikan imbauan kepada masyarakat untuk makan ikan disaat harga daging ayam meroket.

Hal itu ia sampaikan melalui cuitan di akun Twitternya @susipudjiastuti, Selasa (24/7/2018).

Baca: Saat Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018, Keberuntungan akan Berpengaruh ke 3 Zodiak ini, Apa Saja itu?

Susi meminta masyarakat untuk makan karena karena lebih sehat dan bebas kolesterol.

"Ayam mahal?? Daging mahal?? SAATnya makan IKAN!!! Lebih sehat, bebas cholestrol jelek, banyak omega yg bisa bikin kita lebih pintar & sehat!!!!," cuit @susipudjiastuti.

Cuitan itu pun mendapat beragam komentar dari netizen.

"Kalo ga suka ikan bagaimana bu?," tanya akun @adytyagio yang dijawab langsung oleh Menteri Susi.

"Bodoh namanya," jawabnya diikuti emoji tertawa.

Beberapa warganet mengungkapkan kalau harga ikan juga mahal, sama seperti daging ayam.

"Ikan laut mah sama aja mahal bu," komentar akun @RoqiyulMSyam.

"Duhhhh jangan malas cari tahu dong!! ikan laut tongkol, layur, berasan, kakap hitam, dll.. Harganya dibawah Rp 30.000.. Atau sambil berekreasi mancing.. Hati senang ikan dapat," jawab Menteri Susi.

Salah seorang warganet bahkan mengungkapkan kalimat candaan pada Menteri Susi.

Baca: Urus Sertifikat Prona Bayar Hingga Jutaan Rupiah, Kepala BPN Merangin Kecewa

"Gak bisa makan ikan bu, tulangnya suka ketelen, nyangkut di tenggorokan, sakit bangeeeet. Daging ayam aman gak ada tulang," komentar akun @ElanM8.

"Ahhh alasan saja.. Ikan bikin sehat & pintar!!!!," ujar Menteri Susi.

Harga daging ayam tembus Rp 50 ribu

Diberitakan sebelumnya, harga daging ayam di sejumlah daerah masih terpatok tinggi, bahkan sempat menyentuh Rp 50 ribu per kilogram.

"Dulu mah yang kecil paling harganya Rp 25 ribu, sekarang saya jual Rp 35 ribu. Kalau buat yang gede saya aja udah keluar modal Rp 53 ribu, bingung juga mau jualnya gimana," kata Njen, pedagang ayam potong di Pasar Swasembada Timur, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (22/7/2018).

Hal serupa juga terjadi di Pasar Beringharjo, Yogyakarta.

Salah satu pedagang daging ayam potong di Pasar Beringharjo, Partini mengatakan kenaikan ayam terjadi secara bertahap.

"Kemarin itu Rp 40 ribu, lha kok sekarang udah langsung naik lagi jadi Rp 50 ribu per kilogram. Sebelumnya lagi harga Rp 38 ribu. Jadi awalnya Rp 38 ribu terus naik lagi jadi Rp 40 ribu terus sekarang naik jadi Rp 50 ribu," kata Partini, Senin (23/7/2018), dilansir dari TribunJogja.com.

Kelangkaan dan meroketnya harga daging ayam disebabkan karena beberapa faktor.

Menurut pengelola kandang ternak ayam potong di Gowasari, Pajangan, Bantul, Adnan, kelangkaan tersebut disebabkan karena faktor cuaca dan pengurangan DOC (bibit ayam) dari perusahaan mitra.

Adnan menambahkan, cuaca pada musim pancaroba saat ini tidak stabil sehingga ada banyak ayam dari peternak yang mudah terserang penyakit dan akhirnya mati sebelum panen.

Akibat kenaikan harga daging ayam tersebut, banyak pedagang akhirnya memilih untuk tidak berjualan.

Misalnya yang dilakukan seorang pedagang daging ayam di Pasar Kebonpolo, Magelang, Maesaroh.

Ia turut serta dalam aksi mogok berjualan karena pasokan dari peternak yang sulit.

Baca: Ketika Pasukan Elite 3 Negara Persemakmuran Inggris Dibuat Malu Marinir TNI AL Zaman Soekarno

"Pasokan ayam pedaging dari peternak berkurang, harganya juga mahal sekali. Kami tidak bisa menjualnya lagi ke konsumen dengan harga yang terlalu mahal," ujar Maesaroh, dilansir TribunJakarta.com dari Kompas.com.

Menurutnya, para pedagang tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi ini.

Karena itu, mereka memilih untuk tidak berjualan sementara waktu.

Hingga saat ini pun masih belum bisa diprediksi kapan harga ayam potong kembali normal.

(TribunJakarta.com/Rohmana Kurniandari)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved