Harga Ayam Melambung
Ini Penyebab Daging Ayam Meroket, Agustus Diprediksi Kembali Normal
Harga daging ayam Di Provinsi Jambi saat ini meroket. Kepala Dinas Ketahana Pangan Provinsi Jambi,
Penulis: Muuhammad Ferry Fadly | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribunjambi.com Fadly
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Harga daging ayam Di Provinsi Jambi saat ini meroket.
Kepala Dinas Ketahana Pangan Provinsi Jambi, Amir Hasbi mengatakan memang harga daging ayam saat ini melonjak naik. Ini disebabkan oleh penurunan produksi ayam potong di kalangan produsen yang juga menurun drastis. Penurunan terjadi sekitar 40 persen dari biasanya.
"Terkadang sampai 15 ton produksi ayam potong. Saat ini menurun sampai 40 persen, Sehingga stok di pasaran sekarang sedikit," katanya, Jumat (20/7).
Baca: Harga Pecel Ayam Naik Rp2.000/porsi. Pembeli Lebih Memilih Ikan
Penurunan produksi itu, juga merupakan dampak dari libur panjang beberapa waktu lalu sebelum lebaran, ketika libur panjang tersebut, produsen juga tak memproduksi secara maksimal, karena karyawannya juga banyak yang libur.
"Ada empat produsen ayam potong di Jambi, semuanya seperti itu, Dengan permintaan yang tinggi, namun pasokan berkurang tentu harga melejit," katanya.
Saat ini, dengan produksi bulan Juli yang terbatas, harga jual daging ayam potong di tingkat produsen sudah mencapai Rp 25 ribu perkilogram ayam utuh.
Sehingga sampai ke pengecer, harga ayam potong paling rendah sudah di angka Rp 55 ribu/kilogram.
"Di tingkat produsen sudah Rp 25 ribu, tentu di pengecer semakin mahal dijual ke pembeli," jelasnya.
Amir mengatakan, tidak ada solusi konkrit yang bisa dilakukan dalam jangka pendek ini.
Baca: Sidang Dugaan Money Politics Juga Hadirkan Saksi dari Dinsos Kota Jambi, Ini Status Endang
Baca: Siapakah Didik yang Membagikan Uang Rp 50 Juta? Ini Keterangan Endang dan Maulana
Masyarakat diharapkan bersabar hingga harga kembali normal, untuk produksi bulan Agustus nanti, diprediksi daging ayam potong sudah kembali normal. Sehingga harga jual daging ayam potong di pasaran juga sudah kembali normal.
"Libur panjang sudah usai, produksi kembali normal, Ketika libur panjang, selain produksi sedikit, masyarakat banyak mengadakan pesta, syukuran. Sehingga permintaan semakin tinggi, sementara produksi semakin rendah," tandasnya.